Rabu, 23 Juli 2014

Usulan Saya Untuk Penghitungan Suara

  1. Sejenak saya terpikir, bagaimana kalau begini saja, biar tak ada lagi saling menduga, saling mengira dan menyebar fitnah kemana-mana dan nantinya semua legawa. Mau tahu usul saya? Kalau begitu baca baik-baik. Agak panjang. Yang nggak suka baca mending mundur saja, daripada menggerundal

    Jadi begini ceritanya....

    Tempat: Aula gedung mana saja, yang penting luas dan bisa menampung semua orang yang berkepentingan dalam pilpres ini. Aula KPU? Gedung Bidakara? Rumah Polonia? Rumah Menteng atau Istana Negara? Terserah! Yang penting sedeng, muat!

    Hadirkan orang-orang ini:
    1) Prabowo, Hatta, Mahfudz MD, semua saksi (dari tingkat desa sampai nasional)
    2) Jokowi, JK, Anies Baswedan, semua saksi (dari tingkat desa sampai masional)
    3) Muhammad (Ketua Bawaslu)
    4) Husni Kamil (Ketua KPU)

    Oke kita mulai...

    Sebelum dimulai, semua yang ada di ruangan itu disumpah dulu di atas kitab suci. Kalau bohong dosa tanggung sendiri. Atau suruh saja Uya Kuya atau semua magician buat ngasih sugesti. Siapa yang berkata bohong bakalan bertingkah kayak monyet atau apalah yang disepakati.

    Biarkan Pak Prabowo dan Pak Jokowi duduk berhadapan! Ya, seperti saat debat capres dulu lah kira-kira. Lalu tokoh yang lain duduk mengitari mereka. Biar adil kita mulai dari capres no. 1 mengajukan pertanyaan.
    Prabowo: “Eh Wi lu curang ya, masak di Papua hampir 17 tempat nggak nyoblos, tapi suara Lu paling tinggi! Curang lu!

    Jokowi: Bentar Wo! Jangan nuduh gue, baiknya kita tanya sama KPPSnya sama KPU Papua, bener apa kagak. Hey yang dari Papua, silahkan ngomong, kami tunggu!”

    Lalu KPPS, KPU Bawaslu, saksi yang dari Papua pada ngomong. Ngomongin kejadian nyatanya.
    #Karena bagaimanapun juga, mereka yang tahu.

    Jokowi: “Wo, Lu kasih apa rakyat Sampang ha? Sampai-sampai 17 TPS semuanya milih Lu, nggak ada tuh satupun yang milih gue. Emang iya nggak ada satu pun rakyat sampang yang pilih gue! Kagak percaya gue!”
    Prabowo: “Pak yang dari Sampang, beneran ya saya curang? Nih bilang sama Pak Joko, biar semuanya clear

    Lalu KPPS, , saksi yang dari Sampang pada ngomong. Ngomongin kejadian nyatanya. #Karena bagaimanapun juga, mereka yang tahu.

    Begitu seterusnya. Semua yang jadi ganjalan dan praduga kecurangan dibicarakan dalam forum. KPU, Bawaslu, yang jadi penengahnya dan saksinya.

    Disiarkan live di Metro TV dan TVOne. Kalau perlu semua TV di negeri ini, Itupun kalau mereka mau.

    Saya nggak tahu kalau begini caranya, sampai berapa hari nanti baru selesai. Tapi menurut saya ini adalah cara yang paling terbuka, paling fair. Saling bicara. Lalu kalau ada praduga ditanyakan pada ‘pemainnya’ langsung. Bagaimanapun juga yang ‘atas’ kan hanya menerima laporan-laporan dari ‘bawah’ Bisa saja kan yang di bawah itu boong?

    Kalau ketemu langsung head to head begini. Siapa yang berani bohong coba? Uda disumpah di atas Al-Qur’an, masuk tipi live pula. Sekali-kalinya dia boong, pasti yang di rumah, yang kerja bareng sama dia pasti bakalan tahu. Apalagi kalo boong bakalan bertingkah aneh aneh. Aha... anggap saja ini hiburan di tengah forum yang serius banget ini.

    Nah, buat yang tahu kalau yang diungkapkan itu bohong. Silahkan telepon ke operator acara. Langsung aja ngadu sama dua capres disitu “Dia boong Pak, yang bener tuh gini, bla... bla.. bla”

    Kalau semua praduga uda temu jalan kebenarnnya. Sekarang tuganya KPU buat ngitung lagi. Abis itu diumumin deh siapa yang menang. Prabowo atau Jokowi?

    Habis diumumin, salaman bareng
    "Selamat ya kamu menang. Kamu memang hebat! mungkin memang belum saatnya saya memimpin negeri ini"

    "Iya, terima kasih ya. Tapi saya tetap minta bantuan kamu lho untuk kemajuan negeri ini ya. Tetap semangat ya. Kamu juga hebat kok. Kita berdua hebat"

    Salaman, rangkulan, cipika-cipiki diteruskan dengan buka puasa bareng. Kan adem tuh kita-kita ngeliatnya.

    Mungkin nggak ya? Kalau nggak mungkin ya udah, anggap saja ini usulan konyol dan anggap saja ini fiksi di Republik Mimpi

    Salam 3 Jari Persatuan Indonesia

    Rizza Nasir

    NB: Semua praduga kecurangan yang saya tuliskan, itu yang sering saya dengar di TV, benar atau tidaknya wallahu’alam. Itu hanya contoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar