Kamis, 13 September 2012

CERMIN HIDUP

Cermin Hidup dimuat dalam atalogi kisah FLP Malang



                Aku mengenalnya setahun lalu, kami disatukan oleh angin dan takdir, disatukan atas nama kesamaan keadaan. Mungkin tak ada yang bisa merasakan perasaanku,kecuali bila mereka mengalami hal yang sama sepertiku. Menjadi gadis yang berbeda dan bertemu perbedaan yang sama di gadis lain. Aku seperti menemukan kaca kehidupan. Kaca yang benar-benar hidup. Bila aku bertemu dengannnya, aku seperti melihat diriku.  Diriku dulu dan kini.
Masih kuingat dialog pertamaku dengan orang yang mengirim dia padaku. Dialog datar khas perkenalan mahasiswa baru dan seniornya di suatu malam yang menusuk di bumi perkemahan Bedengan dalam acara orientasi jurusan PGMI.
“Kenapa nggak ikut jelajah malam”, kata pemuda itu padaku.
“Maaf Mas, kakiku sakit”, jawabku setengah takut
“Sakit? Sakit apa?”
“Sudah dari lahir”, jawabku singkat
Hening. Kami terdiam beberapa lama.
“Aku juga punya teman seperti kamu”
“Maksudnya?”, aku bingung
“Cara dia berjalan seperti kamu, dia juga suka nulis”, katanya lirih.
Malam semakin menua, dingin semakin merasuk tulang-tulangku. Banyak mahasiswa yang pingsan. Mas yang tak sempat kuketahui namanya itu pun membantu menolong tim kesehatan dan dialog kami berrakhir sampai disitu. Allah benarkah di belahan dunia lain ada gadis yang memiliki kondisi fisik sama sepertiku?. Aku penasaran. Sungguh aku tak sedetikpun memejamkan mataku, aku penasaran.