Sabtu, 22 November 2014

AKU MENUNGGUMU MAS




Entah ini suratku yang keberapa, aku sudah lupa, surat yang ke… banyak! Aku minta izin untuk memanggilmu Mas ya? Karena kalau Kang, Kangmas, Cak, Kak, rasanya tak enak. Aku tak terbiasa. Di rumahku, di Kediri sana. Ibuku selalu memanggil ayahku dengan “Mas Nasir”, adikku paling bungsu memanggil adik tengahku, “Mas Faisal”, begitu juga bulik-bulikku, semua memanggil suaminya dengan sebutan Mas. Jadi kupanggil kau Mas saja ya? Mas…. Ah, siapa namamu?

Mas, akhir-akhir ini aku merasa cemburu sekali kalau ada teman mau menikah. Memberi undangan pernikahan, memasang foto pernikahan di facebook, atau berfoto dengan suami dan bayi kecil mereka. Aku ingin seperti mereka. Kita kapan ya Mas?

Mas, perlu kamu tahu aku disini menunggumu. Menunggumu meminangku, menikahiku dan menjadi ayah bagi anak-anakku. Apakah ini berarti aku pasif dan hanya ingin menunggu? Tidak Mas! Aku bukan perempuan pasif! Kalau aku mau, aku bisa jatuh cinta pada banyak lelaki selama ini. aku punya banyak teman lelaki dan mereka semua baik padaku. Bukankah perempuan selalu luluh jika ada lelaki yang baik padanya? Begitupun aku, karena aku juga perempuan. Tapi aku berusaha agar aku tak mudah jatuh cinta dengan hanya di’iming-imingi’ kebaikan itu. Salah-salah nantinya aku hanyalah korban dari perasaanku sendiri yang mengartikan lebih kebaikan itu. Aku tak mau seperti itu Mas, aku tak mau!



Mas, aku yakin dimanapun kamu berada sekarang, siapapun namamu. Kamu juga sedang mengalami hal yang sama sepertiku: Memendam rasa, memendam rindu. Mas, aku merindukanmu! Apakah kamu tahu? Aku percaya, jika kamu jodohku, kamu akan jatuh cinta padaku. Meski aku tak secantik yang lain, meski aku tak sesempurna yang lain, meski aku sederhana, cerewet dan suka grusa-grusu kamu tetap jatuh cinta padaku. Kamu sendiri tak tahu, atas dasar apa kamu mencintaiku. Cinta ya cinta saja. Tanpa alasan dan tak perlu dijejelaskan panjang lebar.
  
Barangkali kamu orangnya pendiam sehingga Allah menjodohkanmu denganku yang cerewet ini. Barangkali kamu orangnya santai seperti di pantai sehingga Allah memeberimu aku yang selalu ingin cepat selesai, cepat ganti pekerjaan yang lain. Barangkali kamu orangnya sabar betul  sehingga Allah menjodohkanmu denganku yang gampang sekali marah. Barangkali kamu orangnya suka berantakan dan (agak) jorok sehingga Allah menjodohkanmu denganku yang suka rapi dan bersih. Dulu aku jorok juga sih Mas, tapi sekarang aku sadar, jadi orang jorok itu menjijikkan. sekarang aku sudah tobat. Jadi lebih rajin, bersih dan rapi. Barangkali kamu orangnya nggak suka pedas sehingga Allah menjodohkanmu denganku yang cabeholic ini, bagaimana tak penyuka pedas, lha cabe nandur dewe haha. Aku anak petani Mas, petani desa di Kediri sana, atau barangkali kamu bukan anak petani? Pedagang, wirausaha rumahan, pegawai kantoran atau pengusaha besar? Apapun pekerjaan orang tua kita Mas, tak penting. Yang penting, nanti kita bisa menjadi pasangan yang mandiri. Siap?

Mas, jujur saja, aku belum pernah menjalin hubungan special dengan satu lelaki pun. Pacar? Ah, tak ada yang melirikku. Lagipula, aku juga tak mau kok terlibat pacaran. Sejak MTs kelas 1 aku paham kalau pacaran itu tak dibenarkan dalam Islam, untuk itulah aku berkomitmen kalau aku tak akan pacaran. Alhamdulillahnya, selama ini tak ada lelaki yang mendekatiku, apalagi ngajaki aku pacaran! Ah, cerita seperti itu hanya kutahu di FTV picisan. Alhamdulillah! Alhamdulillah!

Apakah aku iri dengan mereka yang pacaran? Tidak! Aku tidak iri dengan yang pacaran, aku iri dengan mereka yang telah menemukan belahan jiwa untuk diajak bersama hidup dalam pernikahan. Kapan kamu menemukanku dan aku menemukanmu ya Mas?

Mas, sebagai lelaki, kamu pasti sangat tersiksa dengan penantian ini kan? Pasti sudah banyak perempuan-perempuan imut yang menggodamu, minta tolong kamu jemput, minta tolong kamu angkatin barang-barangnya, menembakmu lebih dulu barangkali, mengirimi kamu surat rahasia, diam-diam stalking di akun facebookmu, komen-komen nakal di statusmu. Atau ada pula yang cari perhatian terus padamu, sms-sms menggodamu atau mengajakku jalan.  Barangkali kamu pernah tergoda dan jadian dengan mereka. Kalian pacaran. Kamu dan dia pernah mengikat kesetiaan. Kamu jatuh cinta padanya dan dia mencintaimu.

Saat kamu bertemu denganku, ceritamu dengannya sudah menjadi masa lalu. Kamu dan dia sudah selesai. Kamu bahkan sudah bisa tenang dengan banyaknya perempuan yang menggodamu. Kamu tak akan galau lagi jika ada perempuan yang menggodamu atau mengungkapkan cintanya padamu. Karena kamu menganngap mereka terlalu berlebihan padamu dan kamu menganggap mereka belum dewasa sebagai seorang wanita. 

 Aku tak akan cemburu Mas, aku tak akan cemburu dengan masa lalumu itu dan juga perempuan imut, cantik, dan tak bisa kamu lupakan di masa lalumu. Aku malah berterima kasih pada Allah, karena mempertemukanmu dengannya. Paling tidak, dengannya kamu mulai merasakan bahwa kamu adalah lelaki yang meyukai perempuan, dengannya kamu mulai merasakan nikmatnya disukai dan menyukai. Sampai akhirnya waktu membawamu bertemu denganku. Saat itulah kamu sadar, kenapa dulu kamu harus bertemu dengannya lalu berpisah. Kenapa kamu digoda banyak perempuan tetapi tak satu pun yang menarik di hatimu. Karena ada aku di masa depanmu, yang melengkapimu lebih dari perempuan manapun.

Bukankah setiap pagi selalu menawarkan kesempatan baru? Bukankah setiap orang berhak atas perjalanan yang lebih menjanjikan untuk dijalani kemudian? Mas, aku percaya. Kamu dan aku akan saling ada, untuk hidup kita di masa depan. Aku sangat suka dengan kalimat ini. Kalimat ini yang melatihku untuk mengelola rasa cemburu. Kalimat milik Habibie dan Ainun. “Masa laluku adalah milikku, masa lalumu adalah milikmu, tapi masa depan adalah milik kita”

Jika setiap hari kamu harus sekuat tenaga menjaga matamu agar tak mudah tergoda oleh desiran perempuan mempesona, aku juga Mas, setiap hari aku harus menjaga, agar aku hanya untukmu saja. Tangan ini, tubuh ini, perasaan ini. Ingin utuh kupersembahkan untukmu nanti.

Jika setiap malam kamu merasa kesepian, dan bertanya, “Bosan tidur sendirian, kapan ada istri yang menemani?” lalu kamu memeluk guling erat-erat. dan berusaha menutup mata agar segera lelap. Begitu pun denganku, setiap malam, jika sedang tak capek betul, aku sering tak bisa tidur, hanya kedip-kedip menatap langit-langit kamar kosku dan untuk sejenak aku terpikir dirimu. Seandainya kita sudah bertemu pasti malam sebelum tidur begini akan menjadi sesi diskusi yang seru. Cerita hal lucu atau rencana hari esok. Atau aku akan bertanya, “Mas, ingin dimasakkan apa besok?”

Aku sudah belajar banyak menu masakan lho Mas, aku sudah belajar bikin kue-kue. Alhamdulillah, disela waktu kuliahku kini, aku membuat kue untuk dijual atau memenuhi pesanan. Alhamdulillah ya, ternyata hobi masakku nggak sia-sia. Semua ini juga untukmu. Aku tahu, lelaki sepertimu kelak akan sangat suka jika tiap hari ada yang memasakkanmu. Makanmu lahap sekali, dan semua yang kumasakkan untukmu tandas! Dan setelahnya, aku akan tersenyum lega. Tak ada yang melegakan bagi seorang perempuan yang memasak kecuali masakannya enak dan habis Mas!

Mas, tak apa, mungkin sekarang kita sedang berkutat dengan buku-buku, laptop, pekerjaan yang butuh perjuangan namun kadang membosankan dan juga kerinduan yang menyesakkan. Tapi yakinlah Mas, Allah tak akan mengingkari janjinya untuk menyatukan kita dalam pernikahan. Aku percaya itu!

Bersabarlah Mas, bersabarlah diriku. Bahwa semua perasaan yang belum kita luapkan ini akan menemui muaranya. Menjumpai akhir yang kita tunggu sebagai pesta perayaan. Jika menahan diri untuk tidak membuka hati pada sembarang orang adalah puasa, berjumpa denganmu jadi momen berbuka yang telah ditunggu sekian lama.

Sampai hari itu datang, jangan lelah untuk terus berjuang. Meski tak bersisian, ketahuilah kau tak pernah sendirian. Padamu, yang kuyakini telah ditakdirkan namun tetap perlu diperjuangkan. Aku dan kamu sama-sama memperjuangkan kebaikan diri kita. Untuk anak-anak dan kehidupan kita nanti. Aku menunggu Mas, siapa namamu? apakah kita sudah pernah bertemu?

Salam
Rizza Nasir








3 komentar:

  1. Assalam.Wr.Wb. Maaf mbak kalau saya boleh komentar Tulisan2 di blognya bagus semua...kapan2 bisa sering2 tentang menuliskah? Oia kenalkan My Name Is Adid Anak Aceh yang terdampar ke Pulau Jawa sekarang Study di UMM malang..main2 ke blog saya klik Sangtrainermuhammadhadidimeraihmimpi.blogspot.com dan muhammadhadidimagisterilmuhukum.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Adid. Salam kenal ya
      Kalau mau sharing silahkan hubungi nomer handphone saya

      Terima kasih

      Salam
      Rizza Nasir

      Hapus