Senin, 26 November 2012

Cepat Sembuh ya Yah !

Ayah baru sakit, dirawat di bhayangkara 8 hari. Tekanan darahnya 200 saat masuk. Terkena stroke. Selama delapan hari itu pula aku tidur di rumah sakit, bareng ibu dan dua adik laki-lakiku. Faisal dan Farid. Kala pagi maka tinggal aku, karena ibu harus ke balai desa dan adikku harus sekolah. Maka jadilah bulekku yang menemaniku. Hanya berdua.
Aku takut kehilangan ayah. Aku belum bisa hidup tanpa ayah.  Malam saat aku diberi tahu bahwa ayah di rawat tangisku tak terbendung. Aku di Malang sementara ayah di Kediri sedang di rawat. Aku takut. Aku takut ayah sakit parah. Bayang-bayang Pak Puh Har yang pergi membayang. Bagaimana jika itu terjadi padaku?



Putra-putri Pak Puh sudah dewasa. Sudah mandiri secara finansial dan emosi. Bagaimana denganku?
Aku dan adiku masi sangat butuh ayah untuk membimbing kami. Kami butuh ayah…
Alhamdulillah aku dekat dengan kedua orang tuaku, karena memang akulah anak tertua, mereka biasa berbagi cerita apa saja. Adikku masih terlalu labil jika harus diajak bicara serius. Selama ayah sakit mereka berdualah yang mengurus rumah. Pulang dari rumah sakit shubuh kemudian sekolah. Cuci baju sampai setrika. Ternyata mereka bisa juga ya. Alhamdulilah
Sakit ayah ini, yang ketiga. Saat aku masih kelas dua MTs, ayah pernah kena darah tinggi juga. Dan nyaris stroke. Jalannya susah.Tapi seiring waktu Allah mengembalikan semuanya.Kembali sehat dan beraktivitas.  Sekitar tahun 2009 ayah juga pernah dirawat selama 27 hari di RS Amelia. Kakinya terluka, entah kena sisik ular atau apa. Waktu itu ayah tak memakai sepatu boat ke sawah, kakinya terluka dan ia tak merasakanya. Bersamaan dengan itu kadar gula ayah meninggi. Jadilah luka itu tak sembuh-sembuh semakin hingga bernanah. Akhirnya ayah dibawa ke RS dfan langsung rawat inap.
Saat itulah aku tau ternyata ayahku takut jarum. Ah, aku tak sangka ayahku begitu. Tapi mau bagaimana lagi. Pengobatan ini, mau tidak mau harus pakai jarum. Jarum suntik lah infuslah. Kaki ayah yang nyaris membusuk itu dioperasi untuk mengeluarkan nanah bahkan dokter pernah memberi masukan kalau sebaiknya kaki ayah diamputasi. Alasannya, ayah yang mengidap diabetes menyebabkan lukanya sulit mongering dan menyakitkan. Dan benar saja, ketika ayah memutuskan untuk mempertahankan kakinya maka ayah harus menjalani pengobatan  itu selama hampir satu tahun.
Setiap hari ada mantri yang datang ke rumah untuk merawat kaki ayah. Selama enam bulan mantri itu datang pagi sore untuk ayah. Dan enam bulan selanjutnya dihabiskan ayah di atas kursi roda sambil sesekali belajar berjalan. Trantanan. Dan tahun ini saat aku menyangka semua itu tak terulang kembali, ayah kembali menjadi pasien untuk sakit yang dideritanya tujuh tahun lalu. Darah tinggi bahkan stroke.

Stroke ayah memang masih awal. Tapi bagiku stroke ya stroke. Ia telah membuat mulut ayah perot ke kiri dan tangan kanannya melemah. Tapi Alhamdulillah setelah dirawat kemarin perotnya sudah tak separah awal dan tangannya sudah mulai menemukan kekuatan. Setidaknya sudah mulai belajar makan sendiri. Meski kadang nasinya jatuh-jatuh dan sendoknya sedikit.

Jika tidak begini, mungkin aku tak pernah menyuapi ayahku, jika begini, mungkin aku tak pernah merasa bahwa ayahku sangat renta melebihi yang seharusnya. Usia lima puluh empat sekarang. Belum bercucu, tapi ayahku sudah nampak seperti mbah kakung. Adikku yang paling kecil bahkan sering memanggilnya Mbah Nasir, saat menggodanya. Begitu pun orang lain yang tak mengenal ayah, ketika berjalan dengan adikku Farid, selalu bilang begini
“Itu cucunya ya Pak, sudah punya berapa cucu?”
“O, ini anak saya yang terahkhir, saya belum punya cucu Pak”,”anak pertama saya ,masih Aliyah, emang saya dulu nikahnya telat”, jawaban yang santai
Dulu saat aku masih aliyah, mendengar seperti itu aku santai saja. Bahkan belum sampai pikirku tentang menikah dan pernikahan.

Sebagai orang tua yang teman-temannya sudah bercucu, aku tahu ayah dan ibuku juga menginginkannya. Mendapatkan cucu dari anak perempuannya. Aku.  Taka da yang salah dengan keinginan itu, bahkan aku sangat mengerti. Dalam perbincangan kami bertiga aku juga pernah mengungkapkan tentang seperti apa lelaki yang kuidamkan menjadi suamiku.  Lelaki yang menjadi menantu paling ganteng di rumah kami, hehe


Kini dua adikku telah sepakat untuk menjaga ayah lebih baik lagi juga menjaga ibu agar tetap sehat. Tak pernah lagi berantem layaknya anak kecil. Kami sudah beranjak dewasa, terutama aku.
Pesan dari kakak sepupuku Mbak Yeti dan Mbak Ita
Jaga ayahmu ya Za…
Siap Mbak !!!
Insyaallah semuanya akan baik-baik saja ^_^


Aku merindukan saat itu. Saat ayah memboncengku dengan sepeda motor, menjemput sekolah, mengantarkanku ke tempat yang kumau, mengantarkan aku terapi, menyebrangi sungai di pedalaman Tulung Agung sana. Aku rindu ayahku yang gagah. Kini memang semuanya telah berbeda, ayahku semakin menua, dan segala yang ada padanya perlahan diambil. Matanya merabun, tenaga yang tak lagi kuat. Mungkin inilah jalan hidup manusia. Di usia yang semakin bertambah maka yang ada padanya berkurang. Sunatullah..

Ayah, tak perlu khawatirkan kami. Ayah hanya perlu menjaga kesehatan. Faisal sudah bisa mengantarkan ayah kemanapun ayah mau. Farid juga begitu. Suruh saja dia. Pasti dia mau, apalagi bila naik motor. Aku? Tenang ayah, aku aman disini. Kan kujaga diriku dari nafsu dunia. Disini aku banyak orang yang menjagaku. Dan suatu hari nanti ayah, aku akan menyusul Faisal dan Farid. Aku akan belajar naik mobil seperti mimpimu. Jangan mikir macam-macam lagi, sehat dan harus sehat. Semuanya akan kembali ayah, yakinlah…Cepat sembuh ya Yah ! ^_^

Ini adalah mimpi kedua orang tuaku atas diriku. Insyaallah..
Bismillah..
      





Allah, sehatkan ayah dan ibuku, hingga mereka bisa terus membersamaiku dan adikku. Melihat impian mereka terjadi padaku. Melihat aku bertoga, melihatku bersanding dengan belahan jiwaku dan mengendong penerusnya. Anak-anakku.  Kabulkan Ya Allah. Amiin

4 komentar:

  1. semoga ayah kamu lekas sembuh ya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiinnn Ya Rabb...
      Maksih ya Fiscus Wannabe atas doanya, thanks juga uda baca..^_^

      Hapus
  2. semoga ayah mb Rizza cepat sembuh mb..
    Ayahku juga kena darah tinggi mb di malaisya. Samalah tekanan darahnya 200. Tapi alhamdulillah sudah sembuh mb. Karena do'a dam keyakinan. Insya Allah ayah mb Rizza juga akan lekas sembuh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin...
      Semoga orang tua kita sehat selalu ya =D

      Hapus