Hari ini di sebuah bus, kulihat seorang gadis berambut pirang. Aku ingin secantik dia. Tiba-tiba ia bangkit dan melangkah gontai. Ia berkaki satu, memakai tongkat kayu. Namun ketika lewat ia tersenyum. Oh Tuhan....maafkan aku bila selalu mengeluh. Aku punya dua kaki. Dunia ini milikku.
Aku berheni untuk membeli gula-gula. Anak laki-laki penjualnya sangat menyenangkan. Aku berbicara kepadanya. Ia pun menyambut gembira. Seandainya aku terlambat aku takkan menyesal. Ketika aku hendak pergi, ia berkata “terimakasih”, “Engkau telah begitu baik kepadaku. Menyenankan sekali bicara dengan orang sepertimu. Ketahuilah, sesungguhnya aku buta”. Oh Tuhan....maafkan aku bila selalu mengeluh. Aku punya dua mata. Dunia ini milikku.
Aku menyusuri jalan, kulihat seorang anak bermata biru. Ia berdiri melihat anak-anak lain bermain. Aku berhenti sejenak
“Mengapa kau tidak bermain dengan temanmu yang lain Nak?”. Ia menatap ke muka, tidak menjawab. Kemudian aku pun sadar, ternyata ia tuli. Oh Tuhan...maafkan aku bila selalu mengeluh. Aku punya dua telinga. Dunia ini milikku
Dunia ini milikku. Dengan dua kaki yang dapat membawaku kemana saja, dengan dua mata yang dapat memandang cahaya mentari, dengan dua telinga yang dapt mendengar apa yang ingin kuketahui. Oh Tuhan...Maafkan Bila aku selau mengeluh.
-Buletin An-Naba’ هيئة تحفيظ القرأنedisi Oktober 2011-
Fabiayyi alaai rabbikuma tukadzibaan???
Bersyukurlah...karena bersyukur itu indah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar