Sabtu, 12 November 2011

Mahasiswa dan Pahlawan


10 November 2011
Sebenarnya hari ini aku tak menyadari bahwa hari ini 10 November. Aku baru ingat saat beberapa teman kelasku nyeletu tentang pahlawan....
Ternyata aku tak terlalu nasionalis yah...sampai hari pahlawanpun lupa, eh..apakah nasionalisme seseorang diukur dari mengingat hari-hari penting nasional??? Kurasa tidak. Tapi aku nggak paham juga seperti apa seharusnya.

Sore hari, aku menerima sms dari Gus Atok. Gus adalah panggilan bagi anggota LKP2M pria. SMS-nya menginformasikan bahwa hari ini akan ada koordinasi buat Final SMALL DISCUSSION yang akan di helat pada hari Sabtu, 14 November. Jam 19.00 tepat. Tentu saja aku izin agak telat. Taklim rutin di ma’had yang membuatku berat. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali hehehehe.

 Setelah mengikuti taklim di ma’had aku segera menuju ke tangga besar, di situlah rencananya koordinasi. Gedung A dan Gedung B ramai gila. Maklumlah jam-jam pulang PKPBA malam begini selalu membuat kedua gedung itu serupa pasar. Seluruh mahasiswa tumpah ruah. Sampai-sampai ada yang menjulukinya Pasar Senggol. Julukan yang nakal menurutku. Di setiap tangga penuh dengan spanduk, Spanduk yang mendominasi malam itu adalah spanduk kuning milik PMII. Ada juga GARUDA, Teater. Dan  tepat di ujung sana di bawah tangga besar yang gulita. Kulihat titik-titik kecil. Semakin aku mendekat semakin kentara bahwa titik itu berasal dari lidi-lidi tersulut api yang tertancap dalam botol kecil. Di situlah LKP2M berencana mengadakan acara malam ini.


Kumasuki area parkir yang dipayungi pohon beringin tua itu. Bau menyan menyusup di lubang hidungku. Ini pasti kerjaan Gus Latif, pikirku. Benar saja Gus Latif duduk bersila dengan mulut komat-kamit. Di sampingnya duduk pula Gus Hafidz melakukan hal yang sama. Ah...aku tak tahu apa jalan pikiran mereka ini. Makhluk paling nyentrik di UKM ku. Berkat ulah mereka. Mahasiswa yang melintasi parkiran melihat kami dengan heran.  Mungkin hati mereka berkata, “Apa-apaan ini? Masak ada beberapa laki-laki dan gadis berjilbab duduk melingkari menyan, mau ritual ya?”

Apapun kata mereka. Inilah UKM-ku. LKP2M, dengan orang-orang yang beragam di dalamya. Awalnya aku tak nyaman. Tapi lama kelamaan aku paham apa maksud dari tingkah aneh senior-seniorku. Aku nyaman dengan semua diskusi, guyonan, acara sampai yang kita sebut ritual. Bahkan aku menikmatinya. Menikmati menjadi orang yang selau haus pengetahuan, lapar menelisik dalamnya pemikiran.
Gus Hafidz mulai membaca puisi. Ning Hajar bernyanyi Gugur Bunga. Perlahan aku mengikuti juga syair lagu sendu itu. Aku mulai bernyanyi mengiringi puisi. Kami berdua jadi backing vokal hehehhe...
Gus Gencar datang. Dan acara dimulai. Oia kami kedatangan tamu. Seorang gadis cantik dari UB. Namanya Mbak Elis. Dia adalah murid Gus Kaka (Liza Wahyuninto) seniorku yang sudah wisuda setahun lalu. Kata Gus gencar. Gus Kaka adalah gurunya puisi LKP2M. Benar juga aku menyukai pisi-puisi beliau. Lewat alamat blog yang di berikan padaku. Rentetan kata-kata indah nan sederhana, mudah di pahami dan merasuk dalam jiwa. Aku penasaran seperti apa sih Gus Kaka itu?. Ah...aku yakin aku juga bisa buat puisi sebagus Gus Kaka.

Kembali ke Mbak Elis. Dia mahasiswa semester lima, jurusannya apa ya?? Aku lupa hehehe. Dia anggota sebuah kelompok sastra yang bernama MATA PENA di UB. Dalam forum kami sharing tentang sastra. Dia menanyai kami alasan kenapa menyukai sastra. Beginilah jawabku
“Sebenarnya aku sendiri tak paham apa arti dari sastra, tapi bagiku sastra itu unik, kita bisa membuat karya sastra seperti apa yang kita mau. Apa saja, tak peduli dengan teori”, jawaban Gus dan ning yang lainnya pun beragam. Mbak Elis juga membacakan puisinya untuk kami. Sekali lagi, karena dia adalah murid Gus Kaka, gaya bahasa puisinya pun sama . sederhana. Gus gencar nyeletuk tentang fiksi mini.
“Apa itu fiksi mini”, tanyaku penasaran
Dia pun menunjukkan padaku contoh-contoh fiksi mini. Serupa sms kata-kata mutiara dan motivasi yang sering kuterima dan kukirimkan. Hanya beberapa kata tapi sudah mengandung cerita tuntas.  Sudah jam 21.00 saatnya aku pulang. Kalo tidak aku akan terkunci di luar ma’had sampa setengah  jam ke depan. Malam ini aku dapat banyaaaakkk sekali ilmu baru. Oia ternyata mbak Elis lahir tahun 1992 berarti usianya sama denganku. Tapi dia kelihatan lebih berilmu dariku. Ya. Dia sudah semester 5. Berarti bener ya kata orang siapa cepat dia dapat. Lebih cepat lebih baik. Usia kami memang sama tapi kecepatan kami masuk jenjang pendidikan yang membuat kami berbeda. Ah...ini hanya soal waktu aku yakin suatu saat nanti aku juga bisa jadi pemateri. Untuk sampai di titik itu aku harus belajar. Dan aku yakin aku pasti bisa.

Menapaki jejak..
Meretas masa lalu...
Menelisik kisah-kisah...
Panas, marah, merah darah..
Mereka yang tiada karena tunaikan asa
Mereka yang mati karena membeli harga diri
Bertahun tlah berlalu
Akankah kita lupa jasa-jasa mereka???
JAS MERAH
Jangan Pernah Melupakan Sejarah
-ZONARIZZA 10 November 2011-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar