Jumat, 31 Januari 2014

My Letters : Surat Kecil Untuk Andah

Asmirandah, saat kamu berjilbab kamu terlihat ayu. Di Ketika Cinta Bertasbih, di Dalam Mihrab Cinta atau di Kemilau Cinta Kamila. Ibuku bilang kamu ayu kalau pakai jilbab. Bahkan kami pernah berdoa semoga kamu tergerak untuk berjilbab. Sebagai perempuan, aku pernah ingin seanggun kamu. Jika sekarang kamu memilih menjadi Kristian, sebagai muslimah aku menyayangkan.

Membaca berita tentangmu, jujur aku terhenyak. Apalagi setelah kamu bilang "Agama hak aku, itu imanku Terserah orang mau nilai aku seperti apa, itu urusan aku sama Tuhan" yang kamu ucapkan itu memang masih ambigu. Aku tak mau terburu-buru menyimpulkan, karena ini masalah keyakinan. Sensitif sekali memang.



"Ga apa-apa lah. Mungkin ini kuasa Tuhan untuk menjawab semuanya," itu ucapmu lagi. Ya, kamu benar. Biar Dia yang menjawab semuanya. Karena Dialah yang punya jawaban atas semua pertanyaan, sementara manusia seperti kita hanya mengira atau menduga-duga.

Semua itu hak kamu, hak kamu sebagai manusia, untuk memilih. Masyarakat memang hanya bisa melihat, menilai, lalu menimbang baik buruknya. Jika menurut mereka baik, maka memuji. Jika menurut mereka buruk, maka mencela. Ini soal intepretasii.

Aku hanya membayangkan, bagaimana jika aku berada pada posisi umat kristian dan melihat satu persatu dari mereka menjadi muallaf, apakah mereka merasa kehilangan? Ya, tentu saja.

Sebagai muslimah, aku  meyakini, bahwa Allah telah memilih hamba-hambanya yang terpilih untuk tetap berislam. Aku meyakini, bahwa mencela tidak akan membawa dampak apa-apa kecuali luka. Toh aku yakin kamu sudah memilih

Maafkan yang telah mencela dan jalani hidupmu seperti sebelumnya. Aku hanya berdoa semoga kamu baik-baik saja. Kini dan nanti. Lakum Dinukum Waliyadin, kamu masih ingat kan ayat itu?

Qul huallahu ahad. Semoga kamu juga masih ingat ayat itu =D

Salam
Rizza Nasir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar