Sabtu, 24 November 2012

Aktivis Dakwah, Meluaslah !

Pernah dengar sebutan akhwat atau ikhwan ? Ya, mereka identik dengan para aktivis dakwah. Dikenal orang lewat busananya. Biasanya jilbabnya lebar untuk yang akhwat. Bagiku sebutan ikhwan dan akhwat terlalu sederhana jika dimaknai pada busana dan tingkah semata. Ini lebih dari itu.

Aku sendiri adalah seorang aktivis dari organisasi dakwah di kampusku, aku juga berjilbab besar, tapi bagiku seorang aktivis dakwah tak lantas dinilai dari jilbabnya. Karena jilbab hubungannya dengan kenyamana dan kesadaran untuk menjaga. Meskipun aktivis dakwah kampus, namun sebutan akhwat sangat asing ditelingaku karena aku merasa ruhiyahku belumlah baik dan pengetahuanku tentang agama, ilmu dan dunia dakwah masih sangatlah dangkal. Aku lebih senang dikenal sebagai Rizza, tanpa embel-embel akhwat. Karena itu terlalu berat.

Tak ada yang salah dengan berdakwah dan segala aktivitas ruhiyah, yang menentramlan hati dan mencerahkan. Semuanya itu sangatlah positif untuk memperbaiki diri dan memberi arti bagi sesama. Hanya menurut kacamataku para aktivis dakwah saat ini terlalu apatis. Mereka senang berkutat dalam organisasi dakwahnya, nyaman dengan segala aktivitas surga. Tak mau bergulat dengan dunia atau organisasi diluar dakwah.

Cenderung beranggapan bahwa bergabung dengan organisasi diluar dakwah akan melemahkan, akan terjadi banyak dosa-dosa kecil yang dikhawatirkan menjerumuskan kita ke dosa besar. Semua itu adalah bentuk dari penjagaan diri. Kupahami itu.

Aku sendiri, tak hanya bergabung di organisasi dakwah saja, ada beberapa organisasi  yang kuikuti. Dari banyak organisasi itu praktis aku bergaul dengan banyak partner lelaki. Ada yang pernah berkata padaku,
"Rizza, kamu harus hati-hati ya, dijaga pergaulannya"
"Rizza, kamu kok ikut organisasi begituan sih, disitu kan membaur laki-laki dan perempuan"
Dan masih banyal lagi pertanyaan dan kata bernada protes padaku atas keikutsertaanku di berbagai organisasi di luar dakwahku.


Menurutku, tak ada salahnya sebagai seorang wanita dan aktivis dakwah bergabung dengan banyak organisasi. Kuakui, banyak hal yang berbeda di tubuh mereka. Pergaulan antara lelaki dan wanita yang tak terjaga dan gaya hidup mahasiswa yang sangat jauh dari aktivitas rohani. Selama memasuki organisasi dengan orang yang beraneka seperti itu, aku biasa saja. Tak ada canggung atau malu karena aku berbeda. Dengan jilbabku aku mungkin tampak beda dari teman-teman yang berjilbab modis disana.

Hanya satu yang selalu kupegang. Niatku untuk belajar dan dalam belajar pemikiranku harus terbuka. Terbuka pada keadaan sekitar, terbuka pada kelebihan dan mengabaikan kelemahan. Bila aku hanya berkutat dengan dunia dakwahku, menurutku aku hanya aku tau tentang kebaikan padahal diluar sana banyak organisasi yang baik meskipun tidak berlabel dakwah. Meski tak kupungkiri kekurangan selalu ada. Tak ada yang sempurna bukan?

Pergaulan yang dikhawatirkan itu. Aku tak pernah merasakannya. Tak ada yang melecehkanku semua lelaki disana menghormatiku bahkan menjagaku. Mereka bahkan memperlakukanku jauh terhormat dibanding teman wanita lainnya. Entahlah. Tapi aku sama sekali tak merasa terganggu, aku terjaga meski aku bergaul dengan bamyak lelaki dan wanita dengan gaya bergaul yang beraneka.

Lewat coretan ini, aku ingin membuka mata para aktivis dakwah agar tak lagi terdiam pada kenyamana aktivitasnya. Dunia ini punya banyak warna tak hanya putih saja. Dengan apatis seperti itu akan muncul perasaan bahwa akulah yang terbaik dan diluar sana buruk. Apakah jika kita melihat keburukan, lantas membiarkan saja?

Mungkin itu hanya sebatas anggapan dari sebuah pemikiran yang tertutup. Baik dan buruknya sesuatu hanya Allah yang tahu. Terbukalah. Ikutilah organisasi yang kau minati sesuai dengan minatmu dan inginmu. Jangan takut akan pergaulan. Selama kita bisa menjaga diri, insyaallah semua akan baik-baik saja. Semua akan menghormati dan menghargaimu selama kau membuka diri untuk berbagi ilmu dan saling memberi

Jangan takut untuk terwarnai. Justru kaulah yang harus mewarnai mereka dengan warna yang kau punya. Disitulah ladang dakwahmu. Sederhana saja, ingatkan mereka tentang sholat tepat waktu saat diskusi itu kian seru dan saat latihan dijalankan. Jangan menjadi pribadi yang menggurui, karena mereka mungkin lebih berilmu darimu. Mereka sudah tahu hanya saja mereka belum mau mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata , dalam bergaul sesama mahasiswa.

Godaan itu terlalu besar hingga melemahkan keilmuan dan keimanan mereka. Nah, disinilah peranmu sebagai aktivis dakwah, Dekati mereka dan berilah pengertian dengan bijak dan sahaja. Bagaimana kita akan menyeru jika kita tak mau tahu? Bagaimana mereka mau mengikut kita jika kenal saja tidak ?

Masukilah kandang ayam jika kau ingin tahu ayam mana yang baik dan cepat bertelur dan ayam mana yang sakit dan butuh pengobatan. Carikan obat yang yang tepat. Karena setiap penyakit beda obatnya. Begitu juga dengan peristiwa dan manusia. Selalu ada cara yang berbeda untuk menanganinya.

Dengan mengikuti organisasi diluar dakwah, kita akan tahu banyak hal, orang yang kita kenal pun beragam. Ilmu dan ranah berpikir yang berbeda dan temukanlah keluargamu disana. Keluarga yang tak terjalin atas kesamaan darah tapi terjalin atas kerjasama, mengembangkan ilmu dan maju bersama.Begitu juga dengan sesama organisasi dakwah. Terbukalah, meluaslah. Selama Al-Qur'an kitab sucinya dan Muhammad nabinya, maka tak ada yang salah dengan mereka. Mari berdakwah bersama. Mensyiarkan islam pada sesama. Karena kita boleh punya prinsip tapi jangan fanatik.

Wahai ikhwahfillah semangatlah dalam berdakwah. Bukalah matamu. Jangan kau takutkan apapun. Selama kau menjaga dirimu dengan baik maka orang lain pun akan menjagamu dan ingatlah bahwa Allah tak pernah henti membersamaimu.

Tetaplah santun dalam dakwahmu dan kuatkan ukhuwahmu. Berlombalah dalam kebaikan dan jangan pernah menyesal jadi orang baik ^_^
Wallahu'alam

RIZZA NASIR
Aktivis LDK At-Tarbiyah UIN Maliki Malang

2 komentar:

  1. Menjadi warna yang baik di wadah yang masih berisi air yang keruh memang tak cukuplah mudah. Hanya saja, kita dituntut untuk menjadi manusia yang konsisten dalam menyandang syiar Allah. Memperbaiki niat dan ruhiyah untuk menjadi manusia yang mudah di terima pesannya (begitu kata MR).

    Dan, ada beberapa alasan mengapa Allah tidak mentakdirkan untuk menikah cepat. Salah satunya dengan ini. Dakwah. Mungkin Allah akan ridho kalau ana udah jadi MR. Amiiin ya Allah. Mbak Rizza juga gitu yaa. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamin ya Allah...
      Semoga semua doa anti terjawab ya Dek...
      MR? Sayangnya aku tidak memenuhi syarat untuk itu..
      Anti yang semangat ya liqo'nya
      Masalah jodoh ma biar Allah saja. Karena cinta tak pernah salah memilih kan ? ^_^
      Syukron dah baca corat-coret sederhana ini..

      Hapus