Akhirnya aku pulang, pulang ke tanah dimana aku dilahirkan.
Kediri. Sudahtiga bulan aku tidak menjejakkan kakiku disana. Kau tahu apa yang
kurasa?. Aku sangat bahagia. Bertemu dengan orang-orang terdekat. Orang-orang
yang membiarkan aku tumbuh. Ibu, Ayah dan dua adikku. Bertemu dengan mereka
mencairkan semua kebekuan yang ada dalam ragaku. Semua lelah yang kutampung di
raga, semua kesah yang kusimpan dalam jiwa. Rasanya lenyap begitu saja. Allah,
i love my family so much, make them happy and health forever....
13 Februari 2012
“Mbak nanti setelah Ayah pulang dari pasar harus sudah siap
lho ya, kita ke trenggalek”, kata ibuku
“Nggih”
“Nggih”
Orang tuaku pergi meraih rizki hari ini, adik-adikku
menuntut ilmu, tinggal aku sendiri. Ah...tidak ada Kau bersamaku, bahkan Kau
tak pernah meninggalkanku sedetikpun.Hari pertama yang masih seperti
hari-hari sebelumnya kepulanganku. Kuhabiskan separuh hariku menyelesaikan
tugas-tugas rumah tangga, menulis dan bersilaturrahim ke rumah bulikku. Separuh
lainnya kuhabiskan bercengkrama dengan keluargaku. Kedekatan antara orang tua
dan anaknya. Dimana aku tak melihat ibuku sebagai ibu tapi sebagai kakak
perempuanku, ayah yang menjadi pendengar dan penutur yang baik dan
adik-adik yang super jahil. Seperti sebelumnya pula, liburanku habis oleh
terapi
Separuh hariku hari ini, adalah perjalanan ke Trenggalek.
Sebuah kota tempat tinggal laki-laki yang bernama H. Selanudin. Laki-laki
setengah tua yang selama satu semester ini menjadi terapistku. Kawan, aku membutuhkan
dia untuk memperbaiki cara jalanku. Dua puluh tahun usiaku sekarang, aku tidak
berjalan sebaik kalian. Kenapa?. Baca diary dan puisi Rizza hari-hari
sebelumnya ya.....