Kamis, 17 Juli 2014

Untuk Kalian Berdua Yang Sedang Berbahagia



Untuk kalian berdua yang sedang berbahagia,

El, apa kabar kamu malam ini? Kamu pikir setelah kamu ketik pemberitahuan itu kami akan lega? Kami akan senang? Oh tidak kamu salah besar El. Salah besar! Kamu salah, karena kamu sudah membuat kami tak bisa tidur malam ini. Kamu puas?

Ya, kami tidak bisa tidur, karena tak habis pikir. Darimana kamu mengenal lelaki itu El? Darimana? Ayo coba katakan! *wkwk sudah pas belum kalau dialog ini diucapkan oleh antagonis dalam sebuah sinetron?  *

El, begitu aku buka notif FB malam ini dan ada kiriman baru dari kamu, aku sudah mengira kalau kamu akan mengabarkan itu. Aku klik, pelan pelan kubaca dari atas sampai bawah, berkali-kali kuucap Alhamdulillah. Sampai akhirnya aku membaca dua nama di baris paling akhir. Namamu dan nama lelaki itu. Oh...


Afiqie dan Eliya. Masyaallah, aku seperti tersengat listrik El, terserah kalau kamu bilang aku lebay, tapi beneran, aku berpikir "Apa benar ini Afiqie? Apa benar Afiqie yang itu?"

Cepat-cepat kurunut komentar di bawahnya. Sudah ada Dewi dan Febrina Cholifatur Rosidha yang komen, dari komentar mereka, sepertinya mereka mengalami hal yang sama denganku. Hampir semaput! Dan ternyata benar. Afiqie yang tertulis disitu adalah Afiqie yang itu.

El, satu pertanyaanku. Darimana kamu kenal Afiqie? Oh, pertanyaanku salah ya? Tentu kalian sudah mengenal sejak di MAN 3 dulu. Baiklah, kali ini bukan pertanyaan, tapi kalimat keheranan. Sangat-sangat heran. "Kok bisa sama Afiqie El?"

El, kalau kamu masih ingat, kamulah teman pertamaku di asrama putri. tempat tidurmu bersebelahan denganku. Tepat disamping pintu kamar Fatimah Azzahra. Kamu masih ingat? Kamu datang paling awal karena rumah kamu jauh, di Jombang, sedangkan aku adalah murid yang baru masuk beberapa hari kemudian setelah kamu.

Lalu kamu ulurkan tanganmu, "Eliya!"
"Rizza" balsku
Lalu aku mulai mengenal yang lainnya, Ada Ana Laila Sibta M. Chumairo' Jeany Ef El Ana Nurmaya Putri Prameswari Irma Fitriana Farih Najah Rosyadiah , Ubaidatir Roziqoh Ria 'Chil' , Ira,  Ruli, Nurin dan kakak kelas dan adik kelas. Kalau tidak salah waktu itu jumlahnya 90 orang.

Lalu di tahun ketiga kamu  dan Hauradewimerelakan diri tinggal di lantai 1 demi menemaniku. Kita bertiga satu kamar. Sementara teman-teman kelas 3  yang lain harus menempati kamar di lantai dua agar fokus belajar menjelang UNAS

El, hidup sekamar bertiga inilah yang membuat aku semakin mengenal kamu. Kamu itu sabar banget, dewasa, shalihah dan cerdas.  Cita-cita kamu untuk meneruskan jejak ibumu menjadi bidan begitu kuat, bahkan sejak tahun pertama masuk aliyah.

Kalau aku bertanya "Apa cita-citamu El?"

"Aku ingin menjadi bidan Za, meneruskan ibuku" Disaat aku dan teman yang lain masih menerawang tentang jalan hidupnya, kamu sudah begitu yakin. Aku banyak belajar dari kamu El. Terima kasih ya, sudah sabar banget denganku.

Berbeda denganmu yang kukenal di asrama putri. Aku mengenal Afiqie mungkin lebih dulu dari kamu, karena aku, Ana Fit, Maya, Ira dan Farih dulunya adalah satu kelas di X-5 kalau tidak salah dulu kamu di X-2?

Kalau aku merunut sejarah, dulu Afiqie adalah ketua kelas pertama di kelasku, lalu digantikan Sayqul sampai akhir tahun. Dalam kelas, Afiqie termasuk satu-satunya anak lelaki yang pendiam, sementara murid lelaki yang lain begitu ramai dan suka membuat gaduh.

Dia satu-satunya siswa di kelasku yang concern ke karya tulis ilmiah waktu itu. Ia masuk ekskul KIR An-Nahl bareng Norma Rizkiananingrum Bahkan kalau tak salah pernah menjuarai lomba. Gara-gara prestasinya itu Bu Zidni Rachmawati selalu meminta kami teman-temannya yang lain untuk mencontoh Afiqie. Ahaha...

Lalu Afiqie, Ana Fit, Fadrik, dan aku bergabung di ekskul jurnalistik. Sebenarnya di Pers Jurnalistik Afiqie ini salah satu wartawan yang dipandang cakap pada awalnya. Ia dan Nurin aktif di Majalah IQRO' sementara aku lebih ke Radio.tapi karena ia aktif di dua ekskul, akhirnya ia lebih memilih aktif di KIR An-Nahl. Hidup adalah pilihan bukan? =D

Lalu organisasimu apa El? Oya, aku masih ingat, kamu aktif di SKI bersama Dewi. Akhirnya kita memilih organisasi sesuai minat dan bakat kita masing-masing. Oya, kalau aku tidak salah, kamu aktif di Kopsisi juga? Iya tidak? Maaf kalau salah.

Sampai pada paragraf ini, aku masih bertanya, darimana Allah dapat menyatukan kalian? Mengingat ekskul yang kalian ikuti berbeda. Di kelas XI pun kalian masuk kelas yang berbeda, kamu masuk IPA  2 dan Afiqie IPA 3. Apa mungkin saat-saat itu teman-teman sudah menjodoh-jodohkan kalian? Oh tidak! tidak! Kali ini tebakanku pasti salah.

Oya, bukankah kalian satu harakah? Iya kan? Nah kalau disini. aku bisa mengatakan kemungkinan kamu menjawab "iya" itu lebih besar daripada tebakanku yang pertama.

Tapi, bukankah Afiqie di Malang dan kamu di Jombang? Bagaimana bisa? Oh.. sudah-sudah, aku tidak akan menebak lagi El. Rupanya aku lupa, kalau Afiqie akan menjadi suamimu itu sudah dituliskan bahkan sebelum kalian berdua dilahirkan. Sebelum Afiqie kenal Si Anu, Si Ane dan Si Ano. Sebelum kamu mengenal Si Bara, Si Bere dan Si Buru. Allah juga sudah menuliskan, lewat jalan manakah kalian akan bersatu. Jalan cinta itu.

Dengan bersatunya kalian, aku semakin sadar kalau dunia itu sempit sekali dan waktu itu cepat sekali. Rasanya baru kemarin aku dan kamu juga teman-teman yang lain berlarian keluar asrama saat bel dibunyikan karena takut kena takzir sie keamanan. Rasanya baru kemarin kita sering godain kamu, kamu begitu susah payah mengucapkan huruf "R" sementara kamu selalu mendorongmu untung bisa mengucapkannya

Kusadari pula, dunia ini begitu sempit dan kita tak bisa apa-apa kecuali atas izin-Nya? Siapa yang sangka gadis dari Jombang akan menikah dengan lelaki Kediri yang dulu  temannya sendiri? Siapa yang menyangka, kelas yang dulu bersebelahan itu adalah pemisah sementara sebelum nantinya disatukan? Kami semua anak-anak asrama putra dan asrama putri tak ada yang menyangka sama sekali. Sungguh!

El, di akhir catatan ini aku ingin mengucapkan terima kasih sama kamu, terima kasih atas semuanya yang sudah kamu berikan. Selamat ya, akhirnya kamu yang menyusul Maya lebih dulu. Kenapa kamu? Karena ini waktumu. Waktumu untuk menjadi seorang istri dan seorang ibu. Aku dan teman-teman yang lain juga akan menyusulmu. Insyaallah. Nanti saatnya tiba waktu kami. Doakan kami ya El =D

Doakan aku semoga aku dan teman-teman yang lain bisa datang di hari bahagiamu itu. 6 Agustus 2014. Ya, akan kucatat tanggal itu baik-baik. Tanggal bahagia kalian.

Afiqie Fadhihansah jaga Eliya Zulkarnain baik-baik ya =D
Semoga kalian tenang di hari mendebarkan ini. Penantian ini. Delapan belas hari lagi. Bukan waktu yang lama sebenarnya, Iya kan? ^_^
Bagaimana rasanya akan menikah?
Barakallah untuk kalian berdua <3 p="">

Salam
Rizza Nasir


Tidak ada komentar:

Posting Komentar