Jika ada mahasiswa
yang ngobrol di depan kelas atau nongkrong di pinggir beranda dan ada orang
lain lewat sudah pasti tempat ini menjadi pasar senggol. Harus
pandai-pandai lewat dan sleat sleot agar tidak bersinggungan dengan temannya, senggolan.
Ditambah lagi kebiasaan mahasiswa yang lapuk, masuk telat, sudah bisa
dipastikan banyak orang berlarian di beranda ini. Nah, kalo nggak pinter-pinter
ngerem bisa tabrakan tuh.
Bagiku, nama pasar senggol ini unik, bisa-bisanya sebuah
beranda perkuliahan dinamai dengan sebuah istilah pasar yang identik dengan senggolan.
Kamu tahu kan maksudku? Adanya beranda sempit ini – entah karena kesalahan
arsitek yang bangun atau apa- telah membuat mahasiswanya belajar. Belajar
bagaimana sih caranya mengatur diri, mengatur diri agar nggak menuh-menuhin
tempat, bagaimanapun juga akan sangat mengganggu jika kita nongkrong di pinggir
sedangkan banyak mahasiswa lewat, ngejar jam kuliah.
Selanjutnya, ada Taman Seribu Janji, letaknya persis
di depan gedung rektorat. Ya, benar, gedung paling depan. Sebuah hamparan
rerumputan dengan kontur yang tak begitu rata. Tiap hari pasti penuh ada saja
mahasiswa menduduki rumput-rumput itu.Sendirian, berdua, bertiga, berbanyak.
Duduk melingkar, membuat halaqoh kecil. Entah materi kuliah, diskusi, atau
kumpul organisasi.
Entah kenapa rerumputan itu dinamai Taman Seribu Janji,
mungkin saja banyak mahasiswa yang membuat janji disitu ya?, hehe. Atau karena
saing banyaknya aktifitas mahasiswa disitu, aktifitas keilmuan atau sekedar
ketak-ketik bikin tulisan. Tempatnya yang hijau luas dan menghadap langsung ke
jalan raya yang hampir tak pernah sepi itu membuat paket Taman Seribu Jani
menjadi primadona. Tak hanya bagi mahasiswa UIN saja tapi juga mahasiswa dari
kampus lainnya. Ditambah lagi bunyi gemericik air sungai di depannya yang
menambah mantap taman ini. Ya, meskipun sungainya nggak bersih-bersih amat tapi
suara alirannya cukup membantu menyemangati aktifitas mahasiswanya
Coba deh, siapa pun kamu yang baca tulisan ini. Kalau ada
waktu senggang pergi ke tempat ini. Duduklah santai. Tariklah nafas dan
pejamkan matamu, dengarkan gemericik air dan tiupan halus angina. Damai. Bawa
laptop? Dijamin bakal betah ketak-ketik disitu, ditambah lagi akses wi-fi
gedung rektorat yang patas, atau sekedar mau corat-coret di dengan pena dan
secarik kertas. Keluarkan semua uneg-unegmu. Betah.
Saya menjadikan tempat ini, tempat paling favorit untuk
menulis, online, mendaftar mimpi-mimpi atau sekedar merenungi nasib haha, Tak
ada yang tahu kita tersenyum, tertawa, menangis – apa aku sudah gila?- Di bawah
pohon trembesi, beralas rumput lembab, dipayungi langit cerah dan tiupan angina
segar, siapa yang nggak seneng coba. Kadang sampai nggak nyadar ternyata semua
sudah pergi entah kemana dan aku sendirian di tempat itu, ya di bawah
pohon itu, macam semedi saja. Bagi sebagian orang di sebagian waktu
berbicara pada alam dan Tuhan lebih melegakan daripada berbicara dengan manusia yang
kadan-kadang menyebalkan. Setuju denganku?
Kalau ada waktu mampir ke UIN ya, mampir juga ke taman
seribu janji. Panggil namaku, kalau aku lagi semedi disitu pasti aku menoleh
dan tersenyum padamu.Ok ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar