Saat Anda membaca judul tulisan saya ini, ada sebagian hati Anda yang berkata “Apa maksudnya?”, “Kok seprtinya translasinya dipaksakan ya” dan pertanyaan lainnya. Tenang Kawan......judul di atas bukanlah pemaksaan translasi dari Bahasa Jawa ke Indonesia namun judul di atas adalah ucapan seorang gadis kecil dengan temannya
Beberapa hari yang lalu saat saya akan mengikuti salah satu materi kuliah di perpustakaan kampus, seperti biasa kami anak-anak pojok berjalan beriringan,rukun sekali ^-^ menuju ke perpustakaan. Tiba-tiba di tengah perjalanan kami di hibur oleh dua orang gadis kecil yang berjalan berlawanan dengan kami. Beginilah percakapan polos mereka
Gadis kecl 1 : “ Kamu panggil ibumu apa??”, tanya gadis kuncir satu itu sambil menikmati es krim coklatnya.
Gadis kecil 2 : “Mama”, jawab gadis berkuncir kuda dengan polosnya
Kontan saja kami yang melintas dan mendengar celoteh mereka tertawa. Seorang teman saya berkata “Kalau aku panggil ibuku Ummi”, katanya sambil menirukan gaya anak kecil itu. “Aku Emak”,”Aku Mami”, kata teman-temanku yang lain
Kamu panggil ibumu apa?, sebuah kata sederhana yang bila kita transformasikan ke bahasa indonesia yang baik dan benar adalah Bagaimana kamu memanggil ibumu? Adalah kata-kata yang polos yang meluncur dengan tiba-tiba dari bibir mungil. Namun menurut ada pelajaran yang dapat kita ambil dari celoteh sederhana itu adalah betapa anak-anak adalah sisi manusia yang paling berharga, karena adalah ibarat piranti elektronik yang belum terinfeksi virus dunia.
Kejujurannya, percakapan yang sederhana, polos adalah kekuatan tersendiri yang dimiliki oleh anak. Hal inilah yang harus kita jaga sebagai insan yang kelak mengabdi untuk mereka. Marilah kita menuntut ilmu dengan benar serta menambah pengalaman kehidupan dan mengasah skill yang kita miliki. Jangan sampai kita menurunkan kebodohan-kebodohan kecil yang kelak akan menyatu dalam darahnya saat ia dewasa.
Pelajaran terpenting kedua adalah betapa anak sangat menaruh perhatian yang besar pada wanita yang di sebut Ibu. Tentunya tanpa mengesampingkan adanya Ayah dalam hidupnya. Namun sepertinya ibulah yang menyatu di pikirannya. Oleh karena itu khusus untuk Anda calon ibu anak-anak sholeh masa depan. Teruslah berproses dan bermetamorfosis dari gadis biasa menjadi gadis luar biasa ,karena gambaran generasi dunia masa depan dapat diukur dari calon ibunya saat ini.
Eits.....untuk Anda yang pria, jangan beranjak dulu....peran Anda sangat penting disini, karena tak selamanya keputusan seorang ibu tepat. Butuh ayah untuk persetujuan. Ibarat rumah adalah pondasi yang saling menguatkan. Dan tugas Anda sekarangpun sama seperti kaum wanita berproses dan bermetamorfosis dari laki-laki biasa jadi laki luar biasa. Saling upgrade diri yuk...Karena ibu yang sholihah hanya untuk ayah yang sholeh, dari dua orang inilah kelak akan lahir putra-putri kecil yang sholeh
Wallahu’alam bisshowab
Bagaimana kamu memanggil ibumu?
Beberapa hari yang lalu saat saya akan mengikuti salah satu materi kuliah di perpustakaan kampus, seperti biasa kami anak-anak pojok berjalan beriringan,rukun sekali ^-^ menuju ke perpustakaan. Tiba-tiba di tengah perjalanan kami di hibur oleh dua orang gadis kecil yang berjalan berlawanan dengan kami. Beginilah percakapan polos mereka
Gadis kecl 1 : “ Kamu panggil ibumu apa??”, tanya gadis kuncir satu itu sambil menikmati es krim coklatnya.
Gadis kecil 2 : “Mama”, jawab gadis berkuncir kuda dengan polosnya
Kontan saja kami yang melintas dan mendengar celoteh mereka tertawa. Seorang teman saya berkata “Kalau aku panggil ibuku Ummi”, katanya sambil menirukan gaya anak kecil itu. “Aku Emak”,”Aku Mami”, kata teman-temanku yang lain
Kamu panggil ibumu apa?, sebuah kata sederhana yang bila kita transformasikan ke bahasa indonesia yang baik dan benar adalah Bagaimana kamu memanggil ibumu? Adalah kata-kata yang polos yang meluncur dengan tiba-tiba dari bibir mungil. Namun menurut ada pelajaran yang dapat kita ambil dari celoteh sederhana itu adalah betapa anak-anak adalah sisi manusia yang paling berharga, karena adalah ibarat piranti elektronik yang belum terinfeksi virus dunia.
Kejujurannya, percakapan yang sederhana, polos adalah kekuatan tersendiri yang dimiliki oleh anak. Hal inilah yang harus kita jaga sebagai insan yang kelak mengabdi untuk mereka. Marilah kita menuntut ilmu dengan benar serta menambah pengalaman kehidupan dan mengasah skill yang kita miliki. Jangan sampai kita menurunkan kebodohan-kebodohan kecil yang kelak akan menyatu dalam darahnya saat ia dewasa.
Pelajaran terpenting kedua adalah betapa anak sangat menaruh perhatian yang besar pada wanita yang di sebut Ibu. Tentunya tanpa mengesampingkan adanya Ayah dalam hidupnya. Namun sepertinya ibulah yang menyatu di pikirannya. Oleh karena itu khusus untuk Anda calon ibu anak-anak sholeh masa depan. Teruslah berproses dan bermetamorfosis dari gadis biasa menjadi gadis luar biasa ,karena gambaran generasi dunia masa depan dapat diukur dari calon ibunya saat ini.
Eits.....untuk Anda yang pria, jangan beranjak dulu....peran Anda sangat penting disini, karena tak selamanya keputusan seorang ibu tepat. Butuh ayah untuk persetujuan. Ibarat rumah adalah pondasi yang saling menguatkan. Dan tugas Anda sekarangpun sama seperti kaum wanita berproses dan bermetamorfosis dari laki-laki biasa jadi laki luar biasa. Saling upgrade diri yuk...Karena ibu yang sholihah hanya untuk ayah yang sholeh, dari dua orang inilah kelak akan lahir putra-putri kecil yang sholeh
Wallahu’alam bisshowab
Bagaimana kamu memanggil ibumu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar