Minggu, 22 Januari 2012

Paku Amarah

Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Ayahnya berusaha keras untuk membuang sifat buruk anaknya. Suatu hari ia memanggil anaknya dan memberinya sekantong paku. Paku? Ya, paku !
Sang anak heran. Tapi, bibir ayahnya justru membentuk senyum bijak. Dengan suaranya yang lembut ia berkata kepada anaknya agar memakukan sebuah paku dipagar belakang rumah setiap kali marah. Ajaib! Di hari pertama, sang anak menancapkan 48 paku ! Begitu juga hari kedua, ketiga dan beberapa hari selanjutnya. Tapi, tak berlangsung lama. Setelah itu jumlah paku yang tertancap berkurang secara bertahap. Ia menemukan fakta bahwa lebih mudah menahan amarahnya dari pada memakukan begitu banyak paku ke pagar. Akhirnya, kesadaran itu membuahkan hasil. 

Sabtu, 21 Januari 2012

Bisakakah aku?

Wahai pelangi...
Bisakah aku berwana seperti dirimu???
Menjadi pribadi yang mengesankan dan mewarnai kehidupan
Wahai Embun...
Aku ingin sepertimu
Yang menetes di pagi hari dan memberi kesejukan
Wahai Daun hijau....
Aku ingin sepertimu yang memayungi dikala terik, meneduhkan jiwa-jiwa yang terusik
Wahai hujan aku ingin mengalir sepertimu
Menghadirkan gemericik semngat yang tak henti membasahi tanah yang kering
Aku ingin menjadi matahari
Yang memberi nyala kehidupan di tengah keputusasaan
Tapi aku hanyalah manusia...
Yang tak seindah pelangi, tak sesejuk embun, tak seteduh daun, dan tak seterang matahari...
Aku hanyalah seonggok danging yang meniti kerasnya hidup
Daging akan selamanya menjadi daging, seiring waktu ia akan membusuk
Begitu juga denganku...
Aku tak ingin busuk begitu saja....
Ketika aku membusuk kuharap tempat dimana aku pernah berpijak masih mengingat namaku
Orang yang pernah kukenal merindukanku
Dan yang pernah kusakiti memaafkanku....
Aku hanyalah manusia yang lahir dan terperangkap dalam tubuh wanita
Banyak orang berkata pribadi sepertiku adalah pribadi yang rapuh dan lemah
Tak kupungkiri itu....
Aku tak mau terasing dalam duniaku, aku ingin dunia tersenyum padaku
Menjadi gadis istimewa meski kutahu aku jauh dari sempurna
Menguatkan siapa lemah,
Menghadirkan senyum kala semua menangis,
Menunjukkan arah kanan ketika semuanya berjalan ke kiri
Aku akan terus seperti ini...
Gadis biasa yang mencoba mewarnai diri seperti pelangi
"Bisakah aku?", kata perasaanku
"Ya, kamu bisa", kata logikaku

Rizza di MUSMA....sebuah mimpi yang terwujud



18-19 Januari 2012
Sebuah pengalaman yang membuka mindsetku tentang dunia politik kampus, bahkan lebih dari itu
Aku baru saja meneima SK dari AD-HOC  Musyawarah Mahasiswa. Sebuah sms masuk di hapeku. sms dari Direktur
"Ning tanggal 18-20 bisa mewakili LKP2M untuk delegasi MUSMA?"
"Afwan, nggak da Gus dan Ning yang lainnya ya??, q da agenda lain"
" Semuanya mewakili OMIK masing-masing Ning, Gus Atok di PAI, Ning Puji di Psikologi. Gmn bs???"


Tidak ada pilihan lain, aku terpaksa izin dari agenda sebelumya selama tiga hari ke depan untuk menjadi peseserta mewakili LKP2M  dengan Gus Lutfi dan Ning Ariani, jujur aku tak tahu apa yang akan terjadi selama tiga  hari ke depan.
Apa itu MUSMA?

Jumat, 13 Januari 2012

Simfoni Kegelapan

Jingga menepi....
Lembbayung senja menyapa...
Detik terus berputar menurut pada zaman
Mengapa malam lama sekali tiba????
Ketika tubuh letih kembali ke peraduan
Ketika dengkuran mengisi gulita malam
Dan ketika mimpi-mimpi merajai jiwa yang sepi
Tapi mengapa malam tak jua datang????
Wahai pemilik gelapnya dunia
Aku tertatih di pagi hari dan terjatuh ketika malam tiba
Dalam jatuhku aku bisa merangkai mimpiku
Dalam tatihku aku bisa menuliskan hariku
Aku bahagia kala pagi menyapa
Aku tertawa saat malam meraja
Wahai malam tetaplah begini
Tenang saat ku kuliti serpihan ilmu
Sepi ketika aku merekam hari-hariku
Senyap saat ku tuliskan titian inspirasiku
Hening ketika ku merapal mantra-Mu
Dan syahdu saat ku berdua dengan Kekasiku











IP Tak Selamanya Mengguncang Duniamu



_Tulisan ini saya buat setahun yang lalu , tepat setelah saya menerima IP pertama, kini IP ketiga telah saya dapat..... Semoga tulisan ini dapat mencerahkan pemikiran dan memotivasi Anda_



Tahun ini adalah tahun pertama saya duduk dibangku kuliah, masih lekat diingatan saya betapa takutnya saya dengan tim yudisial, menyanyikan salam OPAK yang konyol, dan tugas2 yang tak masuk akal, selang satu bulan kemudian kejutan baru dimulai. Osjur PGMI. Bedengan yang indah dan kakak-kakah senior yang ramah berbeda 360 derajat dari sesi sebelumnya. OPAK. Tak terasa enam bulan sudah berlalu, ingin rasanya kembali ke masa itu, tapi siapa bisa memutar waktu?


Satu bulan lalu boleh jadi adalah awal dari perjuangan terakhir di semester ini. Ujian kelas PGMI, ujian PKPBA, Ujian Ma'had. Dua ujian terakhir khusus untuk mahasiswa yang masih duduk di semester pertama, sedangkan semester atas hanya satu ujian sesuai dengan jurusan mereka masing-masing. Tentu saja tak lebih ringan dari mahasiswa tingkat 1 karena meskipun hanya satu jenis ujian saya yakin mereka lebih pusing dari saya. Karena sudah pasti bobot mata kuliah mereka lebih tinggi dari saya. Bukankah semakin tinngi pohon semakin kencang angin yang menerpanya??


Akhirnya yang saya nanti-nantikan datang juga, apa itu?? IP perdana !!!! Meskipun tidak sempurna namun Alhamdulillah setidaknya saya berhasil menaklukan semester pertama saya di kampus ini. Perasaan di hati campur aduk seperti nasi uduk. Lho.... Sebuah ironi terhampar di depan mata. Satu teman saya bahagia karena IPnya mendekati sempurna, di lain pihak teman saya yang lain menangis, kecewa karena IPnya tak sesuai dengan yang di harapkan bahkan ada beberapa mata kuliah yang harus diulang. Status di beranda sayapun tak jauh beda, ada yang bahagia ada yang meluapkan kekecewaannya dengan berpuisi ria.


IP sebenarnya siapa kamu?? Mengapa kedatanganmu membuat kami tak seperti dulu, kau hadirkan senyum, tawa, tangis dan kecewa di hati para mahasiswa.....berhari- hari saya merenungkan hal ini, tak penting memang toh orang juga tahu kalau IP adalah hasil akhir semester, kenapa harus direnungkan?? menambah beban pikiran saja??? Mungkin itu yang ada dipikiran Anda saat Anda sampai pada paragraf ini.


Minggu, 08 Januari 2012

Akhirnya Aku Bisa Melihatnya.......


05 Januari 2011..............23:23

Semalam aku baru menjejakkan kakiku kembali kesini, ke kamarku. Setelah satu minggu sebelumnya kuhabiskan di rumah saudaraku, Mbak Luluk. Menghabiskan malam tahun baru dengan keluarganya, jalan-jalan, mengasuh dan bermain bersama Zaki, Lia dan Iza, tiga keponakan kecilku yang lucu. Kini aku kemali ke peraduanku. ZONARIZZA yang sesungguhnya.
Tentang rasa.......
Aku baru saja meletakkan tasku, diatas bed, ketika dua teman kamarku Mbak Nova dan Ningrum menutup mata dengan kedua tangannya dan menjerit ketakutan. Ya. Itulah ekspresi yang mereka keluarkan, rupanya malam itu mereka sedang melihat film bergenre hollywood bernuansa kerajaan, entah apa judulnya aku lupa, dan tak mau terlalu menginggatnya. Di film itu kulihat orang-orang memegang pedang berdarah-darah, seorang wanita berbaju seksi khas kerajaan dan wanita lain merintih, meraung karena melahirkan bayinya, bayi yang dilahirkan dengan sangat kasar dan dengan cara yang tak lazim menurut mataku. Ah....aku langsung menyingkir, aku tak terlalu suka melihat film-film jaman dulu, mungkin sejarah asli manusia atau hanya sejarah yang dibuat-buat, aku tak tahu., film-film yang hanya mengedepankan kekuatan otot dan emosi, darah dimana-mana, kilatan pedang, ringkikan kuda....aku tak suka dengan film-film seperti itu.

Senin, 02 Januari 2012

Me dan D'Jour


Pers Jurnalistik. Itulah organisasi ekstrakurikuler pertama yang kuikuti. Di MAN 3 KEDIRI, di sekolah inilah aku mendapatkan segalanya. Aku mendapatkan eksistensi diriku. Dulu saat masih duduk di MTsN Negeri 2 Kediri. Aku hanyalanya siswa yang tak tahu apa itu organisasi. Setelah selesai sekolah aku pulang ke Pondok dan mengikuti kegiatannya. Hanya itu.
Aku punya jiwa jurnalistik yang besar. Aku sangat mencintai dunia ini. Diawal keikutsertaanku aku sangat antusias. Di dunia ini aku punya kakak-kakak yang baik, cerdas dan lucu. Aku punya teman-teman yang selalu kompak dam pengertian satu sama lain. Suka duka organisasi kita pikul  bersama. Disini aku bisa jadi apa yang kumau, aku jadi adik yang baik, aku jadi penyiar yang profesional, aku jadi penulis, aku jadi reporter, bahkan aku sering ikut mendesain mading.Aku pun bisa jadi kakak bagi adik-adik jurnalistku. Semoga mereka tetap baik-baik saja tanpaku, tanpa Fadrik, Helmi, Dewi, Maya, Nurin, Jefri Latif, dan semuanya yang tak mungkin kutulis. Karena kami keluarga besar. Keluarga Besar Pers Jurnalistik MAN 3 Kediri
Kini saat aku menjadi mahasiswa, aku terputus dengan kepenyiaran. Ada Simphoni FM di kampusku, tapi entah, aku tak ikut gabung di radio ini. Bagiku menjadi penyiar tetaplah masuk dalam daftar cita-cita. Tapi mungkin tidak sekarang.
Beberapa hari yang lalu, aku melihat pengumuman di mading kampus, ada open recruitmen untuk Reporter dan Staff Redaksi Suara Akademika. Dalam hatiku ingin rasanya aku mendaftarkan diriku menjadi reporter. Tapi aku sadar, aku tak mungkin mampu menembus batas tantangan seorang jurnalist di dunia mahasiswa. Harus punya fisik yang kuat, kalau aku sering bilang harus bisa mobile kemana-mana. Wara-wiri tanpa henti. Keinginan boleh tinggi tapi harus pula memperhatikan kekuatan diri, bukan????