Sabtu, 21 Januari 2012

Rizza di MUSMA....sebuah mimpi yang terwujud



18-19 Januari 2012
Sebuah pengalaman yang membuka mindsetku tentang dunia politik kampus, bahkan lebih dari itu
Aku baru saja meneima SK dari AD-HOC  Musyawarah Mahasiswa. Sebuah sms masuk di hapeku. sms dari Direktur
"Ning tanggal 18-20 bisa mewakili LKP2M untuk delegasi MUSMA?"
"Afwan, nggak da Gus dan Ning yang lainnya ya??, q da agenda lain"
" Semuanya mewakili OMIK masing-masing Ning, Gus Atok di PAI, Ning Puji di Psikologi. Gmn bs???"


Tidak ada pilihan lain, aku terpaksa izin dari agenda sebelumya selama tiga hari ke depan untuk menjadi peseserta mewakili LKP2M  dengan Gus Lutfi dan Ning Ariani, jujur aku tak tahu apa yang akan terjadi selama tiga  hari ke depan.
Apa itu MUSMA?

Ngapain aja sih disana? Itulah pertanyaan yang menggelayut di pikiranku. Bismillah..aku berangkat pukul 14.30 WIB tepat setelah hujan berhenti
Dengan menggendarai bus kampus kami para delegasi dari OMIK dan UKM berangkat menuju tempat MUSMA yakni Villa Bimasakti Batu. Di dalam bus nampaklah di mataku para pemuda-pemuda dengan style khas dari UKM dan OMIK-nya. Menwa dengan seragam militernya-lah yang paling mencolok, sedangkan yang lainnya hanya mengenakan jaket atau kaos seragam yang kami banggakan, termasuk aku dan kedua temanku dari LKP2M.
Sampailah kami di tempat tujuan. Hanya ada waktu dua jam untuk beristirahat selanjutnya kami mengikuti opening ceremony MUSMA yang dibuka langsung oleh Pak Agus Maimun. Beginilah pidato beliau sejauh yang terekam di memori saya
“ Sebagai mahasiswa saya sangat berharap kalian yang hadir disini menjadi mahasiswa yang benar-benar mahasiswa yang selalu memakai logika dan rasionalitas dalam segala hal, mahasiswa yang tidak mengedepankan emosi dan pandai menghujat sana-sini. Lewat MUSMA hari ini saya harapkan akan tercipta keselarasan dalam keberlangsungan Republik Mahasiswa ke depan................tidak ada lagi partai dalam dunia kampus, karena kampus adalah arena intelektual bukan arena politik. Mulai tahun ini pemerintah memberikan standarisasi bahwa siapapun yang ingin maju pada pemira tidak melalui partai namun melalui OMIK dan calonnya adalah mereka yang berhasil memenuhi syarat-syarat yang akan dirumuskan hari ini untuk kemudian dipilih langsung melalui Pemira.......”
Itulah petikan sambutan Pak Agus Maimun. Dari pidato inilah aku tahu apa yang harus kulalukan.
Sidang demi sidang harus kami jalankan untuk membahas :
1.     AD/ART
2.     UU Pemilu Raya
3.     Rekomendasi
4.     LPJ DEMA
5.     Tatib Pemilihan KPU
6.     Pemilihan KPU
Kami juga membahas kejelasan status kami dari pihak UKM terkait posisi kami di Republik Mahasiswa. Mengingat posisi UKM bukanlah pada ranah politik namun pada ranah minat dan bakat. Setelah beberapa rasinalisasi diajukan, akhirnya jelas sudah posisi kami.
UKM bukanlah kelompok di bawah DEMA melainkan langsung dibawah kemahasiswaan. Posisi UKM dan OMIK setara, keduanya setingkat di bawah kemahasiswaan. Garis kami adalah garis koordinatif bukan struktural. Jelas. UKM dan OMIK bercerai secara struktural. Meskipun begitu pihak UKM sepakat mengawal semua kebijakan DEMA selama tidak bertentangan dengan stabilitas  dan ketetapan bersama
Aku menjadi saksi dua hari  bersejarah bagi kelangsungan OMIK dan UKM setahun ke depan. Merasakan betapa susahnya merumuskan undang-undang Pemira, membuat ketetapan bersama UKM. Opsi satu, opsi dua, afirmasi, lobying, PK. Semakin malam semakin panas. Semua berpikir. Meskipun serangkain sidang ini bukanlah kali pertama untukku, tapi aku merasakan tanggung jawab hasil sidang inilah yang terberat.
Beginikah rasanya mennjadi anggota DPR???
Ingatanku melayang ke setahun lalu, saat kisruh pemira terjadi, demo sana sini, penggagalan pemira. Sangat disayangkan bila perjuangan tim musma yang saat itu bernama konggres harus berakhir mengenaskan seperti itu. Semoga hal itu tak terulang lagi. Cukup.

Tak ada lagi partai politik untuk mengusung bakal calon. Mungkin PKDM, PP, PMB hanya tinggal kenangan. Balon-balon akan terbang sendiri meniti takdirnya. Semuanya independent. HMJ dan DEMA itulah pintu Anda untuk menjadi 'pejabat' di republik ini. Siapapun Anda bisa menjadi Ketua DEMA, SEMA dan HMJ asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang telah dirumuskan.
Di acara ini pula aku tahu bagaimana seluk beluk dunia politik di kampusku. Aku pun bisa mengenal lebih dekat semua delegasi dari UKM dan OMIK. Aku jadi tahu nama mbak ini, aku pun tahu nama mas itu dan banyak lagi yang mungkin dulu hanya ketemu saat berpapasan di dalam SC. Kini aku kenal mereka. Ngobrol tentang banyak hal, keluh kesah organisasi, kebijakan rektorat, polemik mahasiswa,  tentang OMIK dan UKM. Berpikir, bertukar informasi dan bercanda bersama. Sebuah ukhuwah yang indah terjalin atas nama perjuangan mahasiswa.
Acara ini berakhir Hari Jum'at pukul 11.30 WIB
Setahun lalu aku boleh awam tentang politik kampus dan segala isinya. Penduduk SC dan segalanya polemiknya, bahkan aku sering bertanya kepada teman-temanku tentang apa yang sebenarnya terjadi, mencerna semua persepsi mereka tentang peristiwa yang ada di kampus dengan otakku sendiri, namun kini siapa yang menyangka aku bisa ikut dalam MUSMA. Aku paham semuanya. Politik, kebijakan, polemik kampus,  yang dulu buram di anganku perlahan kini mendapatkan titik terang. Allah  terima kasih....skenariomu sungguh indah

Untuk kawan-kawan peserta Musyawarah Mahasiswa, terima kasih atas kerjasama yang solid dan pemikiran-pemikiran kalian. Semoga apa yang telah dirumuskan bersama menjadikan Republik Mahasiswa dan UKM ke depan berjalan dengan stabil dan aman. Mari kita bangun kembali kampus kita dengan segenap pemikiran dan skill yang kita punya. Hidup Mahasiswa!!!!
Untuk AD-HOC Musyawarah Mahasiswa terima kasih pula undangan Kalian telah memberi warna baru dalam mozaik pemikiran saya.



ZONARIZZA 01 :35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar