Zy, belum tidur?
Malam menjelang pagi disini Zy, bagaimana dengan kotamu? Apakah pejantan berkokok hebat seperti disini? ini malam kelima sejak aku tak lagi bisa tidur tepat waktu, ada apa? Mengapa aku insomnia? Apakah kau baik-baik saja? Ah tidak-tidak.. aku tak boleh berpikiran macam-macam tentangmu, kau pasti baik-baik saja. Insomniaku bukan karenamu, atau karena siappaun. Mungkin saja aku yang malas berangkat tidur.
Kau tahu, aku sekarang sudah punya kamar baru. Sebuah kamar yang tak lagi pengap dan sesak seperti dulu. Pun rumah, rumahku sendiri, bukan rumah yang kutinggali berjejal milik seorang perempuan paruh baya. Bu Ani namanya. Bagaimana ya kabar dia sekarang? Masihkah secerewet dahulu atau menjadi pendiam? Ah, mana mungkin, setahuku, semakin tua usia seseorang, semakin cerewetlah dia. Haha, untung saja aku sudah pergi.
Zy, bagaimana proyekmu? sudah selesai? atau menggantung, atau malah telah kau buang. Ah, kau selalu begitu Zy, tak pernah mau berubah. Kau bukan lelaki bodoh, kau juga bukan lelaki pengecut, hanya saja aku tak tahu, kenapa kau tak pernah serius menggarap proyekmu. Bukankah itu impianmu dan ayah ibumu? Sayangnya, kau masih saja asyik dengan dunia malammu. Cari angin segar begitu katamu. Segar kau bilang? Angin malam itu sumber penyakit, harus berapa kali aku katakan, jangan begadang! jangan keluyuran, jangan nongkrong! Pulang!