Melihat
mereka memeluknya dan memejamkan mata dengan mulut terus merapal ayat-ayat
cinta. Aku cemburu
Seharian kemarin, aku sengaja,
mengosongkan hari itu untuk tidak pergi ke sekolah dan bertemu teman kecil dan
guru-guru. Di sekolah sedang ada perayaan maulid nabi, ada pengajian dan
shalawat bersama, sudah bisa dipastikan tidak ada aktifitas belajar mengajar
dan tentu saja aku tak bisa penelitian.
Aku memilih menggunakan hari itu untuk menyelesaikan administrasi kampus
dan pergi ke bank membayar uang kuliah.
“Mbak Rizza, nanti
selesai dari bank jangan pulang dulu ya, tunggu aku di Mastar (Masjid Tarbiyah
UIN Maliki Malang), aku mengangguk. Ah.. Lia memang selalu begitu, menganggapku
seperti kakaknya, dia tak mau aku pulang sendirian.
Lia, mengikuti program
SYAUQI (Syahrul Qur’ani ) yang diadakan Hai’ah Tahfidz Al-Qur’an jadi pagi
begini adalah jadwal dia untuk setoran pada mushohihah-nya.
Selesai dari Bank BRI, aku langsung menuju Masjid Tarbiyah, berniat menunggu
Lia pulang sambil menyelesaikan bacaan.
Melihat
mereka memeluknya dan memejamkan mata dengan mulut terus merapal ayat-ayat
cinta. Aku cemburu.
Mereka,
mahasiswa-mahasiswa, adik tingkatku itu, terus merapal ayat demi ayat, berharap
ayat itu menempel kuat diingatannya agar segera bisa disetorkan pada mushohih.
Mereka terus membaca berulang-ulang kemudian menutup mushafnya dan
mulai membaca dengan bil ghaib (tanpa
melihat). Entah ssudah dari jam
berapa mereka duduk di masjid ini, entah sudah berapa halaman yang dia baca.
Seingatku program setoran syauqi dua tahun lalu dimulai jam 8 pagi hingga
dhuhur. Jika memang jadwalnya masih sama, berarti mereka sudah mengaji dua jam
lamanya.
Aku seperti tertampar,
adik-adik HTQ begitu serius menghafal, begitu gigih menambah hafalan. Bagaimana dengan kamu Rizza, sudah juz
berapa yang kamu hapal sekarang? Ya
Allah, sungguh aku cemburu. Al- Qur’an hafalanku sudah tiga hari ini tak
tersentuh. Bukan, bukan karena aku menstruasi tapi karena aku yang terlalu
sibuk atau lebih tepatnya menyibukkan diri.
Jika mahasiswa lainnya
di luar sana menghabiskan liburan dengan plesir ke kota-kota impian, membeli
barang yang tak terlalu ia butuhkan. Jika diluar sana mahasiswa lain sedang
meng-upload foto liburan mereka, tidak dengan para peserta syauqi. Mereka
memilih menghabiskan liburan sebulan ini untuk menghafal kalam Illahi. Jika
hari aktif kuliah mereka hanya menghafal satu halaman sehari, maka saat liburan
seperti ini, mereka bisa tiga halaman sehari. Masyaallah
Melihat
mereka memeluknya dan memejamkan mata dengan mulut terus merapal ayat-ayat
cinta. Aku cemburu.
Aku duduk di beranda
Masjid Tarbiyah, disitu dipenuhi peserta lelaki yang muroja’ah (mengulang) hafalan, sementara peserta putri berjejer di
tangga lantai dua. Kubuka buku bacaanku,
aku memang sedang tidak shalat jadi aku memilih di beranda saja. Mendengarkan
peserta lelaki di belakangku membaca, sambil menirukan dia dan melatih
ingatanku, surat dan berapa yang sedang dia baca. Lamat-lamat mendengarkan ia
membaca tanpa terasa setetes air mata membasahi bukuku. Ya Allah, aku malu. Aku cemburu.
Mataku memang menghadap
lurus pada bukuku, tapi telingaku mendengar ayat-ayat itu dan hatiku terus
merasa cemburu. Aku tak selancar mereka,
aku tak seistiqomah mereka. Tiba-tiba saja sosok yang kukenal mendekat.
Ternyata dia Fiqh, adik tingkat di UKM LKP2M dan FLP UIN
“Fiqh, kamu kok disini?”
harusnya aku tidak bertanya begitu, karena aku tahu Fiqh pasti ikut Syauqi dan
mau setoran.
“Iya, ikut itu” katanya
sambil menunjuk teman-temannya yang muroja’ah. “Mbak Rizza ikut syauqi juga ta?”
“Tahun ini enggak Fiqh,
ada penelitian, pembekalan dan skripsi. Wes
ndang setoran keburu pulang lho mushohihnya” kataku padanya sambil
memberikan satu jempol. Sebenarnya aku menyuruh Fiqh segera setoran bukan hanya
karena jam setoran yang keburu habis, tapi karena aku malu padanya. Ternyata Fiqh juga ikut menghafal dan
memeluk ayat cinta-Nya di saat semua temannya pulang. Ya Rabb.
Setelah Fiqh berlalu,
tiba-tiba saja Ning Maftuchah menghampiriku, dia adalah mushohihahku dulu di
Mabna Khadijah Al-Kubra, bertemu denganku serta merta dia menyalami dan
memelukku.
“Gimana kabarnya Dek
Rizza, sehat? Sudah juz berapa nih hafalannya?” dan beginilah, tidak ada
pertanyaan yang lebih agung di organisasi ini selain itu. Pertanyaan itu bisa
berarti dua macam, memotivasi atau menampar. Menampar jiwa-jiwa yang mulai
lalai dengan hafalannya. Kubalas salamannya dan kubisikkan di telinganya
jawaban dari pertanyaannya.
Disusul kemudian ada
Ning Khilfatin, Ning Zahro’. Mereka berdua dan Ning Maftuchah sudah hafal 30
juz. Ning Maftuchah memilih untuk
membimbing peserta syauqi daripada pulang kampung. Padahal rumahnya di Jawa
Tengah sana hanya ia kunjungi setahun sekali! Dan mereka juga peserta lainnya
memilih disini. Lagi-lagi aku cemburu Ya
Rabb.
Tiba-tiba saja bayangan
Ustadzah Lutfi yang sekarang ada di Rusia, Ning Nikita yang dulu jadi
pendamping hafalanku di semester pertama, Ning Nurul di semester kedua. Juga
ustadzah Nurul dan Ustadzah Nury tak terkecuali aku teringat Ustad Imam
Muslimin berkelebat. Kapan terakhir kali
aku kumpul dengan mereka? Kapan terakhir kali aku ke kantor HTQ? Rasanya sudah
lama sekali.
Melihat
mereka memeluknya dan memejamkan mata dengan mulut terus merapal ayat-ayat
cinta. Aku cemburu.
Rabb, kau tahu betapa
besar hati-hati ini ingin menjadi penjaga kalam-Mu, Hanya kau yang tahu,
seberapa mampu kami menjaganya, Jika memang kau percayakan kami sebagai penjaga
Ya Allah, tolong perkuat ingatan kami, tolong jagalah hati kami dari main-main,
agar kami istiqomah untuk menghafal. Dan Ya Rabb, jika semangat kami menghafal
mulai melemah bahkan memudar, ingatkan kami bahwa kami harus tetap teguh pada
cita-cita kami. Engkaulah sebaik-baiknya penjaga dan engkaulah sebaik-baik
penerima pengharapan. Ijabahlah doa kami Ya Rabb.
Kepada
teman-teman HTQ dan peserta Syauqi, terima kasih sudah membuatku cemburu hari
ini ^_^
Semoga kita tetap istiqomah menghafal ya
Semoga kita tetap istiqomah menghafal ya
RIZZA NASIR
Subhanallah.....Inspiratif banget artikel2 yang ad di blog ni.., bener-bener salut saya... :)
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung Yasir ^_^
BalasHapus