Sabtu, 12 Juli 2014

REUNI BANI YASIN TAHUN INI




Kalau aku tak salah hitung, tahun ini adalah tahun kesembilan sejak reuni Bani Yasin dilaksanakan pertama kalinya tahun 2005. Jika reuni dilaksanakan dua tahun sekali maka tahun ini adalah reuni kelima. Pertama kalinya dilaksanakan, aku masih kelas 2 MTs. Bagaimana dengan kalian? ^_^ Disadari atau tidak, selama periode sembilan tahun ini banyak yang terjadi di Bani Yasin. Ada yang lahir ada pula yang wafat, ada yang dulu masih sendiri, sekarang sudah menikah. Ada yang dulu sedang hamil, sekarang anaknya sudah bertambah lagi. Ada yang dulu masih anak-anak sekarang sudah remaja. Ada yang dulu pengangguran sekarang sudah mapan. Ada pula yang dulu masih muda sekarang mulai menua. Ya, sembilan tahun bukanlah waktu yang lama, tapi juga bukan waktu singkat untuk menikmati proses hidup itu.


Reuni dua tahunan sekali yang digagas oleh bapak ibu kita, pada akhirnya adalah ritual rutin yang berhasil mengumpulkan anak cucu cicit Mbah Yasin. Seorang lelaki luar biasa, yang punya empat istri dan dua puluh tujuh putra-putri. Mbahkungku, Mbah Effendi adalah anak Mbah Yasin dari istrinya yang pertama, dan ayahku adalah cucu Mbah Yasin, entah cucu keberapa. Jika aku saja tak tahu ayahku cucu nomer berapa, maka aku lebih tak paham lagi, aku ini buyut nomer berapa. Bisakah kalian merunutnya, nasab kalian sendiri?



Ya, saking banyaknya saudara kita, Mbah-mbah, bulik-bulik, paklik-paklik, misanan, mindoan. Akhirnya kita mungkin hanya saling kenal dengan saudara yang lahir dari Mbah yang sama, atau jika berbeda, maka kita hanya kenal dengan yang sering silaturahim dan sering bertemu, atau sering bertanya kabar. Kesibukan pekerjaan dan kehidupan sosial membuat kita sibuk dengan hidup kita masing-masing. Maka benarlah jika reuni dua tahunan itu dilaksanakan, agar kita saling mengenal, temu kangen. Tak hanya yang tua-tua tapi juga yang masih muda dan anak-anak.


Harapan dari pendahulu kita tentu reuni ini bisa dijalankan secara kontinyu, meski hanya dua tahun sekali. Bersyukur juga ayahku tinggal tepat di area rumah tua itu. Rumah besar tempat semua kehidupan ini bermula, dimana Mbah Yasin dan istri-istrinya tinggal dan melahirkan anak-anaknya. Selama 4 kali reuni, tiga kali reuni dilaksanakan disini, di depan masjid, masang tarub dan sekali reuni besar-besaran. Ya, lebih besar lagi, karena reuni Bani Sa'i. Mbah Sa'i adalah ayah dari Mbah Yasin. Jika sampai pada Mbah Sa'i, berarti aku adalah keturunan ke empat. Mbah canggah. Waw!


Sebulan dua bulan sebelum ramadhan, biasanya panitia menggelar rapat, menentukan konsep acara. Sama seperti dua tahun sebelumnya, hari ini juga digelar rapat koordinasi dan buka bersama di rumah. Rumah Pak Nasir. Ada banyak yang datang. Kalian tentu tahu siapa mereka itu kan? Ada Pakdhe Hasan, Pakdhe Rohnat, Budhe Daning, Budhe Am dan Pakdhe Ri, Pak Toriq, Bulek El dan Pak Khoiri, Bulek Hen dan Pak Uut juga yang spesial pasangan legendaris Mbah Umar dan Mbah Sum ^_^ Kenal kan sama mereka? Hayo! Ya, yang rumahnya dekat-dekat sini saja.


Melalui tulisan ini, aku ingin mengabarkan, kalau reuni tahun ini ditunda tahun 2015. Kenapa? Ada banyak pertimbangan. Pertama, idul fitri tahun ini bersamaan dengan tahun ajaran baru, tentu banyak kebutuhan yang harus dikeluarkan, terutama bagi mereka yang punya putra usia sekolah, Kedua, waktunya sudah mepet sekali dengan idul fitri. Mana mungkin kita menyiapkan reuni dalam waktu dua minggu? Ketiga, dalam satu bulan terakhir ini, kita baru kehilangan Mbah Dayah, saat Mbah Dayah meninggal banyak saudara dari jauh yang datang. Jadi, sudah semacam reuni kecil-kecilan meski itu sebuah musibah kematian. Keempat, Pada pertengahan Agustus, ada Budhe Am yang mantu Mas Puput #ciyeee_uhuk2 jadi sudah bisa dipastikan dalam acara pernikahan itu, kita bakalan ngumpul bareng-bareng disana. Reuni bukan?


Baiklah, meski tidak jadi reuni tak masalah, selalu ada kesempatan untuk bertemu dan bersilaturahim. Satu hal yang kusyukuri adalah buka bersama dengan mereka hari ini, meski menunya sederhana blendrang jangan koro, sayur sop, urap urap, tempe tahu bacem plus sambel pete. Ada juga ayam dan bandeng, tapi junlahnya cuma sedikit, tak sesuai banyaknya manusia disini, tapi malah yang paling banyak sisa. Jadi saya mengambil kesimpulan, wong ndeso tenan, luwih seneng jangan. Inilah didikannya, hidup sederhana ^_^
Oya, masih ada semangka dan es srikaya tuh di meja. Ada yang mau?

Akhirnya, kuucapkan selamat menjalankan ibadah puasa buat semua dulur-dulur dimanapun kalian berada, Mbak, Mas, Paklik Bulik, adik-adik. Salam dari tanah asal Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Idul Fitri nanti pulang kampung kan? Tak enteni tekomu ning omahku ^_^

Oya, ada kabar rahasia.. sstt, jangan bilang siapa-siapa ya, saat aku menulis ini, mungkin saja Mbah Umar dan Mbah Sum lagi jalan-jalan sepulang dari sini, goncengan mesra pakai motor dari ananda tercinta. Pak Candra! Selamat ya Mbah ^_^ Sayang nggak ada fotonya, lha masak saat mereka serius rapat aku datang lalu photo-photo. Duh, aku nggak mau dikutuk jadi batu ^_^


Selamat rehat, salam untuk keluarga disana

Rizza Nasir


Kediri, 12 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar