Jumat, 07 November 2014

KEKAGUMANMU PADAKU



Aku tak mengerti kenapa akhir-akhir ini aku mendapatkan surat-surat. Surat yang  isinya kurang lebih sama: Tentang kekaguman padaku. Bukannya aku gede rasa, tapi serius memang surat-surat yang kuterima selama ini adalah surat kekaguman seseorang atas diriku.

Surat masa sekarang mungkin tak seperti dulu, berupa kertas yang dikirim melalui pos atau dititipkan pada seorang teman. Surat mutakhir zaman ini adalah kata-kata yang diketik di atas Microsoft Word dan dikirimkan padaku. Entah disematkan di chatting, di blog atau disimpan di laptopku. Untuk yang terakhir ini, biasanya aku tak langsung bisa mengetahui kalau seseorang telah membuat tulisan untukku. Aku baru tahu setelah beberapa hari. File itu tak sengaja kutemukan dan aku sendiri tak tahu, kapan ia menyimpannya di laptopku.

Jujur, aku merasa terharu saat membaca surat atau tulisan tentang diriku. Terharu karena seseorang yang membuat tulisan itu tentu sudah meluangkan waktu entah beberapa lama untuk menyelesaikan rangkaian kata atas namaku. Membuat deskripsi tentang diriku, juga pujian-pujiannya padaku. 
Tak jarang, aku menitikkan air mata membaca tulisan dan surat untukku. Apakah aku benar-benar nampak seperti itu di mata mereka? Apakah itu dilakukan hanya untuk menyenangkan hatiku saja? Tapi aku terus berpikir positif bahwa seseorang yang membuat tulisan atau surat untukku benar-benar tulus dan rela meluangkan waktunya agar aku bisa membaca tulisannya.

Kadang aku berpikir, apakah kekagumanmu padaku karena kekuranganku? Karena aku adalah gadis dengan kekurangan di kakiku, maka ketika aku dapat melakukan sesuatu itu menjadi nampak luar biasa di matamu?

 

Bagaimana jika aku adalah gadis biasa yang normal seperti gadis kebanyakan, mungkin aku akan nampak biasa-biasa saja, aku tak akan menerima surat dan tulisan tentang diriku dari banyak orang seperti akhir-akhir ini.

Aku mungkin agak kaget sekarang, setelah aku lulus kuliah dan bekerja, semakin banyak saja yang mengatakan bahwa ia kagum padaku, baik diucapkan lisan, lewat pesan, atau sebuah tulisan. Mungkin bagi mereka para artis yang sudah punya fansclub itu, menerima banyak pujian bukanlah hal baru. Bahkan yang menyukainya ada ribuan jumlahnya. Yang menulis tentangnya pun tak lagi terhitung.

Mereka adalah artis dengan ketampanan dan kecantikan akut, talenta luar biasa wajar jika mereka banyak memiliki pengagum rahasia. Berbeda denganku yang hanya gadis biasa, dari sebuah kota kecil pula. Memiliki kekurangan di kaki, dan aku masih harus terus belajar memperbaiki diri dan mensyukuri semua ini. Antitesis dari artis terkenal ibu kota. Lalu apa yang mereka kagumi dari semua ini?

Sekali lagi, jika aku adalah gadis normal seperti gadis kebanyakan, apakah kau masih kagum padaku? Apakah aku akan menerima surat-surat dan tulisan-tulisan itu darimu? Jujur, aku merasa tak sehebat itu. Aku terlalu lemah untuk disebut kuat, aku terlalu lemah untuk disebut hebat. Lalu kenapa banyak yang mengatakan aku kuat dan hebat?

Mungkin, aku kuat dan hebat di matamu karena kekurangan yang ada dalam tubuhku. Mungkin, jika aku tak seperti ini kau tak akan mengagumiku. Kata seseorang :  yang menulis untukmu bukan hanya lelaki tapi juga perempuan berarti kamu memang inspiratif bagi banyak orang! Benarkah? Aku tak seperti itu, sungguh!

Aku takut dengan semua pujian itu, bagaimana jika kamu mendapati diriku yang tak sehebat dan sekuat yang kamu kira? Aku sungguh banyak kekurangan, ada banyak hal yang harus kuperbaiki, dari sikap, sifat dan banyak lagi. Tapi rupanya Allah menutup sengkarut kekuranganku dan menunjukkan padamu tentang sisi lain yang katamu kuat itu.

Ya, aku memang pernah bermimpi dan berniat menjadi gadis yang kuat, tidak cengeng dan menyerah dengan apa yang terjadi di hidupku, tapi aku benar-benar tak menyangka jika azzamku itu telah berbuah surat-surat, pujian dan tulisan-tulisan itu.

Sudah berapa banyak adik kelas, kakak kelas, teman kelas, teman organisasi, teman kerja yang memujiku dan  menuliskan kekagumannya pada diriku?  Aku takut, aku tak sehebat itu, sungguh!
Aku hanya berdoa, semoga Allah menjagaku dari tinggi hati atas surat dan tulisan itu. Karena pujian memang melenakan, karena itulah aku takut pujian. Semoga Allah menjagaku pula dari rasa berpuas diri. Karena sejatinya aku masih harus berjuang lagi. Berjuang tentang banyak hal lagi.

Aku juga berdoa, semoga seseorang yang menikahiku kelak adalah seseorang yang tak kasihan padaku, memilihku bukan karena kasihan, tapi memilihku karena merasa aku benar-benar wanita yang tepat untuk menjadi ibu dari buah hatinya. Lelaki yang sama sekali tak melihat aku dan kekuranganku, tapi menilaiku sama seperti gadis lainnya. Menikah atas dasar kasihan tentu menyakitkan bukan? Hanya cintai aku karena kau sulit mendefinisikan atas dasar apa kau mencintaiku. Cintai aku karena Allah! bukan kekuranganku atau pujian atas diriku.

Terima kasih untuk Mbak-Mbak, Mas-Mas, dan adik-adik yang sudah berkirim file atau menuliskan sesuatu tentang diriku. Terima kasih! Terima kasih telah menjadikan aku tokoh dalam tulisan kalian. Aku merasa berarti, aku merasa dihormati dengan tulisan-tulisanmu. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menuliskan namaku. Kekagumanu padaku membuatku belajar bahwa ternyata aku juga bisa memberi banyak hal tanpa kusadari. Tapi, Aku masih harus berjuang lagi!

Yogyakarta, 7 November 2014
Salam
Rizza Nasir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar