Jumat, 28 Maret 2014

ADAT LAMARAN MALAYSIA DAN BATU CAVES

Hari Kedua Belas, Minggu, 9 Maret 2014

Hari ini kami menghadiri lamaran anak seorang ibu yang dikenal Ana di pesawat. Oh begini rupanya adat lamaran orang Malaysia. Ada semacam singgasana kecil untuk mempelai wanita. Bersandingan dengan hantaran yang dibawa mempelai pria. Sayangnya kami datang saat prosesinya sudah selesai, jadi kami tidak tahu detail bagaiman perbedaannya antara lamaran di Malaysia dengan lamaran di Indonesia. Dari hantarannya pun hanpir sama.

Dua hal yang menurutku berbeda dengan adat Indonesia, khususnya Jawa yakni tentang souvenir untuk para tamu. Souvenir tersebut adalah telur rebus yang dihias sedemikian rupa dan dibagikan satu persatu. Doa bersama dilakukan tetua sebelum kami mulai prasmanan hidangan ala arab. Doanya pun dilagukan mirip puji-pujian.


 Selamat buat Cik Rida yang akan menikah selepas ramadhan nanti. Gaunmu bagus, Jika aku menikah nanti, aku ingin sekali memakai gaun warna biru serupa denganmu. Tentu saja kau lebih cantik dariku. Selamat!


Batu Caves, Alhamdulillah bisa sampai puncak!
Batu caves adalah kuil yang berada di atas bukit. Harus mendaki lebih dari 300 anak tangga untuk sampai puncaknya. Dan alhamdulillah aku bisa. Masih sama seperti saat di Masjid India, aku merasa benar-benar berada di India. Lingkungan batu caves lebih India dari Masjid India. Suatu kebahagiaan hari ini bisa mendaki Batu Caves. Aku benar-benar merasa hebat. Ya, jika boleh sombong aku merasa hebat hari ini.

Aku berhasil mengalahkan tangga itu, aku berhasil mengalahkan ketakutanku. Apalagi saat ada satu penjual yang berkata “Habis naik Cik?”
“Iya, saya naik”
“Macam ni naik ke atas? Rajinyaaa” mendengar ucapannya aku benar-benar merasa kuat. Ya, termyata aku lebih kuat dari yang kukira. Padahal awalnya aku takut. Takut jika tak kuat naik ke atas. Ternyata? Aku bisa. Alhamdulillah. Thanks Allah.


  
 

Hari Selanjutnya...
Putrajaya Kota Indah Yang Sunyi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar