Sabtu, 13 April 2013

Dear Diary …..



Adakah dari kalian yang pernah menuliskan kata itu? Atau kata lain yang senada? Diary atau sebagain orang menyebutnya cathar (catatan harian) adalah sebuah buku yang dikhususkan oleh si empunya untuk mencatat hari-harinya, hal-hal yang dianggap penting atau curahan hati yang tak boleh diketahui oleh  siapapun. Hanya kita dan Allah tentunya.

Bagi penulis pemula, diary sangat efektif untuk mulai belajar merangkai kata. Memotivasi diri untuk terus menulis. Tak usah malu menjadipenulis diary karena menulis diary bukanlah hal yang tabu, menulis diary tak hanya dilakukan oleh remaja yang galau, labil plus alay tapi menulis diary bisa dilakukan setiap orang baik laki-laki maupun perempuan di segala usia


Sinta Yudisia. Kenal kan sama beliau? Penulis novel Rinai  dan The Road to The Empire yang juga ex ketua FLP Jatim. Mbak Sinta begitu ia biasa disapa juga penulis diary tulen. Sejak remaja ia mulai menyukai dunia tulis menulis dan mengawalinya dari diary. Sekarang saat ia sudah bersuami dan mempunyai empat orang anak pun ia masih setia pada diary-nya. Dari  tangannya sudah lahir 16 novel, 20 antologi dan puluhan cerpennya tersebar di media.


Tentu saja tidak serta merta menulis diary lalu lahir novel dan cerpen itu tentunya beliau selain menulis diary juga aktif menulis cerpen don novel. Diary hanya sebagai langkah awal untuk menorehkan minat menulis lalu dikembangkan lewat jalur tulisan yang diminati. Dibarengi niat menulis untuk berbagi. Jadilah ia seorang penulis produktif hingga saat ini.

Bagi kamu yang sudah memulai karier menulis diary sejak lama. Cobalah buka kembali diarymu Bedakan gaya menulismu di halaman 5 dan di halaman 96. Akan tampak perbedaan. Atau jika ingin lebih nampak lagi perbedaan itu. Buka diary masa sekolahmu, bedakan dengan diary masa kuliahmu. Topik bahasan , tulisan, bahasa dan cara merangkai kata. Beda kan?

Perbedaan itu menunjukan bahwa secara tak sadar kamu telah belajar menulis. Kemampuan menulismu telah berkembang. Nah, jika kamu menemukan beberapa kesamaan dalam gaya bahasa, berarti kamu telah menemukan warna tulisanmu. Setiap orang memiliki ciri khas dari tulisannya. Bahasa khas yang berbeda dari orang lain kalaupun sama mungkin dulu kamu mulai belajar menulis darinya. Atau dia yang belajar darimu,ya? 

Diary. Mau menulis apa? Terserah kamu. Diary benda mati dan harimu yang berbicara. Tulislah apa saja, berkreasilah dengan diarymu. Mau curhat, menuliskan mimpi-mimpi, target, catatan perjalanan juga kalau kamu memutuskan diary itu benar-benar privacy-mu atau kamu membolehkan orang lain membacanya untuk berbagi kisah dan inspirasi. Semuanya kembali padamu. Diarymu adalah catatan harimu. Hanya kamu yang punya otoritas untuk itu.

Sekali lagi. Diary hanyalah salah satu alternative cara bagi mereka yang ingin belajar menulis. Mau lewat cara dan jalan manapun yang penting menulis. Menulislah apa saja. Kapan? Luangkanlah 24 jam waktumu. Kapan? Sekarang juga!  Bagi yang belum pernah menulis diary, mau mulai sekarang? Tak masalah. Diary tak mengenal usia,kan? Niatkan untuk belajar menulis.  Jangan malu menjadi penulis diary. Saya salah satunya ^_^

Buatlah diary yang berkualitas, tak hanya tempat curahan hati, mimpi-mimpi tapi juga menginspirasi. Jika tak untuk orang lain setidaknya untuk dirimu sendiri. Selamat mencoba ^_^
Rizza Nasir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar