Jumat, 30 Desember 2011

Statusku, Statusmu, Status Kita

-->
            Adakah dari teman-teman Anda yang tak punya akun di jejaring sosial berlatar biru ini???. Kalaupun ada saya rasa jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Ya...Penggunaan facebook hari ini sangat familiar di kehidupan kita. Tak hanya pemuda, orang dewasa, bahkan anak-anak pun memilikinya dan ikut ambil bagian sebagai member dari fenomena ini.
            Facebook sebagai akun terlaris abad ini telah merubah segala hal dalam ranah kehidupan. Banyak orang yang menggunakannya tak hanya sebagai media pecari kawan semata namun juga sebagai media untuk berbisnis dan berkarya. Di sisi lain banyak pula orang yang seakan terbang dari kehidupan nyatanya dan masuk dalam kamar-kamar maya yang ada di facebook, asyik dengan semua di dalamya hingga melupakan kehidupan nyata. Ayah lupa pada anak istrinya, ibu lupa pada rumah tangganya  dan anak lupa pada kewajiban belajarnya. Ironis.
            Berbicara mengenai status, saya yakin banyak diantara Anda yang sangat menggemari hal satu ini, bukan ??
           
Semua individu di dunia memang punya kebebasan, punya hak asasi dalam kehidupan, bahkan bebas berekspresi, tak terkecuali dalam memproduksi status. Saya memiliki banyak teman yang sangat intens update status. Statusnya beragam...
Panas nih....cari penjual es ah....
Galau. Ada yang punya obat sakit hati nggak???

Kamis, 29 Desember 2011

Kidung Hati untuk Makhluk-Makhluk Kelas Kecil

Hari-hari mungkin sangat cepat berganti..
Rasanya baru kemarin kita memasuki pintu ini
Pintu yang menyambut kita dengan segala keilmuan dan harapan...
Ada pintu harap,pintu cemas, pintu motivasi, dan pintu Illahi

Hari ini smua perjuangan tlah usai...
Bukan untuk selamanya
Setidaknya pintu keempat siap untuk kita buka
Masih harus berjuang di batas harapan

Terima kasih atas hari-hari indah
Penuh tawa dan ceria bahagia
Meski godam-godam menghadang
Namun kita tetap menerjang dengan kebersamaan penuh senyuman

Kutitipkan salam takdzim bagi Ayah dan Bunda
Yang selalu menyertaimu dengan doa
Selamat memasuki dunia kebebasanmu
Nikmati hari bersama orang-orang yang mencintaimu


Aku yang selalu merindukan hari bersama kalian sahabatku
Rizza Nasir
Salam....
Titian Inspirasi ZONARIZZA

Kamis, 22 Desember 2011

Jangan Benci Aku


Jangan benci aku
Aku hanyalah manusia biasa penuh luka
Aku hanyalah kerikil kecil di atas bumi
Aku hanya ingin merasa manisnya nasi

Tapi...
Tak ada sarapan pagi hari ini
Tak ada sebutir nasi pun yang tersisa
Kususuri jalan-jalan
Kuraih yang terbuang berserakan
Aku lapar..tapi tak ada yang bisa kumakan
Lihatlah itu tong-tong aneka warna dengan bongkahan emas di dalamnya
Tong-tong tempatmu melempar barang-barang tak berguna
Itu adalah emas bagiku
Akan kuraih mereka dengan tanganku

Tolong jangan benci aku.....

Meski kutahu emasku sangat nenusuk hidungmu
Apakah kau kira aku tak merasaknnya???
Aku merasakan apa yang kau rasa
Anyir, jijik...
Tapi aku bisa apa...hanya dengan sampah nan bau itu aku hidup
Aku juga manusia sepertimu
Aku punya rasa untuk mencinta, aku punya hati yang bisa tersakiti

Aku sakit hati saat kau jijik padaku, mencibirku
Aku merana saat kau buang makananmu
Aku kecewa saat kau lempar barang-barang bagusmu
Betapa kau sangat tak mencintai nikmat Tuhan yang menghampiri harimu


Mungkin keserakahanmu adalah nikmat Tuhan untukku
Agar timbangan emasku semakin berat

Agar aku bisa mencecap nikmat makanku
Kudengar tawamu berderai-derai
Dan aku disini merintih pedih
Aku tak tahu rahsia apa yang tersimpan di kolong langit
Aku hanya ingin merangkai nafasku sedikit demi sedikit

Tolong jangan benci aku
Karena aku hanya ingin melanjutkan hidupku



Untuk laki-laki tua yang berjalan terengah-engah dengan gunungan sampah namun tetap tersenyum ramah dan penuh kata hikmah..
Semoga engkau tetap tabah

Kamis, 08 Desember 2011


Ada pelangi di aula rektorat lantai 5

Waran-warni almamater berjaya
Merah, kuning, hijau, biru...
Malang,Ambon, Serang, Bengkulu
Semua membaur jadi satu

Jumat, 02 Desember 2011

DAUN


Aku daun, kaupun daun
Daun yang menghijau ranum
Daun yang setia melengkapi pepohonan
Daun yang memayungi rerumputan
Setia pada ranting gemanting....
Namun kini sang daun pucat...muram
Tak terasa helai terlepas dari sang ranting
menuruti buaian angin
Daun...kini terserak di pelataran
Bertemn dengan tanah yang menghitam
Lihatlah itu....
Seorang wanita setengah tua mnyapu sang daun
Melemparkannya ke kubang dan menyalakan sekam
Daun hijau kini tinggal kenangan