Hari
Kedua Belas, Minggu, 9 Maret 2014
Hari
ini kami menghadiri lamaran anak seorang ibu yang dikenal Ana di pesawat. Oh
begini rupanya adat lamaran orang Malaysia. Ada semacam singgasana kecil untuk
mempelai wanita. Bersandingan dengan hantaran yang dibawa mempelai pria.
Sayangnya kami datang saat prosesinya sudah selesai, jadi kami tidak tahu
detail bagaiman perbedaannya antara lamaran di Malaysia dengan lamaran di
Indonesia. Dari hantarannya pun hanpir sama.
Dua
hal yang menurutku berbeda dengan adat Indonesia, khususnya Jawa yakni tentang
souvenir untuk para tamu. Souvenir tersebut
adalah telur rebus yang dihias sedemikian rupa dan dibagikan satu persatu. Doa
bersama dilakukan tetua sebelum kami mulai prasmanan hidangan ala arab. Doanya
pun dilagukan mirip puji-pujian.
Batu
Caves, Alhamdulillah bisa sampai puncak!
Batu
caves adalah kuil yang berada di atas bukit. Harus mendaki lebih dari 300 anak
tangga untuk sampai puncaknya. Dan alhamdulillah aku bisa. Masih sama seperti
saat di Masjid India, aku merasa benar-benar berada di India. Lingkungan batu
caves lebih India dari Masjid India. Suatu kebahagiaan hari ini bisa mendaki
Batu Caves. Aku benar-benar merasa hebat. Ya, jika boleh sombong aku merasa
hebat hari ini.
Aku
berhasil mengalahkan tangga itu, aku berhasil mengalahkan ketakutanku. Apalagi
saat ada satu penjual yang berkata “Habis naik Cik?”
“Iya,
saya naik”
“Macam ni naik ke atas? Rajinyaaa” mendengar ucapannya aku benar-benar merasa kuat. Ya, termyata aku lebih kuat dari yang kukira. Padahal awalnya aku takut. Takut jika tak kuat naik ke atas. Ternyata? Aku bisa. Alhamdulillah. Thanks Allah.
Hari Selanjutnya...
Putrajaya Kota Indah Yang Sunyi
“Macam ni naik ke atas? Rajinyaaa” mendengar ucapannya aku benar-benar merasa kuat. Ya, termyata aku lebih kuat dari yang kukira. Padahal awalnya aku takut. Takut jika tak kuat naik ke atas. Ternyata? Aku bisa. Alhamdulillah. Thanks Allah.
Hari Selanjutnya...
Putrajaya Kota Indah Yang Sunyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar