Minggu, 15 Februari 2015

Cara Menjadi Dewasa



Beberapa hari lalu ada seorang teman yang bertanya, "Rizza, bagaimana sih caranya menjadi dewasa itu?"

Kaget juga mendapatkan pertanyaan "aneh" itu. Menjadi dewasa? Kok tanyanya ke aku?

Seperti mengerti pertanyaan hati saya dia menimpali. "Iya, soalnya kamu kelihatan sudah dewasa banget, keibuan, sabar, pokoknya aku ngefans deh sama kamu!"

Oh, berlebihan bin lebay ini. Dia belum tahu ya kalau aku ngomel-ngomel, cerewet dan mrengut? Haduh, keibuan? Masak aku sudah pantas jadi ibu sih? *ngaca ah, apa mukaku uda ibu-ibu banget ya?*

Tidak! Tidak! Belum setua itu! *stress*

Tapi kan yang melihat orang lain?

Oke, fine! Dewasa, keibuan, sabar! Ah, baik semua lah itu. Dewasa semuda mungkin kan keren!
*
menghibur diri kipas-kipas*

Amin, semoga jadi doa

Hmmm... gimana ya jawabnya nih.. Cara mernjadi dewasa... cara menjadi dewasa...

Oke.. Bismillah..

1. Pikirkan kata-katamu sebelum diucapkan! Terutama jika harus berdiskusi bahkan berdebat dengan orang lain

Aku sering banget terjebak dalam hal ini, maksudku aku sering langsung menimpali pendapat teman sebelum memikirkan diksinya matang-matang. Akibatnya setelah dibaca ulang ternyata sangat kenak-kanakan. *malu euy*



Nah, dari situlah aku akhirnya belajar banyak hal. Untuk tidak tergesa mengungkapkan sesuatu sebelum dipikir matang baik argumentatifnya maupun diksinya. Ingat, semua perkataanmu dan tulisanmu akan di dengar dan terekam kuat, Jangan main-main dengan lidahmu, apalagi perempuan yang sediam-diamnya masih lebih cerewet dibanding lelaki

2. Bertingkahlah sewajarnya, Jangan digenit-genitin dan di kiyut-kiyutin. Apalagi di depan lelaki. Oh, No Girls!

Hmm... jujur aku juga suka mbatin kalau ada teman perempuan yang hobi bergaya di depan lelaki. Senangnya tabok-tabokan, tarik-tarik baju, saling pukul pakai buku, sapu dan macem-macem. Belum lagi yang sukanya teriak-teriak heboh di depan temen lelaki. Ya ya ya, temen sih temen, tapi bisa kan nggak seheboh itu. Biasa saja! biasa saja! biasa saja!

Suara mendesah pelan banget ( kalau aslinya pelan sih nggak masalah) tapi kalau di depan temen perempuan kenceng di depan lelaki kalem, itu apa namanya? Jawab sendiri ya! ^_^

Sekali lagi biasa saja! biasa saja!

Tanpa kamu bertingkah heboh, genit dan kiyut, kamu tetap punya banyak temen kok. Apalagi kalau kamu berani ngajak teman lelakimu beradu argumen, atau jadi partner kerja, jadi tim yang solid dan berusaha bareng-bareng memintarkan diri dan meluaskan pikiran.

Kamu suka hal-hal yang menantang? Yang semua orang bilang itu dunia lelaki? Lakukan saja! Selama kamu mampu dan senang menjalaninya. Apakah tabu jika perempuan suka bola, minum kopi, shoot jump, main layangan, lari-lari? Nggak kan? Apakah perempuan harus pendiam, halus tutur katanya, minum teh atau susu dan main bekel plus kasti? Nggak kan?

Perempuan selamanya adalah perempuan terlepas dari tomboy maupun lembut keibuan. Toh apa salahnya menjadi tomboy? It's okay! Its about fell and sense!

Perempuan yang apa adanya begini ini lebih top dan lebih kiyut dibanding yang di buat-buat tadi lho!

Nggak percaya?

Buktikan saja!

Yang jelas, jaga kehormatanmu di depan lelaki ya. Mau teman kek, sahabat kek, guru kek. partner organisasi kek, mereka tetap lelaki. Bertingkah berlebihan justru membuat mereka iyuuuuwhhh

Just be your self, your beauty ^_^

3. Menjadi Perempuan Penyabar pun Butuh Proses Yang Panjang

Siapa bilang Rizza Nasir penyabar? Hmmm... belum pernah kena semprot ye?

Semua orang punya dua sisi Girls. Aku pun pernah marah-marah, begitu juga pernah *kelihatan* penyabar. Tinggal kamu mau pilih yang mana?


Untuk menjadi penyabar memang butuh waktu. Latih dirimu untuk tidak gampang marah saat ada banyak hal yang tak sesuai degan inginmu. Apa sih di dunia ini yang selalu sesuai dengan mau kita? Kalau diturutin marahnya, kita bakalan darah tinggi dan jantungan karena sering marah-marah Girls!

So, kepp calm!

Bayangkan nanti suatu hari...

Sudah seharian bersihin rumah, eh si kecil tiba-tiba pipis terus jalan-jalan, pakai numpahin makanan ke lantai lagi. Kan baru dimandiin, udah cemot semua pipinya. Belum lagi kalau buku-buku bacaan yang uda kita tata tiba-tiba diberantakin dan disobekin.

Nah, mau marah? mau kesel? mau nangis? Iya pasti!

Tapi pendem aja ya Girls..

Nggak mungkin kan kita ngajak berantem anak sendiri? Ngeluarinnya sakit euy, satyang banget kalau dijahatin Bundanya *puk puk puk*

Calon-calon ibu nih, kudu sabar mulai sekarang *nasehatin diriku juga nih*

Belum lagi kalau ada masalah dengan suami, mertua, tetangga, PKK, dasawisma, harga barang di pasar naik semua

Hwaahhh... kalau perempuan nggak pinter-pinter jaga emosi, bisa kacau balau dunia ini


Sabar...sabar sabar...

4 Dewasa Itu Seperti Main Sulap

Cling! Tiba-tiba semua orang menganggapmu dewasa, keibuan atau semacamnya. Padahal kamu sama sekali nggak ngerasa itu. It's okay barangkali itulah buah dari proses hidup yang kamu jalani saat ini. Eman kedewasaan itu dibentuk oleh kehidupan. Sepanjang usia, sepanjang waktu.

Kamu nggak bisa main kriteria cari orang yang dewasa berdasarkan usia yang lebih tua. Eits belum tentu. Usia yang lebih tua nggak menjamin seseorang untuk lebih dewasa. Kadang anak kecil bisa lebih bijak darimu kan? *ayo ngaku!*

Setahuku, selain kedewasaan adalah proses sepanjang usia dan bukan berdasarkan umur. Dewasa juga dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan cobaan hidup yang pernah dialami. SEkuat apa dia bertahan, sekuat apa dia bisa melawan kesendirian dan kemandirian. Itulah yang menyebabkan seseorang dewasa.

Perempuan dewasa dan manja pada orang tua tentu beda kan fell nya? Nah, jadi sulit untuk bisa berkata, aku harus dewasa. Tapi proses lah yang akan membuatmu mendewasa tanpa kamu sadari, tapi sebenarnya sudah kamu cicil sebelumnya. Seperti sulap. Cling!

Itu dulu dariku...

Mari bersama-sama belajar menjadi perempuan dewasa.

 Dewasa, Sholihah, cerdas dan mandiri. Kok sepertinya keren ya perempuan model begini. Mantap Gan!


Bisa?

Pasti bisa!


Salam 
Rizza Nasir


Tidak ada komentar:

Posting Komentar