Saya bertemu Hana sejak dua hari sebelum Ramdhan, waktu itu adik sepupu saya yang mengajak saya bertemu dengan dia. Awalnya saya merasa dia adalah perempuan dewasa yang biasa-biasa saja. Saya akui dia begitu anggun dengan jilbabnya dan ketika saya menatap wajahnya dan melihat sikapnya saya menemukan hal lain. Hana adalah sosok perempuan yang sabar, cerdas dan peduli
Saya semakin tertarik dengan dia, apa lagi yang bisa saya
pelajari dari sosok wanita satu ini? Saya begitu kaget ketika melihat dia
membuka blog pribadinya. Mengetik kalimat-kalimat yang mempesona, saya baru
tahu, ternyata Hana seorang penulis juga. Sepertinya laptop sudah menjadi
sahabatnya.
Hana adalah pribadi terbuka, pribadi peduli pada apa saja.
Ia menerima siappaun yang menginginkan nasehatnya, atau sekedar meminjam
kupingnya untuk mendengarkan saja. Siapapun itu, mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa, dari orang lain hingga sahabat terdekatnya. Apapun yang ia alami,
apapun yang dikisahkan orang padanya, maka ia akan menuliskan di blog
pribadinya itu. Blog itu sudah seperti sahabatnya. Tempat ia menceritakan
kembali apapun yang ia hadapi dalam hidupnya. Tulisan-tulisan yang ringan,
berisi intisari hikmah dari kisah-kisah yang pernah dialami atau didengarnya. Siapapun
yang membacanya pasti mendapatkan suntikan semangat dan solusi atau paling
tidak nutrisi hati.
Ia pun terbuka bagi siapa saja yang ingin berbagi cerita
dengannya secara pribadi, meski jauh, tidak saling kenal dan tak pernah bertemu,
Hana membuka emailnya untuk menerima cerita-cerita itu. Ia pun dengan telaten
membalasnya satu persatu.
Tak ayal blognya begitu banyak dikunjungi, banyak yang
membaca tulisan-tulisan inspiratifnya, apresiasi dari tulisan itu, puluhan
komentar diterimanya di bawah posting tulisannya. Diskusi pun terbangun dari
banyaknya apresiasi itu. Luar biasa!