Minggu, 06 Mei 2012

WISUDA DI RETINAKU


Hari ini adalah wisuda keempat yang kuikuti selama aku tercatat menjadi mahasiswa di kampus UIN Maulan Malik Ibrahim Malang. Seperti wisuda sebelumya, kampusku selalu ramai penjual yang menjajakan barangannya, mulai dari bakso, es, sandal, kerudung sampai buah-buahan ada semuanya tumplek blek di areal kampus. Pasar tumpah, atau orang jawa sering menyebutnya pasar krempyeng.

Saat-saat wisuda seperti ini, memberikan berkah tersendiri bagi kami mahasiswa yang tak ikut diwisuda atau dengan kata lain masih berangan wisuda untuk menambah penghasilan baik penghasilan pribadi maupun organisasi. Hari ini organisasi-organisasi yang kuikuti juga membuka stand, masing-masing menjual bakso, pernak-pernik, jilbab dll. Demi mencoba adil pada mereka, hari ini aku menjelma menjadi setrika hidup. Mondar-mandir kesana kemari menyambangi satu persatu stand yang didiirikan. Capek? Nggak..Semuanya menguap begitu saja, ketika aku sudah bertemu teman-teman di masing-masing stand. Bercerita banyak hal tentang pengalaman dan menanyakan dagangan masing-masing. Sudah laku kah???

Mungkin wisuda hari ini adalah wisuda terlengkap. Lengkap versiku, dari penglihatanku. Hari ini aku berhasil menyalami calon wisudawan yang akan berangkat ke SC, ada ustadzah Nurul, dan juga mbak-mbak lainnya, aku berhasil membagi diriku ke tiga organisasiku, Melihat calon wisudawan musyrif diarak (masih menggunakan kendaraan pasukan kuning sepertisebelumya), ada juga yang diarak naik singgasana khusus yang diangkat oleh empat orang, dan diiringi banyak orang bersholawat di belakangnya, dan aku tahu ternyata mereka adalah pasukan dari Pondok Luhur, dan wisudawan itu adalah satu-satunya santri Luhur yang diwisuda hari ini. Hari ini  pula aku melihat rektor dan bawahannya bersiap di Gedung SC, mengenakan pakaian kebesaran mereka, pakaian keramat yang tak semua orang bisa memakainya, pakaian  ketinggian ilmu. (Rabbi, izinkan aku menuntut ilmu lebih tinggi lagi agar aku bisa seperti mereka).  

Seperti wisuda sebelum-sebelumnya, selalu ada ritual sambut wisudawan/wisudawati dan seperti sebelumnya pula didepan Masjid Ulul Albab selalu penuh oleh anggota PMII dan HMI. Bergerombol nersama dengan membentangkan bendera kebesaran mereka, menyanyikan lagu perjuangan mahasiswa dan mars ori masing-masing, meski masih tampak garis pemisah dari dua warna yang berbaur itu, telingaku sempat mendengar bahwa mereka sepakat untuk aksi damai. Alhamdulillah, suasana seperti inilah yang selalu aku harapkan tercipta dari sahabat/sahabati dan kawan/kawani. Meski aku bukanlah aktivis dari dua organisasi itu, tapi aku berharap mereka bisa saling sapa dan melepas ikhlas senyuman, seperti layaknya saudara sesama muslim yang lain (Rabbi, aku sungguh percaya bahwa persatuan kami pada satu titik tidak menjadikan titik lain hilang, hilangkanlah hitam dii hati mereka, meski kadang hitam tampak putih dan putih seakan menghitam, bisikanlah di hati mereka bahwa ukhuwah atas nama Islam itu indah)

Baru hari ini aku tahu, bahwa teman-teman UKM selalu menjadikan tempat tepat di depan tangga SC untuk menyambut wisudawan/wisudawati. Ada LKP2M, Seni Religius, UAPM INOVASI dan Teater K2 yang berdiri disitu, membentangkan bendera kami masing-masing. Teman-teman SR mulai beraksi dengan sholawatnya, kami mengikutinya sambil menatap dua pintu SC lekat-lekat, berharap cepat dibuka dan benar saja sejurus kemudian aku melihat teman-teman MENWA keluar dari pintu dan mulai membentuk formasi berjaga di depan kami, tak lami terlihatlah dimataku tongkat kebesaran UIN berjalan diikuti Pak Imam Suprayoga dan petinggi lainnya beriringan menuruni tangga SC, Demi melihat mereka serentak kami bersholawat

Thala’al badru alaina min tsaniyatil wada’, wa jaba syuggru alaina wadaal lillahida

Satu-persatu air mataku menetes seiring langkah mereka menuruni tangga. Entahlah keharuan jenis apa yang kurasa, ada seikat kekaguman, kehormatan, kasihan dan kebanggaan pada mereka, orang-orang yang telah memberikan aku kampus ini dengan segala isinya. Bagiku mereka adalah ilmuwan islam dengan semua kesederhanaan dan pengabdian, aku seakan acuh dengan pemberitaan yang selama ini beredar,manusia tidaklah sempurna, celadan nista selalu ada, Wahai Rabbiku, Kaulah yang berhak menyalahkan, kau yang berhak menghakimi,Kau yang berhak memutuskan.

Warna-warni jubbah wisuda mulai berjalan, bersama orang tua mereka masing-masing, aku semakin tersedu, melihat ayah dan ibu mereka berdesakan menuruni tangga, pelan, mantap dan penuh senyuman kelegaan. Wallahi, aku sadari dalam nyataku bahwa orang tua tak pernah menuntut anaknya untuk sebuah ambisi hidup, merela hanya menunjukkan jalan mana  yang harus di tempuh untuk buah hatinya. Hingga hari berbahagia ini pun mereka rela berpanas-pans dan berdesakan. Aku membayang tentang kedua orang tuaku, ada diantara mereka (Rabbi, berikanlah kesehatan pada ayah dan ibuku agar mereka bisa melihat putrinya bertoga, aku janji akan membuat mereka tersenyum padaku)

Bunga-bunga yang telah disiapkan telah dibagikan, ucapan selamat dan bahagia diucapkan, hati hati yang galau karena skripsi kini telah menemui bahagianya, foto-foto bertoga dengan keluarga dicipta. Ada yang bersama ayah ibunya, adik-adiknya, Calon istrinya, suami serta anak-anaknya. Fabiayyi alaaai rabbikuma tukadziban??


Kuucapkan selamat dan sukses kepada kakak-kakak wisudawan/wisudawati yang telah dipindahkan letak tali toganya hari ini.
Semoga ilmu yang kau dapatkan bermanfaat Kak.
Ajarkanlah dan mengabdilah pada kehidupan.
Dunia ini menunggu dedikasimu.
Jangan pernah kau lupakan kampus ini,  saksi bisu dari perjalanan keilmuan, persahabatan dan perjuanganmu
Aku akan menyusulmu kelak, doakan aku agar Rabbiku selalu mempermudah jejakku


Saat dunia mimpi dipenuhi manusia
Sariri 01:34


Terima kasih telah membaca perjalanan Rizza hari ini.....semoga bisa membuat antum tersenyum dan semangat dalam hidup...
Bila Antum ada waktu,  baca perjalanan saya selanjutnya yah.....kritik dan saran antum sangat saya harapkan.Syukron ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar