Senin, 24 Januari 2011

Menulis itu Mudah, Saatnya Mahasiswa Menulis

Pengantar

Menulis, saya yakin semua orang di dunia ini bisa menulis, tak hanya orang yang berpendidikan namun orang yang tak punya satu lembar ijazahpun dalam hidupnya, bisa menulis.Lalu bagaimana dengan (maaf) orang yang tidak mempunyai tangan? Walaupun tak ada tangan ia masih punya kaki dan mulut dan saya yakin mereka berlatih untuk menulis menggunakan keduanya. Lalu orang yang buta aksara? Bagaimana bisa menulis bila huruf sebagai objek tulisan saja awam. Hal ini terjadi karena mereka tak menggunakan potensi yang di titipkan Allah untuk hidup mereka. Mereka tak mau belajar untuk menulis, parahnya tidak ada media pembelajaran dan pengajarnya bahkan lingkungan untuk mempelajari huruf-huruf , fenomena seperti ini banyak ditemukan di daerah pedalaman yang masih teguh memegang ajaran pendahulunya, adat yang sudah terpatri harus ditaati tanpa interupsi. Ironis. Namun inilah dunia kita, penuh dengan fakta menggelitik yang fantastik. Bagaimanapun keadaannya manusia telah diberi bekal yang memadai untuk menulis. Bila menulis adalah gerakan maka manusia punya dua bekal berupa fisik untuk bergerak dan otak untuk berpikir kemana harus begerak.



Dewasa ini dunia tulis menulis seakan kehilangan pamornya, tergusur adanya internet. Para siswa cenderung memilih internet sebagai media belajar daripada buku. Mereka melakukan aksi copy paste dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, selain itu waktu luang mereka banyak digunakan untuk menekuri facebook daripada tenggelam dalam lautan ilmu. Akibatnya buku-buku yang ada di pasaran pun hanya diam ditempat, tak ada yang membeli atau hanya sekedar membaca sinopsisnya, penerbit bangkrut karena dagangannya tak laku sebagai dampaknya penolakan terhadap karya penulispun terjadi. Bagaimana dengan penulis? Mereka yang berpengalaman di dunia pena ini menganggap fenomena ini sebagai suatu tantangan untuk membuat tulisan yang lebih berkualitas. Sedangkan mereka yang baru saja mengetuk pintu dunia pena tak berani memasukinya, takut mengeluarkan karyanya, ide sudah ada namun mereka takut memulai, atau bahkan tak tahu harus memulai darimana.
Mahasiswa sebagai individu yang telah mengenyam 4 jenjang pendidikan pasti mahir menulis, entah menulis mata pelajaran atau membuat karangan pendek tugas Bahasa Indonesia. Tapi masih banyak terlontar dari mulut mereka “Saya tak bisa menulis”, atau “Menulis itu sulit”, atau “Ajari saya menulis”, seperti itulah kira-kira keluh kesah mereka bila disuruh menuliskan sesuatu. Jangankan mahasiswa yang masih berada pada strata 1, mahasiswa strata 2 pun mengaku kesulitan menulis. Menyedihkan!!!!

Tulislah apa saja, maka Anda akan jatuh cinta

Menulis adalah hal yang mendasar yang dipelajari seseorang dalam jenjang pendidikan setelah membaca. Walaupun menulis menempati tangga kedua namun menulis penting untuk mengikat apa yang telah dibaca. Syekh Az-Zarnuji dalam kitabnya Ta’lim Muta’alim menyatakan bahwa ilmu itu harus diikat agar tidak hilang, untuk mengikatnya adalah dengan menuliskannya. Bagi penulis pemula yang perlu dilakukan untuk menumbuhkah ghiroh menulis adalah dengan menulis apa saja yang terjadi. Menuliskan apa saja yang terpikir ataupun hanya sekedar numpang lewat di otak kita adalah cara yang paling ampuh untuk menumbuhkan semangat dan keberanian kita dalam menulis.
Dengan menuliskan apa saja maka sesungguhnya kita belajar menjadi orang jujur, menulis apa saja dan apa adanya tanpa ada unsur objektivitas. Semakin terbiasa menulis maka tanpa sadar otak kita telah belajar untuk mengubah apa yang dilihat, dialami dan dirasakannya menjadi bahasa tulisan, dan dari tulisan itu kita mendapat ilmu. Apapun yang terjadi di kehidupan manusia baik yang dialaminya dan apapun yang terhampar dihadapannya merupakan ilmu. Bila Anda manusia yang mencintai ilmu maka tulislahlah apa saja yang ada di hidup Anda, maka Anda akan mencintai menulis. Tresno jalaran soko kulino (Cinta tumbuh karena terbiasa)
Mulailah sekarang juga....
Banyak penulis mengaku kesulitan memulai menulis, tak ada inspirasi, tidak mood, takut salah dan serentetan alasan lainnya, memikirkan apa yang akan dituliskan, ya...hanya dipikirkan, menunggu datangnya inspirasi dan semangat diri. Tidak dipungkiri memulai sesuatu jauh lebih sulit daripada melanjutkan atau mengakhiri, namun bila kita tidak segera memulai lalu darimana datanngnya akhir bila permulaan tidak tercipta??? Untuk itulah kita harus mulai bertindak sekarang. Mulailah dari kita sendiri, tuliskan apa yang Anda tahu tentang diri Anda dan apa yang Anda inginkan terhadap diri Anda. Biarkan hati Anda yang berkata bebaskan tangan Anda menari. Bila dirasa cukup bacalah kembali apa yang Anda tulis maka Anda akan sadar bahwa Anda seorang penulis!!!

Inspirasi dimana-mana

Masih beralasan tak ada inspirasi??? Tidak ada mood??? Bila Anda telah mengikuti langkah diatas maka saya yakin banyak inspirasi dari tulisan yang baru saja Anda selesaikan. Hidung mancung mengingatkan pada pegangan tangga kampus, perut buncit mengingatkan kita pada kubah masjid, lima jari tangan membawa kita pada sup hangat lengkap dengan ceker(kaki) ayam di dalamnya. Lho? Ya inilah inspirasi, sesuatu yang kelihatannya sepele akan berubah menjadi satu hal yang istimewa.
Hal di atas masih sebagian kecil contoh inspirasi yang muncul karena diri kita, kalau sebagian kecil dalam diri kita saja bisa melahirkan inspirasi menakjubkan bagaimana dengan hal-hal lainnya???. Inspirasi bisa muncul dimana saja, dan kapan saja, boleh di bilang inspirasi itu bagaikan cinta remaja, datang dan pergi, bila tak segera diikat maka ia akan menguap hilang tak berbekas. Oleh karena itu, persiapkan senjata agar Anda tak kehilangan inspirasi berharga itu. Dalam hal ini senjata yang dipakai tiap orang berbeda-beda. Andika Bagus Ketua FLP ranting Universitas Negeri Malang misalnya ia lebih senang menulis inspirasi yang ditemukannya di handphone, sedangkan Andrias Harefa penulis buku best seller ‘Multi Level Marketing’ menyiapkan kertas kecil dan bolpoint di depan setir mobilnya karena ia merasa menemukan banyak inspirasi saat berkendara dan ia akan berhenti sejenak di pinggir jalan untuk sekedar menuliskan inspirasi. Saya?? Karena handphone yang selalu ada di saku atau tas saya maka handphonelah senjata saya. Bagaimana dengan Anda???

Tak tahu teori

Tak tahu teori menulis, itulah alas an yang biasa digunakan oleh penulis pemula. Untuk memulai menulis menurut hemat saya abaikan teori, yang penting nulis dulu. Fauziah Rahmawati Ketua Cabang FLP Malang misalnya, ia mengaku kalau ia hanya paham 3 teori menulis yakni bagaimana cara membuka menjabarkan dan menutup tulisan, padahal karya-karya telah banyak di muat di berbagai media. Ia tidak terlalu paham EYD dan tata bahasa yang baik namun ia tetap bisa berkarya. Dalam membuat suatu karya memang teori itu penting namun bila kita ingin menulis tapi tidak tahu teori, lalu tidak jadi menulis??. Dalam karya ilmiah misalnya memang kita harus paham teori penulisannya karena karya ilmiah adalah karya yang sistematis, namun bagi Anda yang berminat pada jalur cerpen dan novel atau Anda penulis pemula lupakan dahulu teori , praktek adalah yang utama. Karena semakin kita biasa menulis, secara tidak langsung kita akan menyelami teori. Percayalah...

Belajar dan belajar tentang menulis

Konsep ini adalah konsep Andrias Harefa dalam bukunya Agar Menulis Mengarang bisa Gampang, saat ini Anda masih belajar tentang menulis, karena belajar menulis berkaitan dengan praktek menulis itu sendiri, Belajar tentang menulis berarti Anda masih meraba-raba apa menulis, bagaimana menulis dan seterusnya sedangkan belajar menulis berarti Anda telah secara nyata menulis, menuangkan gagasan,dan imajinasi dalam sebuah tulisan.

Saatnya mahasiswa menulis

Mahasisswa sebagai kaum terpelajar mustahil tak bisa menulis, maksud saya menulis disini adalah menuangkan ide dan imajinasi dalam tulisan bukan menulis seperti materi anak Sekolah Dasar. Kalau menulis yang satu ini asalkan dia dapat ijazah SD ataupun hanya sampai kelas 3 SD pasti bisa menulis
Mahasiswa sebagai penggerak perubahan hendaknya berani merubah dunia lewat gagasan dan imajinasi yang dituangkan lewat tulisan, mahasiswa dalam proses pendidikannya tentu banyak menemukan hal baru atau hal yang tak sesuai, kabarkan hal baru yang Anda dapatkan lewat tulisaan, rubah yang tak sesuai dengan tulisan. Hal ini bukan berarti Anda tak bisa bergerak melakukan perubahan. Bukankah lebih baik menulis gagasan dan ide mencerahkan yang bisa melakukan perubahan, daripada demo sana sini yang tak membawa dampak apa-apa???
Dengan menulis maka tanpa sadar Anda telah merubah pemikiran atau menambah inspirasi banyak orang. Bukankah itu mendatangkan pahala??? Jangan takut untuk menulis karena menulis itu mudah, Rubah dunia dengan tulisanmu, perbaiki semua yang tak sesuai hatimu dengan tulisanmu. Maka dunia akan jadi milikmu. Wahai Mahasiswa Indonesia ibu pertiwi menunggu baktimu. Menulislah...


KENANGAN
TUGAS AKHIR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA SEMESTER 1
Ce Ceriaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar