Rabu, 17 April 2013

Pesta Usia, Perlukah?

Ada yang tak biasa dari rumah saya hari ini. Rumah tiba-tiba gelap sementara rumah lainnya masih bercahaya. Sempat terpikir, ah mungkin listrik lagi konslet.  Tapi ternyata saya salah besar. Di dalam rumah saya melihat nyala lilin kecil diatas sekotak tart coklat. Hari ini salah seorang penghuni rumah saya bertambah usia. Usianya kini 22 tahun. Untuk ‘menyambut’ pertambahan usianya seluruh penghuni rumah kami menyiapkan pesta. Saya sendiri tak tahu menahu tentang pesta itu karena sejak sore sudah disibukkan dengan aktifitas mengajar. Kebetulan teman saya yang ulang tahun ini juga keluar sore hari dan menjemput saya malam harinya. Tak hanya dia, saya pun terkejut dengan pesta ini.

 

Entahlah pesta ulang tahun ini tradisi darimana. Yang saya tahu ketika hari kelahiran kita berulang maka disitulah umur kita bertambah yang berarti kontrak hidup kita di dunia ini berkurang. Tak dipungkiri ketika ada teman atau keluarga yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya ada setitik bahagia di hati ini. Ternyata ada juga ya yang meluangkan memorynya untuk mengingat hari lahir saya? Terlepas dari bahagia dan keharuan yang  mewarnai pertambahan usia, bagi saya pesta ulang tahun itu tak terlalu penting.

Ada dua hal penting mengapa usia harus mendapat perhatian serius. Pertama, karena Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas usia yang Allah karuniakan. Dan Kedua, karena usia adalah masa yang menentukan baik buruknya manusia.

At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Siapa manusia terbaik?” Beliau bersabda, ”Manusia yang usianya panjang dan dihabiskan untuk kebaikan.” Ia bertanya lagi, ”Siapa manusia terburuk?” Beliau bersabda, ”Manusia yang usianya panjang, namun dihabiskan untuk keburukan”.
Berbicara tentang umur atau usia, ane teringat suatu kisah ketika seorang murid bertanya kepada mursyid atau gurunya, ”Apa makna usia?”
Jawab gurunya menyitir pernyataan Rasulullah SAW, “Apabila hari ini amal pekerjaanmu masih sama dengan hari kemarin, berarti kamu merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk namanya. Bila lebih bagus, barulah kamu termasuk orang beruntung

Bagi sebagian orang hari lahir menjadi hari keramat yang harus diingat dan dirayakan jika tiba waktunya. Ramai-ramai pergi ke sebuah tempat untuk berpesta atau sekedar makan bersama. Alih-alih syukuran pertambahan usia namun akhirnya hanya berhenti pada pesta dan foya-foya belaka.Sebagian yang lain mungkin lupa kapan ia dilahirkan. Baik hari maupun tanggalnya. Dunia ini, terlalu banyak yang harus dipikir dan diingat daripada  hanya sekedar ‘tanggal lahir’

Sangat sedikit orang yang menyambut hari lahirnya dengan tangis penyesalan dosa-dosa juga muhasabah untuk memperbaiki hidupnya, berdoa pada pemilik kehidupan agar kehidupan selanjutnya lebih bermanfaat dari sebelumnya. Menyambut hari lahir dengan kesyukuran dan penyesalan. Bukankah itu luar biasa? So, di setiap bertambahnya usia kita harus lebih baik. Memperkaya potensi diri, bertambah usia dan siap menjadi sosok yang dewasa..

“Tua Itu Pasti, Dewasa Adalah Pilihan”

Yang saya tulis disini, tak lebih hanya pandangan kacamata saya. Saya dan teman-teman mungkin berbeda menyikapinya. Tak ada yang salah dengan perbedaan bukan?. Berbeda justru akan membuat hidup ini lebih berwarna. Bagi semua orang yang pernah dilahirkan. Saya hanya berpesan semoga tanggal lahir yang berulang tak hanya sekedar ritual. Selamat bertambah usia, semoga sisa usia yang ada lebih bermanfaat dari sebelumnya. Wallahu’alam
Ini pendapatku, bagaimana denganmu?

Rizza Nasir


Tidak ada komentar:

Posting Komentar