Rabu, 22 Mei 2013

AIR MATA TERAKHIR

Mungkin air mataku beberapa hari yang lalu adalah air mata terakhir, seperti janjiku dulu. Aku tak akan pernah menangis lagi. Janji itu janji yang sering kuingkari karena kerapuhanku. Air mata malam itu aku rasa memang benar-benar air mata nelangsa yang paling terakhir. Jalan malam-malam dari pertigaan Sardo ke rumah. Entahlah kenapa malam itu rasanya sangat menyakitkan

Tak ada yang bisa menjemput, tak ada, semua teman rumahku sibuk dengan tugasnya dan pasangannya. Malam itu, aku benar-benar merasa kecil, tak ada daya, hanya air mata yang mengalir. Ditambah kabar ayah yang kembali masuk rumah sakit. Ayahku kembali dirawat karena gula darahnya yang menurun. Malam itu, air mataku mengandung banyak arti. Kesedihan, nelangsa, takut dan  kerinduan. Kerinduan untuk pulang dan menunggui ayahku di rumah sakit.

Senin, 20 Mei 2013

FIKSI YUMMY



Bagi kamu penikmat fiksi seperti cerpen atau novel sudah pasti senang dengan dunianya, dunia tulis namun tanpa batas, tak ada batasan dalam fiksi bahkan hal yang diluar logika sekalipun. Pernah baca novel  5 cm? Atau laskar pelangi? Cerpen  Ketika Mas Gagah pergi atau Cendela Rara? Novel dan cerpen yang saya sebutkan diatas masing-amsing memiliki alur cerita, tokoh dan segmentasi cerita yang berbeda.
 
Novel 5 cm misalnya berkisah tentang sahabat yang bersahabat sejak sms. Dengan karakter yang berbeda namun tetep menyatu sebagai sahabat yang solid, Bertemu setiap hari tanpa putus selama 10 tahun. Hingga akhirnya munculah ide untuk bersama menaklukkan semeru sebagai gebrakan yang berbeda dari cara persahabatan mereka menikmati hidup. Laskar pelangi, semua pasti sudah kenal dengan Ikal, Bu Muslimah, Lintang, SD Muhammadiyah Gantong. Sudah pernah baca novelnya kan?

KETIKA AKU MENJADI IBU



Siapa yang tak senang menjadi ibu? Semua wanita di dunia ini pasti menginginkan itu. Ketika aku menjadi ibu usiaku baru 21 tahun. Duduk di semester 7 sebuah universitas di kota ini. Tak kupungkiri menjadi ibu plus mahasiswa adalah satu tantangan tersendiri bagiku. Saat aku hamil tua aku masih
harus mengikuti beberapa mata kuliah setiap harinya selama seminggu. Melelahkan.

Saat-saat menjelang kelahiran anakku. Aku merasakan sakit yang sangat. Sakit semua badanku, dari pinggang, perut, kepala, kaki. Sakit. Ingin rasanya aku berteriak agar sakitku mereda. Keluar bersama suraku. Tapi ibuku melarangku. Lebih baik digunakan dzikir saja Nduk,kata beliau. Semalaman aku merasakan sakitnya melahirkan. Allah, beginikah rasanya?


Jumat, 10 Mei 2013

KETIKA AKU MENJADI AYAH



Kata orang cintaku adalah cinta lokasi.  Tresna jalaran saka kulina. Aku terbiasa bertemu dengannya, aku terbiasa bekerja dengannya dalam satu organisasi. Aku mulai mencintainya. Dia yang keibuan, dia yang sangat suka dengan anak-anak, dia yang sabar, dia yang memahamiku, menghormatiku. Meski kami seusia dia tak pernah merendahkanku. Dia menghormatiku sebagai lelaki. Diia gadis yang kucintai setelah ibuku. Gadis yang mengerti dan memahamiku. Aku bukanlah lelaki tampan dengan prestasi segudang tapi dia mau menerimaku dan cintaku.

Usiaku baru 22 tahun saat aku melamarnya, baru saja selesai menggarap skripsi dan menunggu ujian. Sementara dia lulus lebih dulu. Bukan karena aku malas mengerjakan skripsi tapi dosen pembimbingku yang bolak-balik keluar negeri  hingga lulusku pun mundur. Mungkin aku adalah lelaki paling nekat di dunia. Melamar anak orang saat aku belum punya penghasilan. Aku hanya punya niat untuk menikahinya, menjadikan ia pendampingku, ibu dari anak-anakku. Karena hanya dia yang mengerti dan menerima kealpaanku. Aku siap bekerja keras demi dia. Aku yakin, menikah membuka pintu rezeki.


Selasa, 07 Mei 2013

Assalamualaikum Cinta

Assalamualaikum Cinta
Sudahkah aku mencintaimu?
Ajari aku cinta
Cinta yang sebenar-benarnya cinta
Cinta yang dilandasi permadani ketulusan
Dibalut sutra keikhlasan
Tahukah kau, kini aku belajar
Belajar mengelola rasa
Belajar menjaga hati
Ruang hati ini
Kupersiapkan hanya untukmu
Kau pemegang kunci surgaku
Kau rahasia terbesar dalam hidupku
Kau ayah dari anak-anakku
Kau, apakah kita pernah bertemu?


Senin, 06 Mei 2013

Wanita Awan

Matahari terbesar pertama yang kulihat adalah matahari siang ini. Sebelumnya aku hanya melihat matahari tak lebih besar dari  tutup panci. Sinarnya begitu menyengat, hangat. Sepertinya matahari tak berada jauh dariku. Disana. Ya disana di pucuk tertinggi gumpalan awan. Disanalah matahari berada. Bersama awan yang terus menggumpal. Entahlah berapa panjang jaraknya. Dekat. Lebih dekat dari biasanya.

Dimanakah aku kini, apakah aku sudah mati? Mengapa matahari dan awan begitu dekat? Dimana aku? Kurasakan semilir angin merasuki celah pori, menerbangkan helai-helai rambutku. Angin. Kenapa sapuannya lembut sekali? Kemana angin buas malam, kemana angin yang menusuk? Aku masih terus bertanya, tapi tak ada suara yang membalas tanyaku. Allah dimana aku? Kau juga tak mau membalas tanyaku?