Assalamualaikum Kawan,
apa kabar? Semoga kau baik-baik saja. Begitu pula denganku, alhamdulillah aku
sehat. Surat ini kutulis untukmu bukan karena aku telah menyelesaikan
skripsiku, sama sepertimu, aku adalah mahasiswa dengan skripsi yang bisa
diartikan aku sedang menyelesaikan skripsiku. Jadi surat ini kutulis, kurang
lebih juga untuk diriku sendiri.
Menjadi mahasiswa
dengan skripsi, tak pernah aku membayangkan akan mengalami fase hidup seperti
ini. Dulu saat aku masih duduk di semester awal. Aku sering dicurhati kakak-kakak tingkatku
tentang skripsinya. Tentang data-data yang tak kunjung ia dapatkan, tentang
judul yang bolak-balik harus diganti atau tentang dosen yang susah ditemui.
Semua itu diceritakan mereka padaku, selayaknya pendengar dan adik tingkat yang
baik, aku pun mendengarkan dan memberi motivasi padanya bahwa ia pasti bisa
menyelesaikan skripsinya. Kamu pasti
bisa!
Kini saat aku berada
pada posisi mereka, aku benar-benar merasakan apa yang mereka rasakan, aku
merasakan apa yang dulu pernah kudengar. Dari semua yang kualami aku hanya bisa
mengucap oh ternyata begini rasanya.... Ternyata
begini rasanya menjadi mahasiswa dengan skripsi. Rasanya tiada hari tanpa
memikirkan skripsi. Kalaupun ada waktu luang untuk sekedar dolan, pas sampai di rumah selalu ingat skripsi. Apakah kalian juga
begitu?
Mungkin kalian anggap
aku terlalu berlebihan atau terlalu serius, tapi inilah adanya. Skripsi bagiku
ibarat beban yang berat dan jika aku tak ingin terbebani maka aku harus segera
menyelesaikannya. Aku boleh saja berniat untuk cepat-cepat menyelesaikan
skripsi tapi ternyata godaan skripsi itu sangat berat dan pekat. Malas dan
jengah. Malas yang akut, bahkan untuk sekedar menyentuhnya. Apakah kalian juga
begitu?
Malas itu menelikungku
habis-habisan, waktuku banyak terbuang oleh aktivitas santai santai. Bagaimana
tidak di semesterku yang ketujuh ini
sudah tak ada mata kuliah yang memberatkan, hanya tiga mata kuliah saja.
Praktis waktu luangku banyak. Kuhabiskan waktuku untuk sesekali menggarap skripsi
dan mengurus organisasiku, atau sesekali fesbukan,
twitteran. Jika dikalkulasi waktuku
untuk organisasi dan fb lebih banyak daripada untuk skripsi! Astaghfirullah...
Saat aku menuliskan
surat ini, aku tersadar bahwa waktuku untuk skripsi tinggal tiga bulan lagi,
belum terpotong masa praktek kerja lapangan yang bulan depan segera kujelang.
Aku pernah menuliskan dalam daftar impianku begini:
Bulan
Desember skripsi harus selesai
Sekarang bulan Desember
dan belum selesai, aku masih menggarap Bab IV dan Bab V, dataku juga belum perfect kurasa. Bab I-III juga masih
perlu di kroscek. Bagaimana ini? Ada
sedikit sesal atas banyak waktu yang terbuang, tapi ini salahku kan? jadi aku harus menanggungnya, aku harus segera
menyelesaikan skripsiku di sisa-sisa waktu yang kupunya sebelum ujian skripsi
digelar April nanti. Bismillah..
Apakah kau juga
begitua? Aku harap tidak, jangan tiru aku. Eh iya, bagaimana dengan skripsimu? Dari
tadi aku terus bercerita tentang aku dan skripsiku. Kuharap skripsimu lancar
jaya ya, bagaimana? Apakah penelitianmu sudah selesai? Apakah analisis datamu
lancar? Semoga. Mari kita selesaikan bersama-sama.
Menjadi mahasiswa
dengan skripsi, beginilah lika-likunya. Kau juga merasakannya kan? Ini
konsekuensi kita sebagai mahasiswa. Mendaftar dan masuk menjadi salah satu
mahsiswa di sebuah kampus mudah saja, tapi untuk keluar dari kampus itu dengan ‘hormat’
kita harus melewati ini. Skripsi.
Ini Impianku, impianmu juga kan? ^_^ |
Aku juga tahu, gelar
bukan segala-galanya. Aku pribadi tak peduli dengan apa gelarku nanti, aku
cukup nyaman dengan namaku sendiri tanpa ada ‘sayap’ gelar sebagai
pelengkapnya. Apakah kau sama sepertiku? Lantas, jika gelar bukanlah tujuan
utama akankah kita lari begitu saja? Meski dalam diri kita tak berdampak
apa-apa atau kita tak terlalu menginginkan ia tersemat dalam nama kita. Ingat! Ada
mereka yang menanti kita bertoga, mereka yang selama ini mendoakan kesuksesan
belajar kita. Mereka tak pernah menginginkan apa-apa. Mereka hanya punya mimpi,
melihat kamu dan aku diwisuda. Itu saja.
Kita sudah memulai. Mau
tak mau, suka tidak suka kita harus mengakhirinya. Ada banyak cara mengakhiri
status sebagai mahasiswa. Tapi hanya ada satu cara yang diakui Indonesia yakni
LULUS SKRIPSI.
Bismillah... mari kita
selesaikan, semoga Allah memudahkan. Ini dulu ya, surat dariku. Titip salam untuk
sebuah file yang tersimpan manis di laptopmu: SKRIPSI.
RIZZA
NASIR
semangat kakak :D
BalasHapusIya.... semangat juga buat kamu ya ^_^
HapusTerima kasih sudah membaca tulisan-tulisan saya ^_^