Lewat tulisan ini aku
ingin mengucapkan terima kasih untukmu. Untukmu yang mendoakan kesembuhan dan
kesehatanku. Untukmu yang selalu ada dalam sakitku dan untukmu yang masih
peduli padaku dan menguatkankanku
Untuk Ayah, Ibu, Faisal dan Farid Kalian
berempat adalah harta bagiku. Kalian selalu ada untukku. Ayah, terima kasih
telah memberikan asuransi atas namaku hingga aku mendapatkan pelayanan terbaik
dalam penyembuhan sakit ini. Aku merasakan yang pernah Ayah rasakan. Meski apa
yang Ayah rasakan tentu lebih sakit daripada rasaku. Ayah, semoga sehat selalu.
Mbak Rizza sayang Ayah!
Ibu, terima kasih telah
merawatku. Terima kasih telah mendengarkan rintihanku. Kalau tak ada motivasi
dari ibu, mungkin aku tak akan pernah berani operasi, tak akan pernah berani
dipasang kateter. Bu, ternyata begini ya rasanya sakit setelah caesar
melahirkanku 22 tahun lalu? Bu, tentu rasa yang Ibu rasakan lebih nyeri dari
rasaku. Karena luka bekas operasi caesar tentu lebih lebar. Bu, aku juga amat
menyayangimu!
Adik-adikku. Faisal dan
Farid. Kalian sudah membantuku dengan sangat baik. Terima kasih sudah mau
kusuruh-suruh mengambilkan sesuatu. Tak kusangka kalian mau, biasanya mana
pernah kalian mau kusuruh? Aha, justru kalian yang sering minta bantuanku. Tapi
tak apalah, karena aku sakit begini, kalian jadi makin sayang padaku kan?
Jangan dijahilin lagi ya Mbakmu ini, kali ini tentu saja aku tak bisa
berteriak-teriak dan nguber kalian seperti dulu, jadi selamanya tetaplah jadi
adik-adikku yang penurut dan baik padaku seperti saat ini ya. Aku sayang kalian
kok meski kalian bregudul. Cuma
kalian dan ayah ibu yang membuatku semangat melakukan sesuatu hal. Aku ingin
menjadi putri dan kakak yang baik untuk kalian. Aku mencintai kalian karena Allah.
Untuk kakak-kakak
sepupuku Mbak Ana, Mbak Nia, Mbak Yeti,
Mas Wawan, Mbak Ita, Mbak Een, Mbak Ulfa dan Mbak Rahma terima kasih atas doa-doanya untukku.
Anak-anak kecil yang kalian bawa ke rumah sakit kala itu benar-benar membuatku
terhibur. Doakan aku lebih sehat lagi ya..
Untuk Mas
Fahri, jujur aku tergetar membaca tulisanmu tentangku. Aku baru
membacanya beberapa hari setelah di rumah. Aku terharu, sangat! Terima kasih
telah meluangkan waktu untuk menulis tentang diriku, lewat tulisan itu kamu
berusaha mengabarkan pada anak-anak FLP tentang kondisiku saat ini. Lewat
tulisan itu pula, aku jadi tahu bagaimana mata orang lain memandang dan menilai
diriku. Aku speechless membaca dari
mulai judul sampai kalimat penutupmu. Aku tak menyangka seperti itulah aku
dimatamu.