Memang, tak ada orang
yang sempurna di dunia ini. Termasuk kita. Tapi coba lihat di sekitarmu, satu
persatu kamu akan temukan orang-orang yang tak seberuntung dirimu. Entah tuna
netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna grahita, lumpuh, pincang dan masih banyak
lagi, tak usah disebutkan. Ini terdengar menyakitkan!
Sebentar, sebenarnya
kita tak tahu, mereka atau kamu yang sempurna. Kita hanya bisa menerka.
Siapakah yang merasa begitu. Tapi menurut Tuhan? Siapa tahu di mata Tuhan
justru merekalah manusia sempurna. Bukan kamu, bukan juga aku.
Jangan
pernah bilang “Kasihan dia”
Tolong jangan katakan “Kasihan
dia, ayo dibantu!”
Asal kamu tahu,
mendengarkan kata kasihan dari lisanmu sungguh membuat hati mereka sakit. Siapa
yang sudi dikasihani? Siapa yang sudi dianggap tak berarti dan hanya merepotkan
kehidupan ini? Siapa?
Mereka tak pernah mau
dilahirkan seperti itu. Mereka dengan sekuat jiwanya berusaha menerima keadaaan
tubuhnya dan ikhlas menjalani harinya. Tapi kata kasihan darimu sungguh
meruntuhkan kepercayaan dirinya.
Jika memang kasihan,
bantulah dengan tindakan nyata, jangan mengatakan pada orang lain “kasihan dia”
atau “kasihan kamu” Kata-kata itu lebih menyakitkan daripada ejekan anak kecil.
Sekali lagi, mereka hidup untuk berjuang, bukan untuk mendengar kata belas
kasih yang memuakkan.
Jangan
pernah membantunya untuk membuatnya ketergantungan pada bantuanmu
Kamu mungkin tak tega
melihatnya kesusahan berjalan dengan tongkat putihnya, kamu mungkin tak tega
melihatnya kesusahan memasukkan sendok untuk makan, kamu mungkin tak tega
melihatnya tertatih-tatih di tengah jalan. Itu manusiawi! Kamu memang terlahir
dengan hati berbudi.
Bantulah dia sekali itu
saja. Lalu latihlah ia agar bisa melakukannya sendiri. Jika ia kesusahan
memasukkan sendok dalam mulutnya, beritahu bagaimana cara makan yang baik,
latih dengan sabar agar esok ia tak kebingungan lagi. Agar ia bisa makan
sendiri. Jika kamu terus menyuapinya setiap hari, apakah kamu tega sampai tua
ia tetap bergantung pada suapan tanganmu? Apakah kamu tega ia tak makan karena
tak ada tangan yang memberinya suapan? Ia harus mandiri!
Bantulah dia sekali itu
saja. Bantu mencari tempat yang ia cari. Bantu menata buku-buku yang benar,
bantu cara mengupas buah yang benar, tapi jangan pernah karena tak tega kamu
selalu membantunya, menuntunnya ketika berjalan, merapikan seluruh
keperluannya, atau mengupaskan buah untuknya. Kelak ketika kalian tak lagi
bersama, ia akan kehilangan ‘pembantu’ nya ia hanya akan meratapi
ketidakbisaannya. Itu akan sangat menyakitkan.
Latih dia dan lepaskan!
Kamu akan jadi orang yang sangat berjasa dalam latihan kemandiriannya.
Bagaimanapun keadaannya, seseorang harus mandiri bukan? Kalau tidak sekarang
kapan lagi? Kelak kalian akan hidup sendiri-sendiri, dengan suami dan istri
masing-masing. Tegakah kamu membiarkannya menjadi orang tua yang tak bisa
apa-apa?
Kenalkan ia dengan dunia, yakini bahwa kehadiranmu saja tak akan cukup membuat dunianya berwarna
Orang yang memiliki kekurangan kadang-kadang mendapatkan orang tua yang over protective. Itu wajar! Orang tua mana yang ingin anaknya terluka? Akibatnya mereka membatasi ruang gerak anaknya, mereka ingin anaknya nyaman dan aman dalam pengawasannya.
Apakah kamu pikir hidup seperti itu menyenangkan? Tidak! Itu akan semakin membuatnya tertekan. Untuk itu jika kamu ingin menjadi teman terbaiknya. Kenalkan dia pada teman-temanmu yang lain, beritahu dia bahwa dunia tak hanya sebatas rumah, orang tua, kamu dan dia. Tetapi ada beribu-ribu orang dan ada banyak destinasi menarik yang menantang.
Dia hanya harus tahu, kamu tak selamanya ada untuknya. Dia harus benar-benar hidup di atas kakinya sendiri. Ia harus benar-benar bahagia dalam hidupnya dengan ada atau tidaknya kamu. Orang yang cukup membuatnya percaya diri dalam hidup.
Tinggalkan dia, tegakan dia. Beri kepercayaan penuh padanya bahwa ia bisa melakukan banyak hal yang mungkin orang lain pikir tak bisa dilakukannya. Ia harus mengenal dunia luar dengan segala kekurangannya. Dunia harus tahu dia ada, jangan biarkan dia terasing dalam keramaian. Sudah banyak kisah orang tak sempurna yang berdedikasi untuk dunia. Kelak, sahabatmu itu, mungkin salah satunya.
Jika selama ini kamu terus ada menemaninya, bersiaplah ia jatuh cinta kepadamu
Sudah banyak kisah semacam ini didengungkan. Kisah cinta antara seseorang yang tidak sempurna dengan seseorang
yang menolongnya. Seringnya kalian bersama, seringnya kamu membantunya. Membuat
dia merasa berarti, membuat dia menganggapmu sebagai malaikat penghalau sepi.
Kisah cinta ini akan berakhir bahagia jika kamu kamu juga mencintainya dan menikahinya,
tapi mungkin dia akan terluka ketika kamu menganggapnya hanya teman biasa.
Tak apa, inilah kisah
hidup, bersyukurlah jika ternyata kamu adalah orang yang berhasil mengajarkan
rasa cinta di hatinya. Rasa bersalah mungkin akan muncul di hatimu. Tapi
tindakanmu untuk tetap menjadikannya sahabat baik adalah tindakan yang tepat.
Karena senyatanya kamu hanya menemaninya, kamu hanya kasihan padanya, kamu
hanya ingin berusaha menajamkan sisi sosial dalam dirimu bersamanya. Dia saja
yang memaknainya berbeda.
Tentu ini tidak bisa dipukul rata, banyak juga mereka yang tetap menjadi sahabat baik. Yang tak sempurna tak begitu mudahnya jatuh cinta, pun dengan teman yang menolongnya tersebut. Apa yang membedakan? Yang membedakan adalah banyaknya teman yang ia kenal, banyaknya kesibukan yang ia jalani. Banyak teman dan mengenal dunia luas membuat seseorang memiliki hati yang terbuka dan pemikiran yang matang. Tak begitu saja mudah jatuh cinta pada seseorang, karena ia banyak menemui orang dengan karakter yang berbeda
Tentu ini tidak bisa dipukul rata, banyak juga mereka yang tetap menjadi sahabat baik. Yang tak sempurna tak begitu mudahnya jatuh cinta, pun dengan teman yang menolongnya tersebut. Apa yang membedakan? Yang membedakan adalah banyaknya teman yang ia kenal, banyaknya kesibukan yang ia jalani. Banyak teman dan mengenal dunia luas membuat seseorang memiliki hati yang terbuka dan pemikiran yang matang. Tak begitu saja mudah jatuh cinta pada seseorang, karena ia banyak menemui orang dengan karakter yang berbeda
Jika akhirnya dia mencintaimu, Apakah ini salahmu? Atau
salahnya? Tidak! Ini bukan salah siapa-siapa. Kamu sudah menjalankan tugas
sebagai seorang teman dengan baik, pun dia pasti sudah belajar banyak hal dari
kehadiranmu. Kamu harus tahu, tak ada pernikahan yang lebih menyakitkan dibanding
pernikahan atas dasar rasa kasihan. Jadi bukan alasan karena kamu kasihan
padanya kamu menikahinya. Pernikahan itu hanya akan membuat kalian terluka.
Nikahilah orang yang benar-benar kamu kagumi, kamu cintai dan kamu inginkan
sebagai ibu dan ayah dari anakmu. Sementara dia, kelak dia pasti akan menemukan
dan dipertemukan dengan seseorang yang mencintainya. Menikahinya bukan karena
kasihan, tapi menikahinya karena merasa dialah orang yang tepat.
Modalnya
hanya satu PERCAYA
Modal menemani
seseorang yang tidak sempurna adalah satu kata “Percaya”. Percaya pada
kemampuannya, percaya bahwa Tuhan tak akan menciptakan manusia dan sepaket
kesulitan hidupnya tanpa ia mampu melaluinya. Dia temanmu yang tidak sempurna,
percayakan dia atas banyak hal. Percayakan dia mampu melakukan seluruh kegiatan
meskipun itu sebisanya. Percayakan bahwa ia mampu menjadi yang terbaik dengan
sepaket tubuh yang ia punya. Beritahu dia bahwa beratus-ratus orang mengalami
hal serupa dengannya bahkan lebih parah darinya. Dia harus mensyukuri hidupnya!
Kamu memang bukanlah
Merry Riana, kamu juga bukan Mario Teguh atau Tung Desem Waringin, tapi kamu
dimatanya adalah motivator terbaiknya, tapi terus menemaninya hanya akan
membuatnya bergantung pada kehadiranmu. Kamu harus pelan-pelan menjauh darinya.
Mungkin tak lagi seintens dulu.
Kamu harus bisa
melepasnya terlahir kembali sebagai seseorang yang mandiri dan percaya diri.
Dia harus bisa menjadi motivator untuk dirinya sendiri. Tanpamu dan tanpa
siapapun. Karena suatu hari nanti dia juga akan sendiri, tanpa orang tuanya,
tanpa orang-orang yang selalu membantunya dan tanpamu sahabat terbaiknya.
Percaya, dia mampu
hidup tanpamu, tanpa motivasi darimu dan dari siapapun. Dia harus tahu bahwa
hidup ini berliku-liku. Orang-orang beribu-beribu. Dia harus tahu, bahwa dunia
ini tak hanya tentang persahabatan diantara kalian
Salam untuk sahabatmu
itu dariku
Rizza Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar