Hari
Keenam, Senin 3 Maret 2014
Teman-teman
dari SIK dan Dhamansara hari ini mulai ke sekolah. Penyerahan mahasiswa yang
didampingi oleh Bu Sulalah, Pak Imam Bani, Pak Trio dan Imam Ahmad. Ini hari
pertama mereka ke sekolah. Pasti menyenangkan.
Kami
yang mendapat tempat di Sekolah Islam Adni? Karena Adni hari ini ada cuti peristiwa (libur kondisional) maka
masa Adni dikurangi sehari. Lalu apa yang kami lakukan hari ini? Ke masjid
India. Seperti apa ya masjid India itu? Itu yang menjadi pikirku beberapa hari
ini.
Aku,
Najib, Navis dan Nida nekat pergi ke Masjid India. Meski kami tak tahu letak
persisnya dimana masjid India itu. Jalan saja. Nanti tanya orang, itu modalnya.
Dengan naik LRT jurusan Pasar Seni kami mulai petualangan kami hari ini.
Ternyata
Masjid India itu adalah sebuah masjid yang berada di lingkungan masyarakat
keturunan India. Bentuk masjidnya pun hampir sama dengan masjid-masjid di
India. Banyak orang india disini. Penjual es India, penjual baju India.
Kain-kain sari menjuntai banyak dijumpai. Meski sebelum-sebelumnya aku sering
menjumpai orang India di jalanan. Berada di lingkungan masjid India ini
membuatku merasa benar-benar ada di India. Masyaallah
Masjid
India letaknya tak terlalu jauh dari Masjid Jamek, mungkin sekitar 300 meter.
Kami juga menyambangi Masjid Jamek. Masjid yang besar dan indah. Kami kaget
ketika melihat banyak orang berjubah ungu. Oh ternyata mereka adalah pengunjung
yang tak berjilbab. Bagi pengunjung yang tak berjilbab diharuskan menyewa jubah
dengan tutup kepala di atasnya.
Kain
adalah oleh-oleh pertama yang kami beli. Nida bilang di Malaysia itu kainnya
bagus dan murah. Setelah berkeliling lama di sekitar pertokoan Masjid India,
akhirnya kami menemukan toko kain yang murah dengan kualitas bagus. Aku membeli
dua potong kain untuk ibuku. Semoga beliau senang.
Evaluasi
malam ini. Ya, setiap malam kita selalu melakukan evaluasi, tak peduli jam
berapa. Yang penting kegiatan selesai kami melakukan ritual evaluasi. Berkumpul
di ruang tengah. Di pimpin Pak Trio kami melakukan evaluasi. Jika ada yang
bertugas masak, ya masak. Tetap terdengar, karena rumah ini tak terlalu besar.
Saat
teman-teman bercerita tentang pemyambutannya, kami yang bertempat di Adni malah
bercerita tentang Masjid India dan beli kain. Pak Trio berseloroh “Oh jadi yang
di dapat hari ini dari teman-teman Adni adalah bisa naik LRT, nggak nyasar dan
bisa beli kain. Alhamdulillah” kontan saja semua tertawa.
Aku
suka film India, aku suka tarian, nyanyian dan cara mereka menjaga budaya
lokal. Aku pernah menuliskan sebuah mimpi “Aku ingin ke India” Meski aku belum
pernah ke India, hari ini aku merasakan seperti berada di India. Wanita-wanita
bersari menjuntai dan bersindur merah
disana adalah atmosfernya.
Chow
Kit, terbayang kain sari
Pelajaran
hari ini:
ü Jika
membeli kain –apalagi belum tahu harga pasaran disana-berkelilinglah dulu.
Carilah perbandingan. Karena kualitas sama, kadang ada yang dibandrol dengam
harga berbeda.
ü Jika
tak bisa bahasa India, pakailah bahasa Inggris. (berlaku juga untuk bahasa
asing lain)
ü Berminat
membeli kain sari? Di pertokoan masjid Indialah tempatnya
Hari Selanjutnya
Hari Selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar