Rabu, 21 Maret 2012

Jagalah Aku dan Hatiku


Mungkin aku terlalu polos
Mungkin juga aku terlalu rapuh
Inikah cobaan yang Kau janjikan atas keistiqomahan hidup yang kubangun?
Allah....hentikan semua ini
Sudahi semua kata-kata nakal
Usaikan semua cobaan hati
Allah....Kau sangat tahu apa yang ada dalam hatiku
Cintaku hanya untuk dia
Dia yang belum kau tampakkan di mataku
Dia yang mungkin kini belum kukenal
Allah.....aku hanya ingin menjaga kehormatan diriku
Aku lelah dengan permainan ini
Mereka tak berhak mengatur siapa pendampingku
Karena mereka bukan orang tuaku, bukan waliku
Allah.....satu hal saja, izinkan aku meminta
Jagalah aku dan hatiku
Tunjukilah aku jalan yang kau siapkan
Jalan cinta yang indah
Dimana ayat-ayat cintamu meraja
Dan mihrab cintaMu siap merengkuh
Cinta yang sebenar-benarnya cinta 
KarenaMu dan hanya untukMu
Aku hanya tak ingin jatuh cinta sebelum waktunya



Cangar, ternyata Tak Sesangar Namanya


Musda dan Outbond FKM-K  2012
            Weekend, 04 Maret 2012
Sabtu dan Minggu ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh kami bocah-bocah Kediri. Agenda tahunan kami musyawarah daerah siap digelar. Musyda kali ini adalah yang kedua sejak organisasi ini terbangun dari mati surinya ditinggal pentolannya Mas Nurdyansyah. Kalau Musyda pertama di Coban Rondo kali ini kami memilih Hutan Raya R. Soerjo Malang sebagai saksi musyawarah kami.
Truk datang, semua sudah berkumpul ada 40 peserta yang daftar, 2 orang angkatan 2009. Mbak Isyati dan Mas Pras. 2 orang alumni. Selebihnya kami panitia angkatan 2010 dan adik-adik angkatan 2011. Oke berangkat.....
Entah harus dengan bahasa apa aku katakan perasaanku sore itu. Seneng, terharu. Semuanya kumpul jadi satu.FKM-K yang kami bangunkan dari tidurnya setahun lalu kini akan melaksanakan musyawarah kedua. Dulu dengan biaya patungan dan minta-minta. Kini kami sedikit lebih modal. Alhamdulillah.
Perjalanan yang sangat menyenangkan Kawan. Lebih menakjubkan dari perjalanan kempingku sebelum-sebelumnya. Jalanan yang terus menanjak di kanan kiri kulihat deretan pegunungan dengan kabut tipis menyelimuti, akhirnya aku taju seperti apa pohon wortel dan kol semuanya berjajar rapi, membentuk sengkedan yang menakjubkan, rapi sekali, hijau, adem. Ditengah perjalanan pula segerombol ibu pemetik apel berjalan pulang, pakaiannya seadanya, kepala dan wajahnya dibalut kain, aku biasa menyebutnya udeng-udeng. hanya matanya saja yang terlihat. Persis seperti Aisyah. Aisyah yang kutemui sore ini bukanlah Aisyah yang anggun dan cantik tapi aisyah yang sederhana dan apa adanya, pasrah. Dengan keriput yang memenuhi wajah ayunya dan langkah gontai lelah. Rabb...kuatkan mereka. Karena mereka pula aku bisa makan apel, aku bisa makan sup sayur.
Sampai ditempat tujuan. Pukul 16.00. Tenda didirikan. Ada banyak anak pramuka disini. Dalam sekejap tenda dome dan tenda regu berdiri. Sholat Ashar pun digelar. Sebagian di mushola sebagian lainnya sholat di samping tenda beralas banner. Sampai maghrib menjelang kami menghabiskan waktu bercengkrama, foto-foto gila, menikmati udara dingin yang mulai menggoda. Beberapa sudah mengambil jaket dan kaus tangan plus kaus kaki.
“Mbak Rizza nggak bawa jaket ya?, nggak dingin Mbak?’