Aku
tak mengerti kenapa akhir-akhir ini aku mendapatkan surat-surat. Surat yang isinya kurang lebih sama: Tentang kekaguman
padaku. Bukannya aku gede rasa, tapi serius memang surat-surat yang kuterima
selama ini adalah surat kekaguman seseorang atas diriku.
Surat
masa sekarang mungkin tak seperti dulu, berupa kertas yang dikirim melalui pos
atau dititipkan pada seorang teman. Surat mutakhir zaman ini adalah kata-kata
yang diketik di atas Microsoft Word dan dikirimkan padaku. Entah disematkan di
chatting, di blog atau disimpan di laptopku. Untuk yang terakhir ini, biasanya
aku tak langsung bisa mengetahui kalau seseorang telah membuat tulisan untukku.
Aku baru tahu setelah beberapa hari. File itu tak sengaja kutemukan dan aku
sendiri tak tahu, kapan ia menyimpannya di laptopku.
Jujur,
aku merasa terharu saat membaca surat atau tulisan tentang diriku. Terharu
karena seseorang yang membuat tulisan itu tentu sudah meluangkan waktu entah
beberapa lama untuk menyelesaikan rangkaian kata atas namaku. Membuat deskripsi
tentang diriku, juga pujian-pujiannya padaku.
Tak
jarang, aku menitikkan air mata membaca tulisan dan surat untukku. Apakah aku benar-benar nampak seperti itu di
mata mereka? Apakah itu dilakukan hanya untuk menyenangkan hatiku saja? Tapi
aku terus berpikir positif bahwa seseorang yang membuat tulisan atau surat
untukku benar-benar tulus dan rela meluangkan waktunya agar aku bisa membaca
tulisannya.
Kadang
aku berpikir, apakah kekagumanmu padaku
karena kekuranganku? Karena aku adalah gadis dengan kekurangan di kakiku,
maka ketika aku dapat melakukan sesuatu itu menjadi nampak luar biasa di
matamu?
Bagaimana
jika aku adalah gadis biasa yang normal seperti gadis kebanyakan, mungkin aku
akan nampak biasa-biasa saja, aku tak akan menerima surat dan tulisan tentang
diriku dari banyak orang seperti akhir-akhir ini.
Aku
mungkin agak kaget sekarang, setelah aku lulus kuliah dan bekerja, semakin
banyak saja yang mengatakan bahwa ia kagum padaku, baik diucapkan lisan, lewat
pesan, atau sebuah tulisan. Mungkin bagi mereka para artis yang sudah punya
fansclub itu, menerima banyak pujian bukanlah hal baru. Bahkan yang menyukainya
ada ribuan jumlahnya. Yang menulis tentangnya pun tak lagi terhitung.
Mereka
adalah artis dengan ketampanan dan kecantikan akut, talenta luar biasa wajar
jika mereka banyak memiliki pengagum rahasia. Berbeda denganku yang hanya gadis
biasa, dari sebuah kota kecil pula. Memiliki kekurangan di kaki, dan aku masih
harus terus belajar memperbaiki diri dan mensyukuri semua ini. Antitesis dari
artis terkenal ibu kota. Lalu apa yang mereka kagumi dari semua ini?
Sekali
lagi, jika aku adalah gadis normal seperti gadis kebanyakan, apakah kau masih
kagum padaku? Apakah aku akan menerima surat-surat dan tulisan-tulisan itu
darimu? Jujur, aku merasa tak sehebat itu. Aku terlalu lemah untuk disebut
kuat, aku terlalu lemah untuk disebut hebat. Lalu kenapa banyak yang mengatakan
aku kuat dan hebat?
Mungkin,
aku kuat dan hebat di matamu karena kekurangan yang ada dalam tubuhku. Mungkin,
jika aku tak seperti ini kau tak akan mengagumiku. Kata seseorang : yang menulis untukmu bukan hanya lelaki tapi
juga perempuan berarti kamu memang inspiratif bagi banyak orang! Benarkah?
Aku tak seperti itu, sungguh!
Aku
takut dengan semua pujian itu, bagaimana jika kamu mendapati diriku yang tak
sehebat dan sekuat yang kamu kira? Aku sungguh banyak kekurangan, ada banyak
hal yang harus kuperbaiki, dari sikap, sifat dan banyak lagi. Tapi rupanya
Allah menutup sengkarut kekuranganku dan menunjukkan padamu tentang sisi lain
yang katamu kuat itu.
Ya,
aku memang pernah bermimpi dan berniat menjadi gadis yang kuat, tidak cengeng
dan menyerah dengan apa yang terjadi di hidupku, tapi aku benar-benar tak
menyangka jika azzamku itu telah berbuah surat-surat, pujian dan tulisan-tulisan
itu.
Sudah
berapa banyak adik kelas, kakak kelas, teman kelas, teman organisasi, teman
kerja yang memujiku dan menuliskan
kekagumannya pada diriku? Aku takut, aku tak sehebat itu, sungguh!
Aku
hanya berdoa, semoga Allah menjagaku dari tinggi hati atas surat dan tulisan
itu. Karena pujian memang melenakan, karena itulah aku takut pujian. Semoga
Allah menjagaku pula dari rasa berpuas diri. Karena sejatinya aku masih harus
berjuang lagi. Berjuang tentang banyak hal lagi.
Aku
juga berdoa, semoga seseorang yang menikahiku kelak adalah seseorang yang tak
kasihan padaku, memilihku bukan karena kasihan, tapi memilihku karena merasa
aku benar-benar wanita yang tepat untuk menjadi ibu dari buah hatinya. Lelaki
yang sama sekali tak melihat aku dan kekuranganku, tapi menilaiku sama seperti
gadis lainnya. Menikah atas dasar kasihan tentu menyakitkan bukan? Hanya cintai
aku karena kau sulit mendefinisikan atas dasar apa kau mencintaiku. Cintai aku
karena Allah! bukan kekuranganku atau pujian atas diriku.
Terima
kasih untuk Mbak-Mbak, Mas-Mas, dan adik-adik yang sudah berkirim file atau
menuliskan sesuatu tentang diriku. Terima kasih! Terima kasih telah menjadikan
aku tokoh dalam tulisan kalian. Aku merasa berarti, aku merasa dihormati dengan
tulisan-tulisanmu. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menuliskan namaku.
Kekagumanu padaku membuatku belajar bahwa ternyata aku juga bisa memberi banyak
hal tanpa kusadari. Tapi, Aku
masih harus berjuang lagi!
Yogyakarta, 7 November 2014
Salam
Rizza Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar