Senin, 15 April 2013

CANDU

Candu menurut KBBI berarti getah kering pahit berwarna cokelat kekuning-kuningan, yang diambil dari buah Papaver somniferum, yg dapat mengurangi rasa nyeri, merangsang rasa kantuk, dan menimbulkan rasa ketagihan bagi yang menggunakannya; atau cairan kental berwarna hitam yang keluar dr rokok yg diisap dan melekat pada pipa. Getah candu lengket. Sulit sekali dilepaskan dan dihilangkan bekasnya. Bahkan deterjen yang bisa mencuci sendiri pun lewat.

Seperti halnya candu yang melekat,  sebagai seorang pembelajar. Sejak dulu hingga kini kita pasti lekat dengan yang namanya tulisan. Tulisan yang menjadi warisan keilmuan. Bayangkan jika tak ada tulisan. Ilmu-ilmu yang luar biasa pasti hilang di telan masa. Al-Qur’an contohnya, barangkali jika tidak dibukukan dan tetap ada pada pelepah dan tulang-tulang yang berserakan sera hafalan para hafidz yang syahid. Al-Qur’an tak akan pernah sampai pada kita. Ranah filsafat, kedokteran  hingga kebudayaan yang dikembangkan oleh Ibnu Sina, Al-Farobi dan ilmuwan lain akan sia-sia andai tidak mereka wariskan melalui tulisan

Saya selalu kagum pada orang-orang yang cerdas. Orang-orang yang  setia pada ilmu, senang mencari dan memberikannya. Apalagi pada mereka yang mau meluangkan waktunya untuk menuliskan pengalaman hidupnya dan semua hal yang ingin ia bagikan. Penulis.  Meskipun kelihatannya biasa-biasa saja tapi ketika ia menulis dan saya membaca tulisannya. Maka penulis itu menjadi cerdas berkali lipat dari sebelumnya di mata saya.


Sejak mengenalnya sembilan tahun lalu. Dunia kepenulisan memang menggelitik saya untuk masuk dan mengetahui dunia ini lebih dekat. Awalnya saya sedikit materialistik. Dipikiran remaja saya kala itu. Menulis adalah menulis kata-kata, entah cerpen, artikel, dan kawan-kawannya lalu dikirim ke media masa, dimuat dan  kita dapat uang. Terkenal.. Selesai. Hanya sebatas itu pemahaman saya terhadap dunia ini.

Ternyata setelah mengenal dunia ini lebih dekat saya jadi tahu, menulis tidak hanya bicara soal uang atau kepopuleran penulisnya tapi menulis bicara tentang kebutuhan dan kepuasan. Kebutuhan untuk menuangkan inspirasi yang terus berjejal memenuhi otak,  menunggu untuk dituangkan pada selembar kertas menjadi tulisan. Kepuasan. Bila inspirasi yang mulai tumpah bisa dirangkai dalam kata-kata dan orang lain bisa membacanya. Puas sekali rasanya jika tulisan kita dibaca, diapresiasi serta dapat menginspirasi orang lain.

Diawal mengenalnya saya sering bertanya pada mereka yang saya anggap sudah makan asam garam di dunia ini. Bagaimana memulai menulis?, Bagaimana menuangkan ide? Pengen menulis tapi tidak  ada ide. Pertanyaan sederhana khas pemula. Seiring waktu pertanyaan saya terjawab. Bahwa ide ada dimana-mana. Dan ia akan menjadi tulisan kalau ditulis, digabung dengan kata-kata lain. Bahkan tak perlu susah-susah cari ide. Ide itu sudah bermunculan hingga kadang-kadang saya kewalahan. Mana yang harus saya tulis dulu?

Saya berpikir jangan-jangan saya mulai kecanduan. Jika banyak orang kecanduan game, narkotika, rokok, hingga film porno. Maka saya pun tak mau ketinggalan kecanduan. Kecanduan yang tak mengkhawatirkan, kecanduan yang tak perlu banyak orang yang membujuk untuk segera dihentikan Kecanduan yang menyehatkan dan mencerdaskan.  Kecanduan itu adalah kecanduan menulis.

Jika para ibu memulai paginya dengan berpikir masak apa hari ini? Maka bagi orang yang kecanduan menulis, ia akan memulai paginya dengan berpikir Menulis apa hari ini? Atau mana dulu nih yang saya tulis?. Jika ada 10 saja pemuda yang kecanduan menulis model begini dan ia siap menyuntikkan candunya ke orang lain. Sudah bisa dipastikan tak lama lagi dunia ini akan penuh orang-orang yang haus ilmu, orang yang selalu ingin menuliskan harinya dan berbagi inspirasi dengan lainnya. Orang-orang yang jatuh cinta dan mencintai  dunia keilmuan.  Mewariskan harta paling berharga pada anak cucunya.  Nah, setelah bergabung di FLP Ranting UIN. Semoga semakin banyak mahasiswa yang kecanduan. Kecanduan menulis dan berbagi melalui tulisan. Kecanduan menulis, siapa takut!  Wallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar