Jumat, 02 Agustus 2013

Catatan Kecil) Bahasaku, Bahasamu, Bahasa Kita

 
Bicara soal bahasa. Banyak sekali saya dapati fenomena, seorang anak yang telah mahir berbahasa Indonesia, bahasa inggris atau bahasa arab saat pulang kampung ia seperti kehilangan identitasnya. Yang biasanya berbahasa jawa jadi berbahasa Indonesia, yang biasanya berbahasa krama dengan kerabat jadi berbahasa inggris atau berbahasa arab.


Sangat saya sayangkan jika ada anak atau pemuda yang setelah pulang kampung berubah 'sok' Sok Indonesia, keminggris dan ngarap. Sejatinya, esensi bahasa selain paham dan memahamkan lawan bicara juga berbahasa sesuai dengan tempat dan siapa lawan bicara kita dengan memerhatikan budaya berbahasa yang ada.

" Piye kabarmu Le cah ganteng?"

"Alhamdulillah baik banget tante"  atau begini" Alhamdulillah i'm fine"


Yang biasanya manggil dengan sebutan 'paklik', 'bulik', 'uda' jadi manggil 'om', 'tante'.  Mungkin keluarganya akan merasa 'wah' dengan perubahan anaknya dan si anak akan bangga karena pujian-pujian. Buat apa pujian jika melahirkan kesombongan dan melemahkan?


Lingkungan baru boleh merubah kita, ilmu kita boleh setinggi langit namun tempat dimana kita dilahirkan hanya butuh kita yang dulu, yang manis dan santun. Hanya butuh kita yang bisa bermasyarakat dengan baik, memberikan kontribusi nyata untuk dinamisasi masyarakat.  Ia tak akan menanyakan penghargaan apa saja yang telah kita dapatkan di luar sana atau seberapa banyak warna yang menempel di diri kita yang semula putih.


Mari berbahasa dengan santun, elegan dan menyatu dengan lingkungan. Asal kita, tempat kita dilahirkan dan tempat kita harus pulang.  Salam dari saya untuk keluarga kalian di rumah ya Kawan, selamat mudik. Hati-hati di jalan dan tetap semangat !!!!


Catatan Kecil Rizza Nasir



Tidak ada komentar:

Posting Komentar