Ada yang tak biasa dari rumah saya
hari ini. Rumah tiba-tiba gelap sementara rumah lainnya masih bercahaya. Sempat
terpikir, ah mungkin listrik lagi konslet. Tapi ternyata saya salah besar. Di dalam rumah
saya melihat nyala lilin kecil diatas sekotak tart coklat. Hari ini salah
seorang penghuni rumah saya bertambah usia. Usianya kini 22 tahun. Untuk
‘menyambut’ pertambahan usianya seluruh penghuni rumah kami menyiapkan pesta.
Saya sendiri tak tahu menahu tentang pesta itu karena sejak sore sudah
disibukkan dengan aktifitas mengajar. Kebetulan teman saya yang ulang tahun ini
juga keluar sore hari dan menjemput saya malam harinya. Tak hanya dia, saya pun
terkejut dengan pesta ini.
Entahlah pesta ulang tahun ini
tradisi darimana. Yang saya tahu ketika hari kelahiran kita berulang maka
disitulah umur kita bertambah yang berarti kontrak hidup kita di dunia ini
berkurang. Tak dipungkiri ketika ada teman atau keluarga yang mengucapkan
selamat ulang tahun kepada saya ada setitik bahagia di hati ini. Ternyata
ada juga ya yang meluangkan memorynya untuk mengingat hari lahir saya? Terlepas
dari bahagia dan keharuan yang mewarnai
pertambahan usia, bagi saya pesta ulang tahun itu tak terlalu penting.
Ada dua hal penting mengapa usia
harus mendapat perhatian serius. Pertama, karena Allah SWT akan meminta
pertanggungjawaban atas usia yang Allah karuniakan. Dan Kedua, karena usia
adalah masa yang menentukan baik buruknya manusia.
At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa ada
seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Siapa manusia terbaik?” Beliau
bersabda, ”Manusia yang usianya panjang dan dihabiskan untuk kebaikan.” Ia
bertanya lagi, ”Siapa manusia terburuk?” Beliau bersabda, ”Manusia yang usianya
panjang, namun dihabiskan untuk keburukan”.
Berbicara tentang umur atau usia,
ane teringat suatu kisah ketika seorang murid bertanya kepada mursyid atau
gurunya, ”Apa makna usia?”
Jawab gurunya menyitir pernyataan
Rasulullah SAW, “Apabila hari ini amal pekerjaanmu masih sama dengan hari
kemarin, berarti kamu merugi. Bila lebih jelek daripada kemarin, terkutuk
namanya. Bila lebih bagus, barulah kamu termasuk orang beruntung
Bagi sebagian orang hari lahir
menjadi hari keramat yang harus diingat dan dirayakan jika tiba
waktunya. Ramai-ramai pergi ke sebuah tempat untuk berpesta atau sekedar makan
bersama. Alih-alih syukuran pertambahan usia namun akhirnya hanya berhenti pada
pesta dan foya-foya belaka.Sebagian yang lain mungkin lupa kapan ia dilahirkan.
Baik hari maupun tanggalnya. Dunia ini, terlalu banyak yang harus dipikir dan
diingat daripada hanya sekedar ‘tanggal
lahir’
Sangat sedikit orang yang menyambut
hari lahirnya dengan tangis penyesalan dosa-dosa juga muhasabah untuk
memperbaiki hidupnya, berdoa pada pemilik kehidupan agar kehidupan selanjutnya
lebih bermanfaat dari sebelumnya. Menyambut hari lahir dengan kesyukuran dan
penyesalan. Bukankah itu luar biasa? So, di setiap bertambahnya usia
kita harus lebih baik. Memperkaya potensi diri, bertambah usia dan siap menjadi
sosok yang dewasa..
“Tua Itu Pasti, Dewasa Adalah Pilihan”
Yang saya tulis disini, tak lebih
hanya pandangan kacamata saya. Saya dan teman-teman mungkin berbeda menyikapinya.
Tak ada yang salah dengan perbedaan bukan?. Berbeda justru akan membuat hidup
ini lebih berwarna. Bagi semua orang yang pernah dilahirkan. Saya hanya
berpesan semoga tanggal lahir yang berulang tak hanya sekedar ritual. Selamat
bertambah usia, semoga sisa usia yang ada lebih bermanfaat dari sebelumnya. Wallahu’alam
Ini pendapatku, bagaimana denganmu?
Rizza Nasir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar