Rizza
namaku, orang-orang yang mengenalku memanggil dengan nam itu, tapi hari ini ada
panggilan lain di depan namaku, Bu. Ya, aku dipanggil Bu Rizza oleh siswa-siswi
di SD Insan Amanah. Entahlah, sebenarnya aku sudah biasa di panggil Bu rizza
ketika aku mengajar teman-teman ICP, tapi kali ini terasa lain. Mungkin karena
yang memanggilku adalah murid asli.
SD
Insan Amanah, tempatku observasi PKM.
Rupanya aku tak salah memilih sekolah ini sebagai objek observasiku, Sekolah
yang asri, lingkungan yang islami, guru-gurunya pun ramah, jilbab-jilbabnya
sopan, bapak gurunya juga tak kalah ramah, semuanya menyambutku dengan tangan
terbuka dan senyuman. Thanks Allah, atas
tempat observasi yang sesuai untukku.
Hari ini
aku sadar, bahwa aku adalah calon ibu, tak hanya ibu bagi anak-anakku tapi juga
ibu bagi anak yang pendidikan dasarnya dipercayakan padaku. Aku rasa aku
belumlah pantas untuk menjadi seorang guru, kadangaku masih kekanakan, aku
masih egois dan aku dengan segala kelemahanku yang lainnya. Tapi aku janji aku
akan belajar menjadi ibu mulai hari ini. Belajar sabar, belajar peduli, belajar
mengayomi dan belajar mendidik dengan benar.
Saat
memasuki SD Insan Amanah, jujur aku sempat merasa ciut, ketika banyak mata binar
kecil menatapku dengan pandangan aneh, ya, mungkin mereka asing denganku atau
asing dengan cara jalanku yang lain. Aku sempat merasa takut ketika menaiki
tangga tanpa pegangan. Aku tak bisa menaiki tangga ataupun menuruninya tanpa
berpegangan Kawan. Tanya Kenapa?. Baca
diaryku yang lainnya yah, disitu aku ceritan semuaanya tentangku dan diriku.
Bukan maksud apa-apa, aku hanya ingin menuliskan kisahku, agar bisa dibaca dan
dan membuat semua orang tersenyum dalam hiduo. Hanya itu. Tapi sekali lagi,
aku kembali membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, selama
kita mau mencoba dan masih punya keberanian untuk mencari. Karena disitulah
pasti ada jalan. Aku menemukan ‘jalan lain’ yang bisa kulewati dengan selamat
^_^
Pertama kali aku memasuki kelas 3 B sebagai
variable control penelitianku,merekla yang semula ramai langsung tenang “ada
guru baru”, begitu bisik mereka. Bu Endah guru pamongku mulai memperkenalkan
diriku dan semuanya cair, aku mulai mengajar seperti biasanya aku mengajar
temen-temen kelas. Mereka begitu antusias atas kehadiranku dan Taufik, partner
penelitianku. Begitulah anak-anak, mereka selalu cari perhatian pada kami,
keaktifan yang alami anak-anak delapan tahun.
“ Bu, tali gelangku lepas”
“ Bu, tali gelangku lepas”
“Bu, aku belum dapet gambar”
“Bu Aldo nakal, masak kertas soalnya nggak dikumpulin”
Bu…Bu…Bu…
Rupanya anak-anak memang cenderung memanggil ibu, atau Bu
Guru daripada Pak Guru, sejujurnya aku agak rishi dengan celoteh anak-anak yang
riuh, tapi kembali lagi, it is my life,
my dream. Celoteh mereka adalah nyawa mengajarku, So, aku harus mebiasakan
diriku dengan semua ini.
Saat kami akan mengakhiri pertemuan, satu per satu mereka
menghampiriku dan menarik tanganku untuk dicium. Allah aku trenyuh, sudah pantaskah tangan ini dicium oleh manusia-manusia
suci itu?
Allah, ketika aku
menatap mata-mata itu, mata-mata suci,
bening dan ikhlas, Kau tutupkan segala kekuranganku, mereka seperti tak melihat
lainnya cara jalanku, mereka hanya menatap wajahku dan mendengarkan peneranganku.
Ketika aku lewat, siswa-siswa itu kembali menyapaku “ Bu Rizza”. Subhanallah
Aku akan belajar lagi
Allah, belajar menjadi ibu. Ibu yang baik bagi anakku dan anak
didikku.Pertemuan selanjutnya aku harus mengajar lebih baik lagi
Terima kasih telah
membaca perjalanan Rizza hari ini.....semoga bisa membuat antum tersenyum dan
semangat dalam hidup...
Bila Antum ada waktu
baca perjalanan saya selanjutnya yah.....kritik dan saran antum sangat saya
harapkan...
Semangatt ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar