Hari ini 24 Desember,
pengumuman penempatan PKLI. Aku berharap namaku ada di daftar nama mahasiswa
praktikan di sekolah itu.
Semua teman kelasku bercerita tentang dimana ia ingin
ditempatkan, ada yang memasrahkan semuanya pada Allah, ada yang mematok sekolah
impian, atau setidaknya kota impian. Ingin keluar dari kota Malang, mahasiswa
seperti ini adalah mereka yang lahir, sekolah, hingga kuliah ada di Malang.
Aku hanya mendengarkan saja, tanpa ikut menceritakan
inginku. Buat apa? Toh, aku sudah mendapatkan jawabannya, bahkan tanpa aku
pernah memimpikannya. Pernah sekali dua kali ding, tapi sebenarnya aku jauh lebih memimpikan menjadi guru
praktikan di sekolah itu.
“Jika kalian hanya PKLI di Malaysia, kalian tak akan dapat
pengalaman mengajar di Indonesia. Sedangkan nanti kalian pulang, sudah pasti
mengajar di Indonesia, saya sarankan kalian ikut PKLI juga di Indonesia. Tapi
semua terserah kalian Najib, Rizza, Uswah, Nafis, kalian berhak memilih. Toh
tugas utama kalian di Malaysia, bukan di Indonesia. Ikut silahkan, tidak pun
tidak apa-apa. Tapi saya eman-eman kalian,
kalian anak-anak saya, kalian juga harus punya kesempatan mengajar di
Indonesia. Sekarang bagaimana?, mau atau tidak PKLI di Indonesia?” kata Pak
Walid di akhir mata kuliah KDM
“Mau Pak”, kami berempat serempak menjawab
“Baiklah, demi kemudahan akomodasi kalian, saya tempatkan
kalian di Malang saja, PKLI kalian disini, sifatnya bonus. Tugas kalian pun akan lebih ringan dari
teman-teman yang lain, karena kalian punya tugas disana, silahkan pilih sekolah
mana yang ingin kalian masuki”
“MIN 1 Pak” mantap aku menjawab nama sekolah itu. Disusul
Najib dan Navis.
Alhamdulillah, jika permintaanku ini dikabulkan, maka satu
impianku akan kucoret. Kucoret berarti telah kuwujudkan. Ya, dari semester 3
aku sudah menuliskan MIN 1 sebagai tempat PKLI impianku. Berawal dari surat observasiku
yang tertolak disana, aku mengucap dalam hati, suatu hari nanti aku akan kembali kesini, kalian tak akan menolakku.
Dibumbui dengan cerita dari kakak-kakak tingkat yang praktik disana, tentang muridnya
yang cerdas, guru-guru yang kapabel, sekolah yang terjamin dan manajemen yang
bagus, pantas saja sekolah itu jadi primadona bagi para orang tua, tak
terkecuali aku. Sekolah itu masuk dalam daftar impianku.
Aurel dan Amma, dua anak yang private padaku, juga siswa MIN
1 Malang, keinginanku semakin menguat, apalagi masa-masa PKLI seperti ini. Aku
sempat lesu dengan diterimanya aku PKLI di Malaysia, itu berarti kesempatan
untuk PKLI di MIN 1 tak akan pernah ada. Tapi sejak Pak Wald, kajurku memintaku
memilih sekolah yang mana? Harapanku mulai tumbuh.
Hari ini 24 Desember,
pengumuman penempatan PKLI. Aku berharap namaku ada di daftar nama mahasiswa
praktikan di sekolah itu.
“Rizza kamu PKL di MIN 2, sama Najib, aku di MIN 1” kata
Navis. Apa MIN 2?
Jujur aku merasa kecewa saat Navis bicara seperti itu. Kami
memang belum melihat langsung pengumuman itu, tapi Zulia dan Riska tak mungkin
berbohong padaku. Setelah dari ruangan Pak Nur Ali, aku langsung naik ke lantai
2, tempat kantor jurusan PGMI berada, bermaksud mencari Pak Walid untuk bicara
dan sekaligus melihat pengumuman PKLI, mengecek namaku.
Bertemu dengan Mbak Ayu, staff PGMI, ada Najib juga disana. “Jib,
kamu PKLI di MIN 2 kan? Aku juga”
“Kamu di MIN 1 kok Za”
“Aku di MIN 2 Jib, tadi Zulia bilang begitu”
“Nih liat, R-I-Z-Z-A ada di MIN 1, paling bawah”
Bola mataku membulat, ya, itu namaku. Zsetengah tak percaya,
aku memastikan ke Mbak Ayu. “Mbak ini daftarnya bener kan?”
“Iya, itu yang bener Za”
Insyaallah bulan depan aku kembali ke sekolah itu, mewujudkan impianku |
Alhamdulillah, seketika itu aku langsung sumringah,
kegembiraanku membuncah. Allah, kau kabulkan impianku, aku benar-benar ditempatkan
di MIN 1 Malang. Aku harus sujud syukur.
To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar