Dalam lelapku, aku menjadi seorang putri dengan mahkota gemerlap
Dalam lamunku, aku masih terpaku
Ketika pintu hendak terbuka
Ketika cahayanya menyilaukan mata
Aku tetap mematung tanpa berkata
Seperti terbangun dari mimpi imaji
Apakah ini mutiara yang kau hadiahkan?
Apakah ini ujung dari doa-doa yang terurai?
Bila ini saatnya,
Biarkan aku berdiri dengan kaki yang kupunya
Biarkan aku melihatnya dengan retinaku
Sesuatu yang pernah sampai di telingaku
Sesuatu yang membuat tanya dalam hatiku
Aku masih bertanya,
Pada diriku
Pada hatiku
Pada diri yang terdiam di ujung tanya
Apakah aku siap merangkai bahtera
Apakah aku siap mengembangkan layar-layar
Agar debur ombak kalah oleh kuatku
Ikan-Ikan tertunduk malu
Dan rembulan tersenyum padaku
Dan bahteraku
Dalam lamunku, aku masih terpaku
Ketika pintu hendak terbuka
Ketika cahayanya menyilaukan mata
Aku tetap mematung tanpa berkata
Seperti terbangun dari mimpi imaji
Apakah ini mutiara yang kau hadiahkan?
Apakah ini ujung dari doa-doa yang terurai?
Bila ini saatnya,
Biarkan aku berdiri dengan kaki yang kupunya
Biarkan aku melihatnya dengan retinaku
Sesuatu yang pernah sampai di telingaku
Sesuatu yang membuat tanya dalam hatiku
Aku masih bertanya,
Pada diriku
Pada hatiku
Pada diri yang terdiam di ujung tanya
Apakah aku siap merangkai bahtera
Apakah aku siap mengembangkan layar-layar
Agar debur ombak kalah oleh kuatku
Ikan-Ikan tertunduk malu
Dan rembulan tersenyum padaku
Dan bahteraku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar