Jumat, 28 Maret 2014

PRIMARY FARABI DAN PAK AMAR




Hari Kesembilan, Kamis, 6 Maret 2014
            Kelas hari ini adalah kelas Farabi, boys class. Dengan materi English dan Art & Craft. Selayaknya mata pelajaran lain yang disampaikan menggunakan bahasa Inggris. Dua pelajaran ini pun begitu. Anak-anak begitu fasih berbahasa Inggris.
            Kelas ini kelas lelaki. Agak susah dikondisikan. Meski begitu mereka masih mengikuti pembelajaran dengan baik. Hari ini agendanya adalah membuat anyaman. Anyaman dari kertas berwarna. Meski laki-laki, ada beberapa siswa yang mengerjakannya rapi sekali.





            Malam ini, mungkin aku akan lebih banyak bercerita tentang Pak Amar. Beliau adalah guru di Sekolah Adni, kami berjumpa tidak sengaja, di persimpangan antara kantor dan sekolah. Dalam perbincangan singkat itu, beliau mengundang kami untuk main ke rumahnya. Awalnya kami sangsi namun setelah pulang sekolah kami menyanggupinya.

            Sebelum berangkat ke rumah beliau yang terletak di Kampung Pandan, kutelepon beliau menggunakan hape Najib, mengutarakan niat kami ingi silaturahim. Beliau malah melarang “Jangan kesini sendirian, kalian belum paham daerah sini, apalagi naik taksi. Mahal. Nanti kalo ada massa (waktu) saya nak (ingin) kesana” 

 
            Setelah sholat Maghrib tadi, aku diajak Farida untuk membeli nasi goreng. Sebenarnya aku tidak lapar, tapi apa salahnya menemani dia? Hitung-hitung jalan-jalan dan beli pulsa. Pulsaku sudah habis. Betapa kagetnya aku saat kembali ke penginapan, ada Pak Amar disana! Berbincang dengan Pak Trio, Najib dan teman lainnya. Beliau kesini?

            Ternyata beliau bermaksud menjemput kami untuk berkunjunjung ke rumahnya. Ya Rabb. Baik sekali beliau ini. Tamu tapi dijemput.Kami diajak mampir ke kedainya. Kedai yang sangat sederhana, berjualan jamu racik, pulsa juga menerima jasa pengiriman uang ke Indonesia. 

            Bertemu dengan istrinya yang kalem, di usianya yang tak lagi muda masih tampak gurat kecantikannya. Mereka berdua asli Lamongan dan orang-orang yang tinggal di daerah ini banyak didominasi orang Indonesia. Pantas saja, sejak tadi Pak Amar berbicara bahasa jawa! Orang Indonesia ada di setiap sudut Malaysia.

            Setelah menghabiskan setangkup burger telur yang dibelikan istri Pak Amar di pinggir jalan. Kami diajak menaiki mobil untuk ke rumahnya. Rumah beliau adalah apartemen lawas yang dimiliki dengan sistem sewa. Berisi tiga kamar. Cukup besar. Balkon yang langsung menghadap petronas, jika tirai disibak. Petronas langsung tampak, meski kecil sekali.

            Pak Amar bercerita banyak hal. Tentang awal mula beliau ke Malaysia, tentang pekerjaannya yang lebih suka wiraswasta daripada guru. “Guru itu sampingan, meski gajinya pasti, tapi saya lebih suka yang penuh kejutan. Kalau wiraswasta begini kan min haitsu la yahtasib kadang-kadang banyak, kadang-kadang sedikit. Lebih menantang” itu yang beliau katakan. 

            Rasanya beliau ingin mengeluarkan semua makannan yang ada di rumahnya, menawari kami banyak hal, dari mulai cemilan sampai minuman. Beliau banyak stok makanan Indonesia. Dari mulai Marimas sampai kacang telur. Kami sudah kenyang dengan burger tadi. Akhirnya kurmalah yang kami pilih, kebetulan ini sisa umroh.

            Entah kenapa, aku merasa Pak Amar dan istrinya seperti orang tua sendiri, sangat dekat. Padahal kami baru kenal sehari. Mungkin karena mereka yang sangat perhatian. Maklum saja, mungkin mereka rindu dengan anak. Ketiga anak mereka tinggal di asrama dan baru pulang saat liburan tiba.

            Sebelum pulang, kami diberi minyak wangi yang beliau beli dari Arab. Semua ini, bahkan penjemputan beliau ke penginapan adalah min haitsu la yahtasib bagi kami. Ah Pak Amar, Terima kasih untuk hari ini. Semoga kami bisa memenuhi undangan makan nasi biryani dengan teman-teman  seperti yang njenengan utarakan.
           
 
Pelajaran hari ini:
ü  Kadang sesuatu yang sudah pasti ada atau diterima seperti : Gaji tetap justru tidak membuat orang bahagia. Banyak orang lebih suka sesuatu yang tidak pasti, menantang dan penuh kejutan
ü   Min haitsu ka yahtasib datang dari arah yang tidak disangka-sangka.
ü  Selama kita memposisikan diri sebagai anak. Kita akan menemukan orang tua, dimana pun tempatnya.
Hari Selanjutnya:
Team Teaching Dan Perpisahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar