Minggu, 01 Februari 2015

UNTUKMU YANG MEMILIKI TEMAN TAK SEMPURNA



Memang, tak ada orang yang sempurna di dunia ini. Termasuk kita. Tapi coba lihat di sekitarmu, satu persatu kamu akan temukan orang-orang yang tak seberuntung dirimu. Entah tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna grahita, lumpuh, pincang dan masih banyak lagi, tak usah disebutkan. Ini terdengar menyakitkan!

Sebentar, sebenarnya kita tak tahu, mereka atau kamu yang sempurna. Kita hanya bisa menerka. Siapakah yang merasa begitu. Tapi menurut Tuhan? Siapa tahu di mata Tuhan justru merekalah manusia sempurna. Bukan kamu, bukan juga aku.

Jangan pernah bilang “Kasihan dia”

Tolong jangan katakan “Kasihan dia, ayo dibantu!”

Asal kamu tahu, mendengarkan kata kasihan dari lisanmu sungguh membuat hati mereka sakit. Siapa yang sudi dikasihani? Siapa yang sudi dianggap tak berarti dan hanya merepotkan kehidupan ini? Siapa?


Mereka tak pernah mau dilahirkan seperti itu. Mereka dengan sekuat jiwanya berusaha menerima keadaaan tubuhnya dan ikhlas menjalani harinya. Tapi kata kasihan darimu sungguh meruntuhkan kepercayaan dirinya.

Jika memang kasihan, bantulah dengan tindakan nyata, jangan mengatakan pada orang lain “kasihan dia” atau “kasihan kamu” Kata-kata itu lebih menyakitkan daripada ejekan anak kecil. Sekali lagi, mereka hidup untuk berjuang, bukan untuk mendengar kata belas kasih yang memuakkan.

Jangan pernah membantunya untuk membuatnya ketergantungan pada bantuanmu

Kamu mungkin tak tega melihatnya kesusahan berjalan dengan tongkat putihnya, kamu mungkin tak tega melihatnya kesusahan memasukkan sendok untuk makan, kamu mungkin tak tega melihatnya tertatih-tatih di tengah jalan. Itu manusiawi! Kamu memang terlahir dengan hati berbudi.

Bantulah dia sekali itu saja. Lalu latihlah ia agar bisa melakukannya sendiri. Jika ia kesusahan memasukkan sendok dalam mulutnya, beritahu bagaimana cara makan yang baik, latih dengan sabar agar esok ia tak kebingungan lagi. Agar ia bisa makan sendiri. Jika kamu terus menyuapinya setiap hari, apakah kamu tega sampai tua ia tetap bergantung pada suapan tanganmu? Apakah kamu tega ia tak makan karena tak ada tangan yang memberinya suapan? Ia harus mandiri!

Bantulah dia sekali itu saja. Bantu mencari tempat yang ia cari. Bantu menata buku-buku yang benar, bantu cara mengupas buah yang benar, tapi jangan pernah karena tak tega kamu selalu membantunya, menuntunnya ketika berjalan, merapikan seluruh keperluannya, atau mengupaskan buah untuknya. Kelak ketika kalian tak lagi bersama, ia akan kehilangan ‘pembantu’ nya ia hanya akan meratapi ketidakbisaannya. Itu akan sangat menyakitkan.

Latih dia dan lepaskan! Kamu akan jadi orang yang sangat berjasa dalam latihan kemandiriannya. Bagaimanapun keadaannya, seseorang harus mandiri bukan? Kalau tidak sekarang kapan lagi? Kelak kalian akan hidup sendiri-sendiri, dengan suami dan istri masing-masing. Tegakah kamu membiarkannya menjadi orang tua yang tak bisa apa-apa?


Kenalkan ia dengan dunia, yakini bahwa kehadiranmu saja tak akan cukup membuat dunianya berwarna

Orang yang memiliki kekurangan kadang-kadang mendapatkan orang tua yang over protective. Itu wajar! Orang tua mana yang ingin anaknya terluka? Akibatnya mereka membatasi ruang gerak anaknya, mereka ingin anaknya nyaman dan aman dalam pengawasannya.

Apakah kamu pikir hidup seperti itu menyenangkan? Tidak! Itu akan semakin membuatnya tertekan. Untuk itu jika kamu ingin menjadi teman terbaiknya. Kenalkan dia pada teman-temanmu yang lain, beritahu dia bahwa dunia tak hanya sebatas rumah, orang tua, kamu dan dia. Tetapi ada beribu-ribu orang dan ada banyak destinasi menarik yang menantang.

Dia hanya harus tahu, kamu tak selamanya ada untuknya. Dia harus benar-benar hidup di atas kakinya sendiri. Ia harus benar-benar bahagia dalam hidupnya dengan ada atau tidaknya kamu. Orang yang cukup membuatnya percaya diri dalam hidup.

Tinggalkan dia, tegakan dia. Beri kepercayaan penuh padanya bahwa ia bisa melakukan banyak hal yang mungkin orang lain pikir tak bisa dilakukannya. Ia harus mengenal dunia luar dengan segala kekurangannya. Dunia harus tahu dia ada, jangan biarkan dia terasing dalam keramaian. Sudah banyak kisah orang tak sempurna yang berdedikasi untuk dunia. Kelak, sahabatmu itu, mungkin salah satunya.

Jika selama ini kamu terus ada menemaninya, bersiaplah ia jatuh cinta kepadamu

Sudah banyak kisah semacam ini didengungkan. Kisah cinta antara seseorang yang tidak sempurna dengan seseorang yang menolongnya. Seringnya kalian bersama, seringnya kamu membantunya. Membuat dia merasa berarti, membuat dia menganggapmu sebagai malaikat penghalau sepi. Kisah cinta ini akan berakhir bahagia jika kamu kamu juga mencintainya dan menikahinya, tapi mungkin dia akan terluka ketika kamu menganggapnya hanya teman biasa.

Tak apa, inilah kisah hidup, bersyukurlah jika ternyata kamu adalah orang yang berhasil mengajarkan rasa cinta di hatinya. Rasa bersalah mungkin akan muncul di hatimu. Tapi tindakanmu untuk tetap menjadikannya sahabat baik adalah tindakan yang tepat. Karena senyatanya kamu hanya menemaninya, kamu hanya kasihan padanya, kamu hanya ingin berusaha menajamkan sisi sosial dalam dirimu bersamanya. Dia saja yang memaknainya berbeda.

Tentu ini tidak bisa dipukul rata, banyak juga mereka yang tetap menjadi sahabat baik. Yang tak sempurna tak begitu mudahnya jatuh cinta, pun dengan teman yang menolongnya tersebut. Apa yang membedakan? Yang membedakan adalah banyaknya teman yang ia kenal, banyaknya kesibukan yang ia jalani. Banyak teman dan mengenal dunia luas membuat seseorang memiliki hati yang terbuka dan pemikiran yang matang. Tak begitu saja mudah jatuh cinta pada seseorang, karena ia banyak menemui orang dengan karakter yang berbeda

Jika akhirnya dia mencintaimu, Apakah ini salahmu? Atau salahnya? Tidak! Ini bukan salah siapa-siapa. Kamu sudah menjalankan tugas sebagai seorang teman dengan baik, pun dia pasti sudah belajar banyak hal dari kehadiranmu. Kamu harus tahu, tak ada pernikahan yang lebih menyakitkan dibanding pernikahan atas dasar rasa kasihan. Jadi bukan alasan karena kamu kasihan padanya kamu menikahinya. Pernikahan itu hanya akan membuat kalian terluka. Nikahilah orang yang benar-benar kamu kagumi, kamu cintai dan kamu inginkan sebagai ibu dan ayah dari anakmu. Sementara dia, kelak dia pasti akan menemukan dan dipertemukan dengan seseorang yang mencintainya. Menikahinya bukan karena kasihan, tapi menikahinya karena merasa dialah orang yang tepat.


Modalnya hanya satu PERCAYA

Modal menemani seseorang yang tidak sempurna adalah satu kata “Percaya”. Percaya pada kemampuannya, percaya bahwa Tuhan tak akan menciptakan manusia dan sepaket kesulitan hidupnya tanpa ia mampu melaluinya. Dia temanmu yang tidak sempurna, percayakan dia atas banyak hal. Percayakan dia mampu melakukan seluruh kegiatan meskipun itu sebisanya. Percayakan bahwa ia mampu menjadi yang terbaik dengan sepaket tubuh yang ia punya. Beritahu dia bahwa beratus-ratus orang mengalami hal serupa dengannya bahkan lebih parah darinya. Dia harus mensyukuri hidupnya!

Kamu memang bukanlah Merry Riana, kamu juga bukan Mario Teguh atau Tung Desem Waringin, tapi kamu dimatanya adalah motivator terbaiknya, tapi terus menemaninya hanya akan membuatnya bergantung pada kehadiranmu. Kamu harus pelan-pelan menjauh darinya. Mungkin tak lagi seintens dulu.

Kamu harus bisa melepasnya terlahir kembali sebagai seseorang yang mandiri dan percaya diri. Dia harus bisa menjadi motivator untuk dirinya sendiri. Tanpamu dan tanpa siapapun. Karena suatu hari nanti dia juga akan sendiri, tanpa orang tuanya, tanpa orang-orang yang selalu membantunya dan tanpamu sahabat terbaiknya.

Percaya, dia mampu hidup tanpamu, tanpa motivasi darimu dan dari siapapun. Dia harus tahu bahwa hidup ini berliku-liku. Orang-orang beribu-beribu. Dia harus tahu, bahwa dunia ini tak hanya tentang persahabatan diantara kalian

Salam untuk sahabatmu itu dariku
Rizza Nasir



Tidak ada komentar:

Posting Komentar