Kamis, 05 April 2012

Untukmu Makhluk-Makhluk Kelas Kecil



Ketika kata-kataku tak lagi kau dengar....
Izinkan aku menuliskannya, kuharap kau akan mengerti dan memahamiku...

Mengenal mereka dengan cara yang tak sengaja. Disatukan karena takdir. Apakah ini takdir? .Bagiku mereka adalah keluarga.  Sembilan belas orang yamg mengerti aku, melengkapiku. Mereka yang dewasa dimataku. meskipun secara usia kami sepantaran, kalaupun lebih hanya setahun, dua tahun.


Aku merasa nyaman bersama mereka, bersama mereka aku mendapatkan kakak. Sejak dulu aku ingin sekali dilahirkan sebagai anak kedua atau ketiga. Tapi takdir menempatkanku sebagai putri sulung ayah dan ibuku. Kusadari dalam nyataku, bersama mereka aku seperti anak kecil. aku manja pada mereka. sudah kubilang dimataku mereka nampak dewasa, atau mungkin aku yang terlalu childist?

Sungguh Allah aku sangat bersyukur kau satukan dengan sembilan belas nyawa itu. Sembilan belas nyawa yang selalu menghadirkan tawa di hariku. Mungkin mereka tak tahu. Bila malam menjelang aku selalu ingin pagi cepat datang. agar aku bisa beretemu mereka lagi. Aku biasa menyebut mereka Makhluk-makhluk Kelas kecil (MMKC) sesuai kelas kecil yang kutempati.


Aku tahu mereka pasti berpikir bahwa aku  terlalu polos, aku tak menyadari apa yang kulakukan  hingga mereka tertawa. Bila semua yang kulakukan bisa membuat mereka tertawa, senang. Oke nggak masalah. Aku senang melihat orang tertawa, apalagi tersenyum orang yang tersenyum selalu nampak cantik dan ganteng berlipat dari sebelumnya.

Satu hal. yang membuatku risih. Proyek makcomblang yang sekarang gencar mereka lakukan. Hmmm...kali ini bukan tawa yang mereka hadirkan untukku, tapi gelisah. Gelisah karena mereka terlalu agresif,mungkin ini salahku. Tawa, aku hanya tertawa mungkin tawa itulah yang membuat mereka menyangka aku bahagia. Andai mereka tahu ketakutanku, andai mereka merasakan  ketidaknyamananku.

Malam sebelum mata kuliah itu, aku selalu takut, apa yang akan mereka perbuat pada diriku esok?, apakah mata kuliah esok berjalan baik-baik saja? atau mereka menghujaniku dengan guyonan nakal itu, guyonan yang apatis. Aku kehilangan diriku. Kini aku selalu takut untuk berkata-kata, takut untuk mengungkapkan argumentasiku di mata kuliah itu. Satu kata yang kuucap, pasti mereka menyengatku. Lagi-lagi dengan kata-kata yang menyudutkanku.Ada yang pernah bilang padaku.

"Rizza, kenapa sih kamu kok sekarang jadi pendiam saat mata kuliah itu?"

Aku harus jawab apa, kalian tak pernah memberikan kesempatan padaku untuk bicara, kalaupun aku bicara pasti nanti ujung-ujungnya aku kena skak dan aku kembali terdiam. Tak hanya di mata kuliah itu, di mata kuliah lain pun aku seperti itu. Hampir semua dosen yang mengajar di kelas tahu, karena mereka selalu mengaitkan apapun yang kulakukan dan kukatakan padanya. Seperti ada tali yang menghubungkan segala tindak tandukku, hal-hal kecil bahkan yang sama sekali tidak ada hubungannya pun lagi-lagi dihubungkan kepadanya, dan mereka selalu tertawa-tawa, sepenting itukah proyek ini? hingga semua orang harus tahu? hingga aku kehilangan diriku?

Mungkin bagi kalian yang membaca tulisan ini menganggapku berlebihan, bagi kalian mungkin hal ini biasa saja, tapi bagiku semua ini harus dihentikan. Aku ingin kalian tahu, aku merindukan saat-saat dimana tak ada kata-kata yang menyudutkanku, aku merindukan suasana perkuliahan yang sehat. Aku ingin mengembalikan keberanianku. Tapi tolong hentikanlah ini. Jujur. Aku ingin segera sampai di penghujung semester, agar mata kuliah ini segera berakhir dan dengan berakhirnya mata kuliah ini. Aku harap semua hal yang pernah kalian ciptakan dan kalian lontarkan akan menguap.


Allah, aku bahagia hidup dua tahun lagi dengan mereka, tapi tolong buat mereka mengerti bahwa aku tak ingin jatuh cinta sebelum waktunya, hati ini hanya untuknya, meski aku tak tahu siapa namanya, dimana rumahnya siapa orang tuanya, dia yang potongan rusuknya adalah aku. Dia yang mengambil alih tanggung jawab atas diriku, menggenapi separuh agamaku, melindungi dan menguatkan kelemahanku. Siapa? Entah, aku sendiri tak tahu. Sekeras apapun kalian meruntuhkan azzamku, aku akan tetap mencoba bertahan. Aku hanya ingin menjaga diriku.

Allah aku juga ingin mereka tahu, mungkin beliau memang terkesan cuek mendengarkan celoteh nakal itu, tapi beliau tetaplah guru yang harus kami hormati, tak sepantasnya beliau selalu mereka jahili, apalagi sampai dicomblangin denganku. Kenapa harus aku?, kenapa tak gadis lain saja, masih ada 14 gadis lain. i'am just ordinary girls.

 Apa mungkin ini jalan untuk menuju mimpi itu?

Tapi caranya tidak seperti ini. Aku hanya ingin kuliah dengan tenang, masuk kelas dengan keceriaan tanpa ketakutan. Tanpa mereka jadi makcomblang pun aku bisa menikah dengannya atau dengan siapapun. Aku percaya semua hal di dunia ini diciptakan berpasang. Aku hanya meyakini bahwa tulang rusuk tak akan pernah tertukar.

Aku menuliskan ini panjang lebar, bukan karena aku marah pada kalian atau pun benci pada pengampu mata kuliah itu Kawan, Tidak ada alasan syar'i untukku membenci. Kalian terlalu baik untuk mendapatkan benciku.  Aku telah sampai di sebuah titik dimana aku ingin menghentikan ini semua. Ini memang guyonan di mata kalian, tapi mungkin kita bisa guyon dengan cara yang lain, karena kelas kecil ini adalah tempat menuntut ilmu, bukan biro jodoh. Kalaupun kita mendapatkan jodoh saat kita menuntut ilmu, itu urusan lain. Urusan Allah. Skenario Allah jauh lebih indah dari skenario yang kalian susun, Allah tahu yang terbaik untukku, untukmu, untuk Kita. Yakinilah Kawan 'Semua Akan Indah Pada Waktunya'


Biarlah semuanya berjalan apa adanya
Biarkan aku menempuh takdirku sendiri
Sudahlah kawan.....sudah ya,,,,
Kuliah saja yang baik, kerjakan tugas yang baik

Lulus dan wisuda bersama
Mimpiku ini cepat atau lambat pasti terwujud
Hanya Allah yang tau kesiapanku
Tak usah mengkhawatirkan tentang aku ya..
Aku bahagia bersama kalian
Suatu saat nanti, bila aku bertemu dengan tempatku bersandar
Aku pasti memanggil kalian
Terima kasih kalian terlalu sayang padaku

Hingga tak henti menjahiliku
Terima kasih telah menjadi kakak-kakak terbaikku

Menerima kekurangan dan kelemahanku
Terima kasih telah membuatku terlalu menyayangimu
Zainab pernah berkata pada Hamid
"Dokan aku agar aku menikah dengan orang yang kucintai dan mencintaiku"
Fahri pernah berkata pada Maria
"Semua orang memiliki jodohnya masing-masing"
Begitu juga aku...
I love u all coz Allah ^_^

 

Bila masih ingin membaca isi hatiku, klik tautan di bawah ini. Kalian akan mengerti aku dan diriku tentang cinta
http://zonarizza-berkarya.blogspot.com/2011/10/ketika-hati-bicara-cinta-sebuah-teka.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar