Jumat, 06 Maret 2015

Metamorfosa Jilbaber

Banyak saya temui orang yang dulunya jilbaber, tapi sekarang tidak lagi. Entah apa sebenarnya definisi jilbaber, kenapa sebutan itu ada dan terus didengungkan dari masa ke masa. Menurut pemahaman saya jilbaber adalah mereka yang memakai jilbab super lebar, tak hanya menutupi dada seperti yang sudah disyariatkan saja, tetapi sampai menutupi pantat, bahkan ada yang hampir menyentuh tanah. Tak jarang para jilbaber ini diidentikkan pada organisasi mahasiswa atau pergerakan tertentu. 

Memang tak bisa dipungkiri banyak perempuan mulai merubah penampilannya saat bergabung dengan organisasi-organisasi keislaman, baik di sekolah menengah atau saat kuliah. Rohis atau organisasi pergerakan ini memberikan pengaruh besar untuk menumbuhkan kesadaran berjilbab bagi perempuan. Tetapi tak sedikit juga perempuan yang mulai sadar berjilbab justru diluar organisasi mainstream, tetapi karena perintah orang tua, kewajiban sekolah, atas kesadaran sendiri atau termotivasi pada seseorang yang ia kagumi. Saya termasuk salah satu dari kelompok terakhir ini.


Tapi sayangnya, jilbaber ini hanya bertahan saat masih berstatus mahasiswa saja. Banyak yang sudah bermetamorfosa.  Saya amati, banyak yang dulu saat di kampus memakai jilbab super lebar, kemana mana pakai kaos kaki, manset, pokoknya serba tertutup. Harus pakai rok, atau ada lagi yang lain harus pakai jubah, jangan setelan! Ada juga yang mengharamkan foto nampak di facebook. Takut dinikmati pria lain, menghindari fitnah dan sederet alasan lain


Pas sudah tidak kuliah alias alumni, pakaiannya 'biasa saja' ehmm maksud saya jilbabnya tidak selebar dulu, tak pakai kaos kaki juga tak sekhawatir dulu, Pakai celana ok, setelan ok, selfie-selfie plus upload juga ok

Lalu kenapa dulu begitu, lalu sekarang begini?

Organisasi memang mempengaruhi cara berpikir kita, lingkungan dan teman-teman apalagi. Tapi sebenarnya yang lebih penting dari semua itu adalah kesadaran dari hati, jangan asal ikut-ikutan teman. Kalau ikut-ikutan ya gitu, pisah dengan teman, pisah juga ikut-ikutannya.

Akhirnya saya hanya bisa mengatakan : Apapun organisasimu, OMEK atau pergerakan apapun itu, ikutilah hatimu dalam berjilbab, yang sesuai syariat tapi tetap nyaman, tetap 'gayamu', Itulah yang akan kamu pakai dan yakini sepanjang hidupmu. Termasuk semua pemikiran dan perbuatan. Lakukan yang kamu yakini kebenarannya, Jangan pernah berjilbab mengikuti tren teman-teman organisasimu. Berjilbablah yang paling nyaman untukmu.

Jilbab itu sebenarnya sederhana saja, tak perlu lebar seperti gorden dan menyapu lantai. Inilah yang saya yakini dan lakukan selama ini:

1. Tidak terawang
2. Menutup dada

Itu saja, masalah warna, model apalagi panjangnya, semua terserah hati kamu, sesuai kenyamananmu. 

Lalu kenapa dulu begitu, sekarang begini?

Berjilbab itu dari hati dan kesadaran diri, bukan tuntutan organisasi. Apapun itu, ikuti kata hatimu.

Salam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar