Hari
Ketiga, Jum’at, 28 Februari 2014
Aku
semakin percaya pada kekuatan impian. Masih kuingat, aku pernah menuliskan “Aku
ingin melihat Petronas” di daftar impianku yang kutempel di diding ma’had dua
tahun lalu.
Alhamdulillah, hari ini bisa ke
Petronas. Sebelumnya aku hanya bisa melihat dari balkon kamar Navis saat
menjemur pakaian. Lampunya yang kerlap kerlip dengan tinggi yang menjulang
membuatku semakin penasaran ingin melihat Petronas.
Teman-teman bilang Petronas itu
dekat. “Dekat kok, jalan kaki saja” Akhirnya kami berjalan. Beriringan belok
kiri, belok kanan terus saja. Belok lagi, nyebrang. Jauh sekali. Entah aku
sudah lupa persisnya. Aku hanya menguntit teman-teman saja. Yang kurasakan
adalah jauh sekali dan kaki ini mulai pegal-pegal. Mungkin 6 km lebih kami
berjalan.
Di perjalanan kami bertemu dengan
dua lelaki. Dari Bandung rupanya, Karena aku, Etika, Wawan dan Farida terpisah
dari rombongan lain. Jadilah dua lelaki yang kutahu namanya Amir menjadi teman
perjalanan kami. Sepanjang jalan kami berbincang banyak hal. Tentang kuliah
kami, tentang pekerjaan mereka sebagai tenaga di perusahaan komunikasi dan
tentang pengalaman mereka plesiran.
Kebetulan
Mas Amir memegang kamera Nikon. Jadilah kami ikut narsis sepanjang jalan.
Mungkin belum sampai Petronas sudah puluhan gambar yang dibidik. Bagaimana
tidak, jalan-jalan malam sejauh ini. Hanya berbincang dan foto-fotolah obatnya.
Alhamdulillah, tambah kenalan, tambah saudara. Dia bilang akan mengirim foto
itu melalui jejaring sosial.
Petronas semakin dekat.
Alhamdulillah. Hanya Alhamdulillah yang bisa kuucap setelah melihat Petronas.
Mewujudkan impianku. Impian yang pernah kutempel di ma’had dua tahun lalu.
Alhamdulillah Allah. Terima kasih untuk hari ini.
Di perjalanan pulang, aku bertemu
dengan seorang perempuan yang berjalan bersama anak dan suaminya. Mungkin
karena mendengar kami berbicara Bahasa Indonesia, dia menyapa kami. Busananya
sederhana, memakai sandal jepit dan meneteng tas kresek putih, entah apa
isinya. Dia menyapa dan mengatakan bahwa dia juga dari Indonesia. “bahkan di
Kuala Lumpur segini luasnya saya masih bertemu orang indonesia” begitu katanya.
Saat kutanya ada kepentingan apa ke
Kuala Lumpur? Dia mengatakan karena mengikuti short course di salah satu perguruan tinggi di Malaysia. Subhanallah.
Wanita ini, penampilannya sangat sederhana tapi siapa sangka dia adalah salah
satu peserta short course salah satu
perguruan tinggi ternama. Aku bahkan sempat mengira dia adalah ibu-ibu yang
mengajak jalan-jalan malam anaknya, karena penampilannya yang sangat sederhana.
Don’t judge person by her cover Rizza!
Di
persimpangan, kami berpisah dengan wanita itu dan keluarganya, setelah
sebelumnya berfoto bersama. Bertemu dengan orang satu negara di negara lain.
Terlibat perbincangan dan berbagi pengalaman. Ini adalah pengalaman emas
untukku. Indonesia telah menyatukan kita
Hari ini teman-teman mengunjungi
sekolah tempat mereka mengajar. Ya, sekedar ingin tahu saja dimana sekolah
mereka berada. Karena hari Senin depan mereka harus mulai observasi ke sekolah
sekaligus mengajar. Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Sekolah Damansara.
Sementara Sekolah Islam Adni tempatku dan teman-teman PGMI. Kami belum
mengunjungi sekolah, karena hari Senin sekolah itu ada cuti peristiwa. Cuti peristiwa adalah bahasa melayu untuk
libur sekolah. Hari ini mungkin teman-teman PGMI sedikit lebih luang. Santai.
Kugunakan untuk mencuci. Meski baru tiga hari, baju kotorku sudah menumpuk.
Disini intensitas ganti bajuku lebih sering, karena panas dan keringat.
Jalan Raja Alang, Chow Kit, jalanan rutin tiap hari |
Sore hari tadi, setelah teman-teman
pulang dari sekolah. Kami menyempatkan untuk berjalan-jalan di sekitar Chow
Kit. Di ajak Ustadz Muhammad ke GM
GM itu semacam pasar Kapasan di Surabaya. Pasar grosir, tempat barang-barang
murah. Beli banyak lebih murah. Tapi kami hanya jalan-jalan saja. Tak membeli
apapun. Belum saatnya membeli oleh-oleh. Begitulah kira-kira yang ada di
pikiran kami.
Meski
sepertinya hari ini santai. Petronas malam ini membuat hariku berarti. Aku bisa
berjalan 6 km lebih, bertemu dengan orang-orang baru dan mewujudkan impianku.
Petronas,
aku sudah melihatnya...
Chow Kit, malam yang pegal pegal
Pelajaran
hari ini:
ü Don’t
judge person by his cover
ü Dimana
pun asalnya, ketika berda di negara orang. Kata indonesia menyatukan kita.
ü Siapa
takut jalan kaki? Dimana pun tempatnya, seberapa jauh jaraknya. Asalkan
bersama-sama semuanya tak terasa.
ü Kalau
kamu punya mimpi? Wujudkan! Meski harus berjalan kaki berjam jam
Hari Selanjutnya
PPI, IIUM, Gombak, Adni dan Dataran Merdeka
Hari Selanjutnya
PPI, IIUM, Gombak, Adni dan Dataran Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar