Senin, 04 Agustus 2014

Mensyukuri Tubuh Ini

Mata minus? Tak apa, masih bisa melihat bukan? Disana ada dia yang buta, melihat cahaya adalah impiannya.

Hidung pesek? Tak apa, masih bisa bernapas bukan? Disana ada dia yang kesulitan bernapas dengan baik hingga menggunakan alat bantu

Gigi tidak rata? Tak apa, masih bisa mengunyah makanan yang kau suka bukan? Disana ada dia yang sama sekali tak punya gigi, kesulitan mengunyah makanan kesukaannya

Bibir tebal? Tak apa, masih bisa tersenyum kan? Disana ada dia yang sumbing bibirnya, bahkan untuk tersenyum pun tak bisa

Tangan kidal? Tak apa, masih bisa menulis dengan tangan kiri kan? Disana ada dia yang menulis dengan kaki, karena tak ada dua tangan

Jari tak lentik? Tak apa, masih bisa memegang sesuatu kan? Disana ada dia yang tanggannya tak berjari


Kaki pincang? Tak apa, bisa berjalan kan? Disana ada dia yang yang membutuhkan alat bantu untuk berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya

Kulit hitam? Tak apa, hitam adalah warna yang normal, disana ada dia yang albino, pigmennya terganggu, selalu merasa terbakar setiap waktu

Temanku, kadang kita begitu iri dengan kesempurnaan yang dimiliki orang lain. Kadang kita merasa tak berguna dengan kekurangan yang ada pada tubuh kita.
Di berbagai sisi, seperti hidung pesek, gigi tidak rata, bibir tebal, jari tak lentik atau kulit hitam, sebenarnya itu bukan kekurangan, kita saja yang selalu ada dalam bayang-bayang kesempurnaan.
Jika Allah mengurangi sebagian kemampuan kita, pasti Allah telah melebihkan bagian yang lain. Kita harus menemukannya untuk kemudian mengoptimalkan untuk berkontribusi pada kehidupan.
Berat memang, tapi yakinlah Allah tak akan memberikan cobaan kecuali kita kuat menghadapinya. Allah tak akan menitipkan bagian tubuh dan keunikannya kecuali itulah yang terbaik untuk kita.
Sejatinya, kita tak membutuhkan yang tak kita miliki, kita hanya harus memaksimalkan apa yang telah menjadi pemberian. Toh, semua sudah dituliskan. Kita hanya harus menjalani hidup ini dalam kebaikan dan penuh kesyukuran.

Untuk kalian yang merasa sempurna secara fisik. Cantik, tampan, seksi, semampai. Gagah, sixpack, flamboyan, mulus dan digilai banyak lelaki dan perempuan. Sudahkah kalian bersyukur atas pemberian itu? Sudahkah pemberian itu digunakan untuk kebaikan umat?
Kalau kita mati, tubuh ini hanya akan menjadi renik busuk. Tak bersisa. Hanya tinggal nisan bertuliskan nama yang jadi bukti bahwa kita pernah ada. Fisik adalah pemberian. Jumawa atau kecewa karenanya adalah bagian dari dosa. Allah tak menyukainya. Karena sesungguhnya Allah sudah menciptakan kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Baik untuk kita.
Salam
Rizza Nasir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar